Jakarta (ANTARA) - Brand Indonesia Buttonscarves untuk pertama kalinya memperluas jangkauan ke negeri jiran demi merengkuh konsumen di luar Indonesia.
Buttonscarves meresmikan toko internasional pertama di Avenue K Mall, Kuala Lumpur, Malaysia yang mulai beroperasi sejak akhir Juli 2020.
"Ini adalah toko ke-18 kami, toko pertama di Malaysia. Toko ke-19 dan ke-20 rencananya akan dibuka di Malaysia dan Indonesia," kata Linda Anggrea, Creative Director Buttonscarves, dalam konferensi pers virtual, Jumat.
Di tengah pandemi COVID-19, jumlah pengunjung pusat perbelanjaan di Kuala Lumpur juga masih belum normal, sekitar 20 persen dari biasanya.
Kendati demikian, Linda menuturkan pandemi tidak melunturkan antusiasme konsumen setia Buttonscarves di Malaysia yang menantikan hadirnya toko fisik di sana.
"Hari pertama buka, traffic tetap ada. Harapannya, kalau pandemi berakhir, crowd semakin bagus."
Protokol kesehatan diterapkan di sana, termasuk pembatasan jumlah pengunjung, pemindaian barcode untuk merekam kunjungan, pengukuran suhu tubuh dan menyediakan hand sanitizer, serta wajib memakai masker.
Produk yang disediakan di dalam toko seluas 1000 meter persegi ini menyasar selera konsumen Malaysia yang gaya kerudung favoritnya sedikit berbeda dari Indonesia.
Buttonscarves Malaysia menyediakan lebih banyak produk pashmina dan kerudung berbahan satin yang terkesan elegan, serta aksesoris.
Produk tersebut tak terlalu banyak dijual di toko-toko Indonesia karena kerudung segi empat dan berbahan katun lebih diminati di Tanah Air.
"Di Malaysia, proporsi pashmina ditambah, lebih dari 50 persen. Kalau di Indonesia, 80-90 persen kerudung segiempat, di Malaysia, di atas 50 persen (produk yang dijual) pashmina," jelas Linda.
Toko Buttonscarves di Kuala Lumpur, Malaysia (HO/Buttonscarves)
Nantinya, akan ada produk-produk ekslusif yang hanya bisa ditemui di toko Malaysia.
Pada akhir 2020, Buttonscarves akan membuka toko baru di Setia City Mall, Malaysia.
Pada April lalu, Buttonscarves mengandeng artis asal Malaysia Elfira Loy untuk merilis koleksi "The Maharani Series", koleksi scarves eksklusif untuk bulan Puasa.
Dia menambahkan, akan ada lagi kolaborasi antara Buttonscarves dengan pesohor Malaysia.
Ke depannya, Linda berharap bisa menyapa konsumen di Singapura, pasar yang menjanjikan untuk Buttonscarves.
"Pengin banget di Singapura karena komunitas muslim cukup besar dan daya beli bagus sekali," kata dia.
Linda merintis brand Buttonscarves karena ia awalnya merasa kesulitan menemukan scarf yang cocok sekaligus bisa merepresentasikan dirinya.
Dia memutuskan untuk membuat scarf sesuai seleranya yang punya ciri khas motif bunga dan water colour.
Brand ini sudah merambah ke pasar Asia Tenggara seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darusallam hingga sempat bertandang ke negara Paman Sam.
Toko offline pertama Buttonscarves dibuka di FX Sudirman, Jakarta, pada 2018.
Buttonscarves meresmikan toko internasional pertama di Avenue K Mall, Kuala Lumpur, Malaysia yang mulai beroperasi sejak akhir Juli 2020.
"Ini adalah toko ke-18 kami, toko pertama di Malaysia. Toko ke-19 dan ke-20 rencananya akan dibuka di Malaysia dan Indonesia," kata Linda Anggrea, Creative Director Buttonscarves, dalam konferensi pers virtual, Jumat.
Di tengah pandemi COVID-19, jumlah pengunjung pusat perbelanjaan di Kuala Lumpur juga masih belum normal, sekitar 20 persen dari biasanya.
Kendati demikian, Linda menuturkan pandemi tidak melunturkan antusiasme konsumen setia Buttonscarves di Malaysia yang menantikan hadirnya toko fisik di sana.
"Hari pertama buka, traffic tetap ada. Harapannya, kalau pandemi berakhir, crowd semakin bagus."
Protokol kesehatan diterapkan di sana, termasuk pembatasan jumlah pengunjung, pemindaian barcode untuk merekam kunjungan, pengukuran suhu tubuh dan menyediakan hand sanitizer, serta wajib memakai masker.
Produk yang disediakan di dalam toko seluas 1000 meter persegi ini menyasar selera konsumen Malaysia yang gaya kerudung favoritnya sedikit berbeda dari Indonesia.
Buttonscarves Malaysia menyediakan lebih banyak produk pashmina dan kerudung berbahan satin yang terkesan elegan, serta aksesoris.
Produk tersebut tak terlalu banyak dijual di toko-toko Indonesia karena kerudung segi empat dan berbahan katun lebih diminati di Tanah Air.
"Di Malaysia, proporsi pashmina ditambah, lebih dari 50 persen. Kalau di Indonesia, 80-90 persen kerudung segiempat, di Malaysia, di atas 50 persen (produk yang dijual) pashmina," jelas Linda.
Nantinya, akan ada produk-produk ekslusif yang hanya bisa ditemui di toko Malaysia.
Pada akhir 2020, Buttonscarves akan membuka toko baru di Setia City Mall, Malaysia.
Pada April lalu, Buttonscarves mengandeng artis asal Malaysia Elfira Loy untuk merilis koleksi "The Maharani Series", koleksi scarves eksklusif untuk bulan Puasa.
Dia menambahkan, akan ada lagi kolaborasi antara Buttonscarves dengan pesohor Malaysia.
Ke depannya, Linda berharap bisa menyapa konsumen di Singapura, pasar yang menjanjikan untuk Buttonscarves.
"Pengin banget di Singapura karena komunitas muslim cukup besar dan daya beli bagus sekali," kata dia.
Linda merintis brand Buttonscarves karena ia awalnya merasa kesulitan menemukan scarf yang cocok sekaligus bisa merepresentasikan dirinya.
Dia memutuskan untuk membuat scarf sesuai seleranya yang punya ciri khas motif bunga dan water colour.
Brand ini sudah merambah ke pasar Asia Tenggara seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darusallam hingga sempat bertandang ke negara Paman Sam.
Toko offline pertama Buttonscarves dibuka di FX Sudirman, Jakarta, pada 2018.