Bengkulu (AntaraKL) - Pemerintah Kota Bengkulu menggelar Festival Tempo Dulu untuk memperkuat kebudayaan yang kian hari mulai luntur akibat pekembangan zaman modern.

Wakil Wali Kota Bengkulu Patriana Sosialinda, di Bengkulu, Minggu, mengatakan festival tersebut berisikan kegiatan karnaval dengan memakai pakaian adat berbagai suku di Indonesia, dan dilanjutkan dengan pergelaran seni budaya tempo dulu.

"Adat dan budaya sudah mulai pudar di tengah masyarakat, ini salah satu cara kita untuk menanamkannya kembali," kata dia lagi.

Festival tersebut digelar juga untuk membangun sektor pariwisata serta memeriahkan hari jadi Kota Bengkulu yang diperingati pada 17 Maret setiap tahunnya.

Pada 2016 ini, Kota Bengkulu memperingati hari jadi ke 297.

Festival seni budaya tempo dulu tersebut dipusatkan di perkampungan warga Tionghoa atau dikenal dengan China Town. China Town merupakan pusat Kota Bengkulu tempo dulu.

"Sekarang di sini seperti kota mati, kegiatan ini salah satu komitmen Pemkot Bengkulu untuk menghidupkannya kembali," kata Patriana lagi.

China Town sebenarnya merupakan salah destinasi wisata Kota Bengkulu, namun kondisinya saat ini belum layak menjadi salah satu destinasi wisata.

"Kami programkan sejumlah percepatan pembangunan yang diperlukan," kata dia lagi.

Nantinya, perkampungan masyarakat Tionghoa tersebut, menurutnya, akan diproyeksikan seperti Kota Tua Jakarta dan menjadi salah satu destinasi wisata yang diminati turis.

"Tapi harus ada komitmen bersama, kalau tidak pembangunan ini tidak akan berjalan lancar," ujar Patriana.

Kota tua China Town dipadu dengan featival seni budaya tempo dulu, menurut dia, merupakan paket wisata yang sangat menarik.

Pemeritah Kota Bengkulu serius untuk membangun paket wisata tersebut, dan meminta dukungan dan komitmen pengusaha terkait serta masyarakat.


Pewarta : Mempelajari Sejarah
Editor :
Copyright © ANTARA 2024