Jakarta (ANTARA) - Menyambut perilisan serial animasi "Star Wars: The Bad Batch" yang tayang di layanan streaming Disney+ Hotstar pada hari ini (Selasa, 4/5), ANTARA berkesempatan berbincang bersama para kreator di baliknya.
Head Writer & Executive Producer Jennifer Corbett mengatakan bahwa serial ini berfokus pada "The Bad Batch" -- yang sebelumnya sudah diperkenalkan di "Star Wars: The Clone Wars". Menurut Corbett, geng ini memiliki jumlah penggemar yang banyak, dengan cerita yang bisa dieksplor lebih jauh.
"Kami mengikuti cerita akhir dari 'The Clone Wars', dan jelas bahwa 'bad batch' ini merupakan favorit fans dari cerita itu ketika serialnya tayang di 2015. Jadi, karena fans menyukainya, muncul ide untuk membuat squad ini punya acaranya sendiri. Rasanya menyenangkan sekali karena nantinya kita bisa mengangkat petualangan apa lagi yang bisa mereka jalani dan mengeksplor post-'Clone Wars'," kata Corbett.
Ini merupakan kali kedua Corbett bekerja sama dengan kreator veteran serial "Star Wars" Dave Filoni. Corbett menggambarkan sosok Filoni seperti layaknya Master Yoda yang mengenal seluk-beluk dunia dan galaksi "Star Wars".
"Dave seperti Master Yoda, dia seperti mentor untuk Brad (Rau) dan saya. Dia sangat terlibat di semua prosesnya mulai dari cerita awal, sampai pascaproduksi," kata Corbett.
"Karena kita mencoba untuk menceritakan kisah ini, membangun karakter, dan juga membuatnya 'sejujur' mungkin dari akar 'Star Wars', rasanya tidak ada yang lebih memahaminya selain Dave. Dia adalah sosok yang baik dan sangat bersyukur bagi kami untuk belajar dan bekerja bersamanya," imbuhnya.
Di sisi lain, Supervising Director & Executive Producer Brad Rau membagi kesannya saat bekerja untuk proyek animasi ini. Ketika ditanya mengenai alasan untuk membawa "Bad Batch" ke dalam bentuk animasi, Rau mengatakan animasi merupakan media yang paling cocok untuk menggambarkan segala aksi dan emosi secara megah.
"Satu hal yang sangat menyenangkan dari proyek animasi 'Star Wars' adalah bagaimana kita bisa membuat action-nya lebih masif dan besar. Dan karena itu semua animasi, jadi kita bisa melakukan 'apa pun yang ingin kita lakukan'," ujar Rau sembari tertawa.
"Teknologi juga semakin canggih sekarang, dan ketika kita membawanya bersama emosi dan aksi di galaksi 'Star Wars' yang gila ini, rasanya animasi menjadi media yang bagus untuk menyatukan semua itu, dan kita sangat bersenang-senang ketika membuatnya," imbuhnya.
Meski ia senang mengerjakan proyek ini, Rau tak menyangkal bahwa pandemi COVID-19 juga turut mempengaruhi proyek animasi tersebut. Adanya pandemi membuat produksi pengerjaan animasi memakan waktu lebih lama daripada biasanya. Proses praproduksi seperti pertemuan dengan kru dan pengisi suara pun harus dilangsungkan melalui telekonferensi.
"Pandemi menjadi tantangan besar. Jika disederhanakan (dalam kalimat), (prosesnya) memakan waktu lebih lama bagi kami. Mulai dari conference meeting, lalu proses animasinya, semuanya memakan banyak waktu," ungkap Rau.
"Namun, ketika bicara soal 'Bad Batch', semua kru sangat berdedikasi melakukan proyek ini, dan itu menjadi hal yang menyenangkan dan membuat kami bertahan dan terus maju," ujarnya melanjutkan.
Menutup sesi wawancara, Rau dan Corbett memberikan semangat bagi para animator dan kreator film di Indonesia. "Terus lakukan apa yang kamu cintai. Apa yang kita butuhkan di industri televisi dan film adalah lebih banyak suara dan perspektif baru. Lebih banyak, pasti lebih menyenangkan!" pungkas Corbett.
