Mataram (ANTARA) - 20 mahasiswa Universitas Pendidikan Sultan Idris Malaysia, bakal studi banding teater di ajang ONSTAGE 2022 bertemakan "Max Arifin dan Panggung Teater" yang digagas Insomnia Theater Movement di Taman Budaya Nusa Tenggara Barat, Mataram dari 3 sampai 9 Oktober 2022.
Ketua Panitia ONSTAGE 2022, Indra Saputra Lesmana, Senin (29/8) malam, menyebutkan selama di Mataram, mahasiswa tersebut akan studi banding antara kegiatan sastra di negaranya sendiri dengan di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
"Sehingga bisa dikatakan even tersebut sekaligus mempromosikan sastra di Indonesia khususnya di Lombok. Karena itu, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat perlu mendukung kegiatan yang memberikan nama harum Indonesia di antara negara serumpun itu," katanya.
Dalam ajang itu sendiri, akan menampilkan pertunjukkan teater dari sembilan komunitas teater, yakni, SFNLabs Mataram, Mime In Lombok, Kampoeng Baca Pelangi Lombok Barat, Teater Tastura Lombok Tengah, Sanggar Anak Gunung Lombok Utara, Teater 16 Lombok Timur, Teater Putih FKIP Universitas Mataram, HIMA Sentanu UNU NTB dan Teater Cassanova Bandung.
Kemudian dihadirkan pula kegiatan workshop teater dengan narasumber Drs Agus Setiawan MSn, Ketua Jurusan Teater Institut Seni Budaya Indonesia
(Bandung) Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung dan Dr Tony Supartono M Sn Pegiat teater sekaligus dosen Teater di ISBI Bandung.
Diskusi dengan narasumber Kongso Sukoco (Sutradara Bengkel Aktor Mataram dan Asisten Sutradara Max Arifin), Abdul Malik (Pendiri Banyumili sebagai salah satu media yang banyak menulis tentang Max Arifin, asal Jawa Timur) dan Halim HD (Penulis, Networkier kebudayaan asal Banten Jawa Barat).
ONSTAGE 2022 juga akan memberikan penganugrahan kepada Max Arifin. Salah satu tokoh teater yang banyak berkontribusi terhadap perkembangan teater terutama di daerah NTB dan Jawa Timur. Max Arifin banyak menulis naskah dan juga menerjemahkan buku-buku, seperti Balada Putri Mandalika, Balada Sahdi sahdia, Badai Sepanjang Malam, menterjemahkan The Rebel karya Albert Camus, The Shifting Point karya Peter Brook, Menuju Teater Miskin oleh Jerzy Grotowski, dan banyak lagi lainnya.
Kongso Sukoco, salah Satu pelaku teater yang kiprahnya sudah setengah dari hidupnya didedikasikan untuk kesenian. Beliau ada dimanapun sanggar/kelompok teater, spesialisnya Penyutradaraan, serta Komunitas Penampil ONSTAGE 2022.
"Sebagai salah satu bentuk penghargaan kami terhadap dedikasi para pelaku teater NTB yang telah banyak berkorban tenaga, pikiran dan waktu untuk kemajuan kesenian di Nusa Tenggara Barat khususnya seni teater.
Ia menjelaskan tujuan digelarnya kegiatan itu, yakni, mengimplementasikan pendukungan terhadap upaya pemajuan kebudayaan dan menyediakan ruang dan mendorong ekspresi, interaksi budaya untuk memperkuat kebudayaan nasional.
"Memunculkan ikon budaya dalam bidang teater di provinsi Nusa Tenggara Barat, serta mendokumentasikan perjalan dan karya-karya Max Arifin dalam kehidupan
masyarakat Nusa Tenggara Barat," katanya.
Ketua Panitia ONSTAGE 2022, Indra Saputra Lesmana, Senin (29/8) malam, menyebutkan selama di Mataram, mahasiswa tersebut akan studi banding antara kegiatan sastra di negaranya sendiri dengan di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
"Sehingga bisa dikatakan even tersebut sekaligus mempromosikan sastra di Indonesia khususnya di Lombok. Karena itu, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat perlu mendukung kegiatan yang memberikan nama harum Indonesia di antara negara serumpun itu," katanya.
Dalam ajang itu sendiri, akan menampilkan pertunjukkan teater dari sembilan komunitas teater, yakni, SFNLabs Mataram, Mime In Lombok, Kampoeng Baca Pelangi Lombok Barat, Teater Tastura Lombok Tengah, Sanggar Anak Gunung Lombok Utara, Teater 16 Lombok Timur, Teater Putih FKIP Universitas Mataram, HIMA Sentanu UNU NTB dan Teater Cassanova Bandung.
Kemudian dihadirkan pula kegiatan workshop teater dengan narasumber Drs Agus Setiawan MSn, Ketua Jurusan Teater Institut Seni Budaya Indonesia
(Bandung) Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung dan Dr Tony Supartono M Sn Pegiat teater sekaligus dosen Teater di ISBI Bandung.
Diskusi dengan narasumber Kongso Sukoco (Sutradara Bengkel Aktor Mataram dan Asisten Sutradara Max Arifin), Abdul Malik (Pendiri Banyumili sebagai salah satu media yang banyak menulis tentang Max Arifin, asal Jawa Timur) dan Halim HD (Penulis, Networkier kebudayaan asal Banten Jawa Barat).
ONSTAGE 2022 juga akan memberikan penganugrahan kepada Max Arifin. Salah satu tokoh teater yang banyak berkontribusi terhadap perkembangan teater terutama di daerah NTB dan Jawa Timur. Max Arifin banyak menulis naskah dan juga menerjemahkan buku-buku, seperti Balada Putri Mandalika, Balada Sahdi sahdia, Badai Sepanjang Malam, menterjemahkan The Rebel karya Albert Camus, The Shifting Point karya Peter Brook, Menuju Teater Miskin oleh Jerzy Grotowski, dan banyak lagi lainnya.
Kongso Sukoco, salah Satu pelaku teater yang kiprahnya sudah setengah dari hidupnya didedikasikan untuk kesenian. Beliau ada dimanapun sanggar/kelompok teater, spesialisnya Penyutradaraan, serta Komunitas Penampil ONSTAGE 2022.
"Sebagai salah satu bentuk penghargaan kami terhadap dedikasi para pelaku teater NTB yang telah banyak berkorban tenaga, pikiran dan waktu untuk kemajuan kesenian di Nusa Tenggara Barat khususnya seni teater.
Ia menjelaskan tujuan digelarnya kegiatan itu, yakni, mengimplementasikan pendukungan terhadap upaya pemajuan kebudayaan dan menyediakan ruang dan mendorong ekspresi, interaksi budaya untuk memperkuat kebudayaan nasional.
"Memunculkan ikon budaya dalam bidang teater di provinsi Nusa Tenggara Barat, serta mendokumentasikan perjalan dan karya-karya Max Arifin dalam kehidupan
masyarakat Nusa Tenggara Barat," katanya.