Kuala Lumpur, (AntaraKL) - Nilai ringgit sejak akhir 2017 berbanding dolar Amerika Serikat hanya menurun sebanyak 2,2 persen sampai 11 September 2018 sehingga merupakan prestasi yang jauh lebih baik dibanding negara-negara lain.

Menteri Keuangan Malaysia, Lim Guan Eng mengemukakan hal itu di Putrajaya, Kamis, menanggapi pernyataan mantan Perdana Menteri Najib Razak dalam posting Facebook-nya (12/9) yang mengkritik nilai mata uang ringgit tidak meningkat seiring dengan kenaikan harga minyak mentah dunia.

"Nilai ringgit tidak hanya ditentukan semata-mata oleh harga minyak mentah dunia. Beliau tidak melihat faktor lain seperti kemelut keuangan negara-negara maju dan ketidakmenentuan ekonomi dunia akibat perang dagang antara Amerika Serikat dengan China," katanya.

Walau bagaimanapun, ujar dia, Najib Razak gagal memahami fakta bahwa mata uang ringgit Malaysia telah menunjukkan prestasi amat baik di antara mata uang utama dunia.

"Nilai ringgit sekarang adalah prestasi yang jauh lebih baik dibanding negara-negara lain seperti dolar Australia, rupiah Indonesia, yuan China, won Korea Selatan dan dolar Singapura masing-masing telah melemah sebanyak 9,9 persen, 9,8 persen, 5,6 persen, 5,7 persen dan 3,0 persen dalam tempo yang sama dibanding dolar Amerika Serikat," katanya.

Dia mengatakan dengan memberi perbandingan dengan yang lain secara lebih menyeluruh membuktikan bahwa ringgit adalah mata uang paling tidak berdampak pada 2018 hingga 11 September 2018.

Perubahan mata wang dunia berbanding dolar AS mulai 1 Januari hingga 11 September 2018 adalah Argentina 98,8 persen, Turki 69,3 persen, Australia 9,9 persen, Indonesia 9,8 persen, Korea Selatan 5,7 persen, China 5,6 persen, Inggris 3,9 persen, Taiwan 3,8 persen, Eropa 3,6 persen, Singapura 3,0 persen, Thailand 3,0 persen, Malaysia 2,2 persen, Jepang -1,0 persen.

"Kekuatan relatif ringgit Malaysia berbanding dengan kebanyakan mata wang utama dunia menunjukkan betapa ramai investor lokal dan internasional yakin terhadap Malaysia, sungguhpun terjadi perubahan pemerintahan yang menggantikan Dato Seri Najib dengan Tun Dr Mahathir Mohamad sebagai Perdana Menteri Malaysia," katanya.

Dia mengatakan Pemerintah Pakatan Harapan yakin kedudukan nilai mata uang ringgit hanya akan bertambah baik setelah masalah-masalah hutang dan skandal-skandal Barisan Nasional seperti 1MDB diselesaikan.

 

Pewarta : Agus Setiawan
Editor : Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2024