Balikpapan (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Balikpapan mendeteksi adanya penurunan signifikan jumlah titik panas di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) dalam dua hari, dari 307 titik pada Jumat, 13 Oktober menjadi 29 titik pada Sabtu, 14 Oktober.
"Sebanyak 29 titik panas tersebut terpantau sepanjang Sabtu kemarin mulai pukul 01.00 hingga 24.00 WITA," ujar Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman - Sepinggan BMKG Stasiun Balikpapan, Diyan Novrida di Balikpapan, Ahad.
Titik panas merupakan indikator kebakaran hutan atau lahan (karhutla) yang terdeteksi dari suatu lokasi, yakni dengan suhu relatif tinggi dibandingkan dengan suhu di sekitarnya.
Ia mengimbau agar semua pihak saling menjaga dan waspada, seperti tidak membuang puntung rokok sembarangan, kemudian tidak melakukan pembakaran saat mengelola lahan agar tidak terjadi karhutla.
Sebaran titik panas tersebut telah diinformasikan ke pihak terkait, termasuk ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) baik di tingkat provinsi maupun kabupaten agar mendapat penanganan lebih lanjut.
Pada Jumat yang terdeteksi 307 titik panas itu tersebar pada tujuh kabupaten/kota, yakni di Kota Balikpapan terdapat tujuh titik, Kabupaten Paser 73 titik, Penajam Paser Utara 16, Kutai Barat 54 titik, Kutai Timur 64 titik, Kutai Kartanegara 86 titik, dan Kabupaten Berau tujuh titik.
Sedangkan 29 titik panas yang terpantau, sepanjang Sabtu (14/10), juga tersebar pada tujuh kabupaten/kota, yakni di Kota Balikpapan satu titik, Kabupaten Paser 12, Penajam Paser Utara dua, Kutai Barat tujuh, Kutai Timur lima, Kutai Kartanegara satu, dan Kabupaten Berau juga satu titik panas.
"Rinciannya antara lain di Kabupaten Kutai Barat yang terdeteksi tujuh titik panas, tersebar pada lima kecamatan yakni Kecamatan Damai tiga, Dilangputi, Jempang, Muara Pahu, dan Kecamatan Siluq Ngurai masing-masing terpantau satu titik panas," kata Diyan.*
"Sebanyak 29 titik panas tersebut terpantau sepanjang Sabtu kemarin mulai pukul 01.00 hingga 24.00 WITA," ujar Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman - Sepinggan BMKG Stasiun Balikpapan, Diyan Novrida di Balikpapan, Ahad.
Titik panas merupakan indikator kebakaran hutan atau lahan (karhutla) yang terdeteksi dari suatu lokasi, yakni dengan suhu relatif tinggi dibandingkan dengan suhu di sekitarnya.
Ia mengimbau agar semua pihak saling menjaga dan waspada, seperti tidak membuang puntung rokok sembarangan, kemudian tidak melakukan pembakaran saat mengelola lahan agar tidak terjadi karhutla.
Sebaran titik panas tersebut telah diinformasikan ke pihak terkait, termasuk ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) baik di tingkat provinsi maupun kabupaten agar mendapat penanganan lebih lanjut.
Pada Jumat yang terdeteksi 307 titik panas itu tersebar pada tujuh kabupaten/kota, yakni di Kota Balikpapan terdapat tujuh titik, Kabupaten Paser 73 titik, Penajam Paser Utara 16, Kutai Barat 54 titik, Kutai Timur 64 titik, Kutai Kartanegara 86 titik, dan Kabupaten Berau tujuh titik.
Sedangkan 29 titik panas yang terpantau, sepanjang Sabtu (14/10), juga tersebar pada tujuh kabupaten/kota, yakni di Kota Balikpapan satu titik, Kabupaten Paser 12, Penajam Paser Utara dua, Kutai Barat tujuh, Kutai Timur lima, Kutai Kartanegara satu, dan Kabupaten Berau juga satu titik panas.
"Rinciannya antara lain di Kabupaten Kutai Barat yang terdeteksi tujuh titik panas, tersebar pada lima kecamatan yakni Kecamatan Damai tiga, Dilangputi, Jempang, Muara Pahu, dan Kecamatan Siluq Ngurai masing-masing terpantau satu titik panas," kata Diyan.*