Banyuwangi (AntaraKL) - Kabupaten Banyuwangi untuk tahun kedua menggelar Jazz Ijen Banyuwangi dan kali ini dilaksanakan sekaligus untuk menggalang dana kemanusiaan bagi warga di sekitar kawasan Kawah Ijen.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi M. Yanuar Bramuda di Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat menjelaskan Jazz Ijen Banyuwangi akan digelar pada Sabtu (22/8) di area perkebunan Tamansari, Desa Jambu, Kecamatan Licin, tidak jauh dari kaki Gunung Ijen.

"Pada pagi hari sebelum acara dimulai, kegiatan ini diawali dengan pemeriksaan kesehatan, donor darah, pembagian sembako, serta pengobatan gratis bagi warga sekitar. Tentu saja juga diperuntukkan bagi para penambang belerang yang sehari-hari beraktivitaas di Gunung Ijen," katanya.

Ia menjelaskan kegiatan di wilayah berjuluk The Sunrise of Java tersebut juga dimaksudkan untuk semakin memperkenalkan pariwisata Banyuwangi, khususnya Kawah Ijen yang merupakan tujuan wisata unggulan daerah tersebut.

"Ajang ini memang sengaja digelar di kawasan Ijen karena tujuannya untuk meningkatkan pengenalan publik terhadap wisata Banyuwangi dengan tetap menjunjung tinggi kearifan lokal. Selain itu, acara ini juga diisi dengan penggalangan dana untuk aksi kemanusiaan," ujar Bramuda.

Menurut dia, sudah banyak pihak yang mensponsori aksi kemanusiaan ini. Meskipun demikian saat acara berlangsung juga dilakukan penggalangan dana yang hasilnya akan diumumkan terbuka.

Bramuda mengatakan, acara semacam ini juga merupakan salah satu bentuk aktivitas pariwisata, yaitu konsep pengembangan pariwisata berbasis kegiatan. Banyuwangi sengaja mengusung konsep itu karena dinilai lebih cepat dalam mendorong kunjungan wisatawan.

"Pariwisata event bisa memperpanjang siklus destinasi, sehingga wisatawan lebih lama tinggal di Banyuwangi, dan otomatis juga belanja uangnya bertambah. Misalnya, setelah mendaki Gunung Ijen melihat Jazz Ijen, atau sebaliknya," ujarnya.

Berbeda dengan tahun lalu yang dihelat tepat di kaki Kawah Ijen, Jazz Ijen kali ini bakal dilaksanakan di daerah Perkebunan Tamansari. Selain lebih dekat lokasinya dari tengah Kota Banyuwangi, pemandangannya juga lebih beragam.

"Dari kawasan perkebunan di sekitar Tamansari, penonton bisa melihat Selat Bali dan gemerlap Kota Banyuwangi saat malam hari dari atas, jadi bisa dipastikan lebih seru. Jazz Ijen tahun ini menghadirkan paduan antara view lampu kota, Selat Bali, dan nuansa perkebunan serta pergunungan," kata Bramuda.

Dia menambahkan, Jazz Ijen bakal menghadirkan sejumlah musisi terkemuka, seperti penyanyi kawakan Andre Hehanusa, Kerispatih, dan sejumlah kelompok musik etnik lokal, seperti LaLare Orkestra, yang seluruh personelnya adalah anak-anak Banyuwangi.

"Acara dimulai sore hari sekitar pukul 15.00-20.00 WIB. Selain itu, sebelum acara akan digelar acara bersalawat dengan paduan jazz dan musik etnik lokal," ujar Bramuda.

Sembari menikmati para musisi dan pemandangan yang indah, para penonton dan wisatawan juga bisa menikmati kopi atau jajanan khas Banyuwangi yang sengaja disediakan di sejumlah stand di areal tersebut. Selain itu, ada produk industri kreatif Banyuwangi yang dijajakan oleh pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

(Fitri Supratiwi)


Pewarta : (Fitri Supratiwi
Editor :
Copyright © ANTARA 2024