Denpasar (ANTARA) - Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan berpandangan "godaan" politik sering kali menyebabkan para pengusaha harus menerima kemerosotan atau kegagalan dalam mengembangkan bisnis mereka.
"Pengusaha yang gagal itu sering karena godaan politik, ingin cepat-cepat jadi calon ataupun tergoda ingin menjadi tim sukses," kata Dahlan Iskan saat menjadi narasumber dalam acara Muhammadiyah International Business Forum, di Denpasar, Bali, Selasa.
Apalagi, kata Dahlan Iskan, kalau ingin jadi caleg namun masih tetap mencari sponsor. Oleh karena itu, lanjut dia, lebih baik pengusaha fokus untuk mengembangkan bisnis saja.
"Berbisnis itu harus fokus, jangan gampang terpengaruh, ber-tauhidlah di bidang usaha yang dijalani," ucap mantan CEO Surat Kabar Jawa Pos itu.
Dahlan Iskan mengharapkan bagi insan atau kader Muhammadiyah yang sudah sukses di bisnis masing-masing untuk lebih fokus mengembangkan usahanya. "Bolehlah terjun ke politik, tetapi 25 tahun lagi," selorohnya.
Mantan Dirut PLN itu menambahkan persoalan lain yang kerap dihadapi pengusaha di sisi penagihan utang dari para mitra yang diajak bekerja sama. "Kalau memang yang meminjam itu nggak punya uang, tagihlah dengan barang. Memang cara yang dilakukan untuk menagih kepada masing-masing pihak itu berbeda-beda. Tentu tidak hanya cukup dengan berdoa saja," ucap Dahlan Iskan.
Dalam kesempatan itu, Dahlan juga mendapatkan pertanyaan dari kader Muhammadiyah soal kesibukannya belakangan ini bolak-balik Amerika Serikat maupun China.
"Saya merintis sesuatu di Amerika, tetapi belum bisa saya ceritakan karena belum sukses. Untuk kelas bisnis di Singapura saja, banyak pengusaha dari Amerika yang gagal. Jadi, daripada saya menganggur, lebih baik saya merintis," ujar Dahlan Iskan berseloroh.
Selain itu, Dahlan juga mengutarakan bahwa China sangat berhasil dari sisi bisnis karena memang ilmu pengetahuan mendapatkan tempat yang luar biasa, berbagai riset dibiayai sangat besar oleh negara maupun perusahaan-perusahaan besar.
Ketika ditanya, maukah Dahlan Iskan menjadi pengurus Muhammadiyah, dia secara tegas menolak. "Saya tidak mau jadi pengurus Muhammadiyah, karena yang aktivis dari bawah itu sudah sangat banyak dan harus diberikan kesempatan. Tidak boleh yang tua-tua mengalahkan anak muda," kata pria yang mengaku tahun depan akan berusia 70 tahun.
Selain Dahlan Iskan, forum bisnis Muhammadiyah itu juga menghadirkan pembicara Nurhayati Subakat (owner Wardah Kosmestik) dan Kosmian Pudjiadi (owner Jayakarta/Marbela Group).
Nurhayati berbagi tips sukses usahanya yang salah satu caranyamerangkul generasi milenial. Sekitar 80 persen pekerja yang menjalankan bisnisnya merupakan dari kalangan generasi milenial.
"Kunci kesuksesan kami selain kolaborasi anggota keluarga, juga karena SDM. Saya pun tidak tergoda menjual saham karena dana yang kami miliki cukup dan omzet juga naik terus," kata wanita peraih gelar Doktor Kehormatan (Honoris Causa) dari Institut Teknologi Bandung itu.
"Pengusaha yang gagal itu sering karena godaan politik, ingin cepat-cepat jadi calon ataupun tergoda ingin menjadi tim sukses," kata Dahlan Iskan saat menjadi narasumber dalam acara Muhammadiyah International Business Forum, di Denpasar, Bali, Selasa.
Apalagi, kata Dahlan Iskan, kalau ingin jadi caleg namun masih tetap mencari sponsor. Oleh karena itu, lanjut dia, lebih baik pengusaha fokus untuk mengembangkan bisnis saja.
"Berbisnis itu harus fokus, jangan gampang terpengaruh, ber-tauhidlah di bidang usaha yang dijalani," ucap mantan CEO Surat Kabar Jawa Pos itu.
Dahlan Iskan mengharapkan bagi insan atau kader Muhammadiyah yang sudah sukses di bisnis masing-masing untuk lebih fokus mengembangkan usahanya. "Bolehlah terjun ke politik, tetapi 25 tahun lagi," selorohnya.
Mantan Dirut PLN itu menambahkan persoalan lain yang kerap dihadapi pengusaha di sisi penagihan utang dari para mitra yang diajak bekerja sama. "Kalau memang yang meminjam itu nggak punya uang, tagihlah dengan barang. Memang cara yang dilakukan untuk menagih kepada masing-masing pihak itu berbeda-beda. Tentu tidak hanya cukup dengan berdoa saja," ucap Dahlan Iskan.
Dalam kesempatan itu, Dahlan juga mendapatkan pertanyaan dari kader Muhammadiyah soal kesibukannya belakangan ini bolak-balik Amerika Serikat maupun China.
"Saya merintis sesuatu di Amerika, tetapi belum bisa saya ceritakan karena belum sukses. Untuk kelas bisnis di Singapura saja, banyak pengusaha dari Amerika yang gagal. Jadi, daripada saya menganggur, lebih baik saya merintis," ujar Dahlan Iskan berseloroh.
Selain itu, Dahlan juga mengutarakan bahwa China sangat berhasil dari sisi bisnis karena memang ilmu pengetahuan mendapatkan tempat yang luar biasa, berbagai riset dibiayai sangat besar oleh negara maupun perusahaan-perusahaan besar.
Ketika ditanya, maukah Dahlan Iskan menjadi pengurus Muhammadiyah, dia secara tegas menolak. "Saya tidak mau jadi pengurus Muhammadiyah, karena yang aktivis dari bawah itu sudah sangat banyak dan harus diberikan kesempatan. Tidak boleh yang tua-tua mengalahkan anak muda," kata pria yang mengaku tahun depan akan berusia 70 tahun.
Selain Dahlan Iskan, forum bisnis Muhammadiyah itu juga menghadirkan pembicara Nurhayati Subakat (owner Wardah Kosmestik) dan Kosmian Pudjiadi (owner Jayakarta/Marbela Group).
Nurhayati berbagi tips sukses usahanya yang salah satu caranyamerangkul generasi milenial. Sekitar 80 persen pekerja yang menjalankan bisnisnya merupakan dari kalangan generasi milenial.
"Kunci kesuksesan kami selain kolaborasi anggota keluarga, juga karena SDM. Saya pun tidak tergoda menjual saham karena dana yang kami miliki cukup dan omzet juga naik terus," kata wanita peraih gelar Doktor Kehormatan (Honoris Causa) dari Institut Teknologi Bandung itu.