Head Writer & Executive Producer Jennifer Corbett mengatakan bahwa serial ini berfokus pada "The Bad Batch" -- yang sebelumnya sudah diperkenalkan di "Star Wars: The Clone Wars". Menurut Corbett, geng ini memiliki jumlah penggemar yang banyak, dengan cerita yang bisa dieksplor lebih jauh.
"Kami mengikuti cerita akhir dari 'The Clone Wars', dan jelas bahwa 'bad batch' ini merupakan favorit fans dari cerita itu ketika serialnya tayang di 2015. Jadi, karena fans menyukainya, muncul ide untuk membuat squad ini punya acaranya sendiri. Rasanya menyenangkan sekali karena nantinya kita bisa mengangkat petualangan apa lagi yang bisa mereka jalani dan mengeksplor post-'Clone Wars'," kata Corbett.
Ini merupakan kali kedua Corbett bekerja sama dengan kreator veteran serial "Star Wars" Dave Filoni. Corbett menggambarkan sosok Filoni seperti layaknya Master Yoda yang mengenal seluk-beluk dunia dan galaksi "Star Wars".
"Dave seperti Master Yoda, dia seperti mentor untuk Brad (Rau) dan saya. Dia sangat terlibat di semua prosesnya mulai dari cerita awal, sampai pascaproduksi," kata Corbett.
"Karena kita mencoba untuk menceritakan kisah ini, membangun karakter, dan juga membuatnya 'sejujur' mungkin dari akar 'Star Wars', rasanya tidak ada yang lebih memahaminya selain Dave. Dia adalah sosok yang baik dan sangat bersyukur bagi kami untuk belajar dan bekerja bersamanya," imbuhnya.
Di sisi lain, Supervising Director & Executive Producer Brad Rau membagi kesannya saat bekerja untuk proyek animasi ini. Ketika ditanya mengenai alasan untuk membawa "Bad Batch" ke dalam bentuk animasi, Rau mengatakan animasi merupakan media yang paling cocok untuk menggambarkan segala aksi dan emosi secara megah.
"Satu hal yang sangat menyenangkan dari proyek animasi 'Star Wars' adalah bagaimana kita bisa membuat action-nya lebih masif dan besar. Dan karena itu semua animasi, jadi kita bisa melakukan 'apa pun yang ingin kita lakukan'," ujar Rau sembari tertawa.
"Teknologi juga semakin canggih sekarang, dan ketika kita membawanya bersama emosi dan aksi di galaksi 'Star Wars' yang gila ini, rasanya animasi menjadi media yang bagus untuk menyatukan semua itu, dan kita sangat bersenang-senang ketika membuatnya," imbuhnya.
Meski ia senang mengerjakan proyek ini, Rau tak menyangkal bahwa pandemi COVID-19 juga turut mempengaruhi proyek animasi tersebut. Adanya pandemi membuat produksi pengerjaan animasi memakan waktu lebih lama daripada biasanya. Proses praproduksi seperti pertemuan dengan kru dan pengisi suara pun harus dilangsungkan melalui telekonferensi.
"Pandemi menjadi tantangan besar. Jika disederhanakan (dalam kalimat), (prosesnya) memakan waktu lebih lama bagi kami. Mulai dari conference meeting, lalu proses animasinya, semuanya memakan banyak waktu," ungkap Rau.
"Namun, ketika bicara soal 'Bad Batch', semua kru sangat berdedikasi melakukan proyek ini, dan itu menjadi hal yang menyenangkan dan membuat kami bertahan dan terus maju," ujarnya melanjutkan.
Menutup sesi wawancara, Rau dan Corbett memberikan semangat bagi para animator dan kreator film di Indonesia. "Terus lakukan apa yang kamu cintai. Apa yang kita butuhkan di industri televisi dan film adalah lebih banyak suara dan perspektif baru. Lebih banyak, pasti lebih menyenangkan!" pungkas Corbett.