Kuala Lumpur (ANTARA) - Malaysia dijadwalkan menerima gelombang pertama pengiriman vaksin COVID-19 buatan Pfizer Inc dan BioNTech pada 26 Februari 2021, kata seorang pejabat senior, sebagaimana dikutip dari kantor berita resmi Bernama, Senin.
Pemerintah Malaysia pada November 2020 mengumumkan pihaknya setuju membeli 12,8 juta dosis vaksin COVID-19, yang dibuat oleh perusahaan asal AS Pfizer Inc dan mitranya dari Jerman, BioNTech.
Lewat kontrak pembelian itu, Pfizer akan mengirim gelombang pertama vaksin sebanyak satu juta dosis ke Malaysia pada kuartal I 2021. Usai pengiriman pertama, Pfizer akan mengirim paket lainnya sebanyak 1,7 juta dosis; 5,8 juta dosis; dan 4,3 juta dosis pada kuartal berikutnya.
Setibanya di Malaysia, vaksin itu akan disalurkan ke daerah-daerah di Malaysia dalam waktu 1-2 minggu, kata Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia, Noor Hisham Abdullah, sebagaimana dikutip oleh Bernama.
Malaysia pada Januari 2021 juga meneken kontrak pembelian kedua dengan Pfizer untuk pembelian 12,2 juta dosis vaksin tambahan.
Otoritas di Malaysia juga menandatangani perjanjian pembelian 18,4 juta dosis vaksin COVID-19 buatan Gamaleya Research Institue Rusia dan Sinovac Biotech dari China.
Dalam beberapa minggu terakhir, Malaysia menghadapi lonjakan kasus positif COVID-19. Jumlah pasien positif di Malaysia per Minggu (31/1) melewati angka 200.000 orang dan 760 di antaranya meninggal dunia.
Sumber: Reuters
Pemerintah Malaysia pada November 2020 mengumumkan pihaknya setuju membeli 12,8 juta dosis vaksin COVID-19, yang dibuat oleh perusahaan asal AS Pfizer Inc dan mitranya dari Jerman, BioNTech.
Lewat kontrak pembelian itu, Pfizer akan mengirim gelombang pertama vaksin sebanyak satu juta dosis ke Malaysia pada kuartal I 2021. Usai pengiriman pertama, Pfizer akan mengirim paket lainnya sebanyak 1,7 juta dosis; 5,8 juta dosis; dan 4,3 juta dosis pada kuartal berikutnya.
Setibanya di Malaysia, vaksin itu akan disalurkan ke daerah-daerah di Malaysia dalam waktu 1-2 minggu, kata Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia, Noor Hisham Abdullah, sebagaimana dikutip oleh Bernama.
Malaysia pada Januari 2021 juga meneken kontrak pembelian kedua dengan Pfizer untuk pembelian 12,2 juta dosis vaksin tambahan.
Otoritas di Malaysia juga menandatangani perjanjian pembelian 18,4 juta dosis vaksin COVID-19 buatan Gamaleya Research Institue Rusia dan Sinovac Biotech dari China.
Dalam beberapa minggu terakhir, Malaysia menghadapi lonjakan kasus positif COVID-19. Jumlah pasien positif di Malaysia per Minggu (31/1) melewati angka 200.000 orang dan 760 di antaranya meninggal dunia.
Sumber: Reuters