Kuala Lumpur (ANTARA) - Sejumlah dokter kontrak yang bekerja di sejumlah rumah sakit pemerintah Malaysia di seluruh negeri atau negara bagian melakukan unjuk rasa, Senin, menuntut jaminan pekerjaaan dan peluang kerja yang lebih baik.
Mereka membawa sejumlah poster dengan mulai meninggalkan rumah sakit masing-masing secara serentak pada jam 11.00 pagi waktu setempat.
Sejumlah dokter kontrak yang melakukan unjuk rasa diantaranya berasal dari Hospital Putrajaya, Hospital Besar Melaka, Hospital Raja Perempuan Bainun Ipoh Perak, Hospital Seremban, Hospital Kuala Lumpur, Hospital Sungai Buloh, Hospital Tengku Ampuan Rahimah di Klang.
Selain itu juga sejumlah dokter-dokter kontrak di negara bagian lain seperti Kedah, Kelantan dan Perlis.
Dirjen Kesehatan Kementerian Kesehatan Malaysia, Dr Noor Hisham Abdullah telah meminta para dokter kontrak untuk tidak melakukan protes Senin ini karena mereka terikat dengan sumpah jabatan.
Sebelumnya Persatuan Pengobatan Malaysia (MMA) menyatakan melarang segala protes yang melibatkan petugas kesehatan terutama pada saat negara sedang memerangi wabah COVID-19.
Presiden MMA, Dr Subramaniam Muniandy mengingatkan para dokter yang terlibat supaya tenang dan memberi keutamaan terhadap tanggungjawab merawat pasien.
"Kami telah menjelaskan pendirian kami. MMA tidak membenarkan mogok. Kasus baru COVID-19 harian telah mencapai 16.000 lebih dan kami telah memberi peringatan, kasus ini mungkin terus meningkat," katanya.
Mereka membawa sejumlah poster dengan mulai meninggalkan rumah sakit masing-masing secara serentak pada jam 11.00 pagi waktu setempat.
Sejumlah dokter kontrak yang melakukan unjuk rasa diantaranya berasal dari Hospital Putrajaya, Hospital Besar Melaka, Hospital Raja Perempuan Bainun Ipoh Perak, Hospital Seremban, Hospital Kuala Lumpur, Hospital Sungai Buloh, Hospital Tengku Ampuan Rahimah di Klang.
Selain itu juga sejumlah dokter-dokter kontrak di negara bagian lain seperti Kedah, Kelantan dan Perlis.
Dirjen Kesehatan Kementerian Kesehatan Malaysia, Dr Noor Hisham Abdullah telah meminta para dokter kontrak untuk tidak melakukan protes Senin ini karena mereka terikat dengan sumpah jabatan.
Sebelumnya Persatuan Pengobatan Malaysia (MMA) menyatakan melarang segala protes yang melibatkan petugas kesehatan terutama pada saat negara sedang memerangi wabah COVID-19.
Presiden MMA, Dr Subramaniam Muniandy mengingatkan para dokter yang terlibat supaya tenang dan memberi keutamaan terhadap tanggungjawab merawat pasien.
"Kami telah menjelaskan pendirian kami. MMA tidak membenarkan mogok. Kasus baru COVID-19 harian telah mencapai 16.000 lebih dan kami telah memberi peringatan, kasus ini mungkin terus meningkat," katanya.