Nunukan (ANTARA) - Fluktuasi harga yang terjadi setelah lebaran Indul Adha 1442 Hijriyah, bawang merah asal Malaysia membanjiri Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia.
Seperti yang disampaikan Kasma, seorang pedagang bumbu masak di Pasar Inhutani pada Senin yang menyebutkan bawang merah asal negeri jiran Malaysia ini sudah mulai banyak dijual setelah Idul Adha 1442 H.
Harganya pun ikut mengalami kenaikan dari Rp28.000 per kilogram dan sekarang menjadi Rp30.000 per kilogram. Masuknya bawang merah di Kabupaten Nunukan ikut berkontribusi atas kebutuhan masyarakat di daerah itu.
Ia menyatakan bawang merah asal Malaysia pernah lama tidak ada di pasar-pasar Kabupaten Nunukan. "Masuk lagi (bawang merah Malaysia) setelah lebaran (Idul Adha 1442H)," jelas dia.
Kasma menuturkan bawang merah asal Malaysia berwarna coklat tua dan ukurannya lebih besar dari produksi dalam negeri. Namun, cita rasanya tidak sama dengan bawang merah dalam negeri. "Bawang merah Malaysia ini baunya kurang dibandingkan bawang merah dari Sulawesi (Selatan)," ungkap dia.
Sementara pedagang lain bernama Suardi mengaku tidak menjual bawang merah asal Malaysia karena kurang diminati oleh masyarakat setempat. "Saya tidak pernah jual bawang merah Malaysia karena kurang orang yang mau beli," ucap dia.
Hanya saja, bawang merah asal Sulsel yang dijual selama ini seringkali kehabisan stok sehingga berusaha mendapatkan dari agen-agen yang punya stok simpanan.
Seperti yang disampaikan Kasma, seorang pedagang bumbu masak di Pasar Inhutani pada Senin yang menyebutkan bawang merah asal negeri jiran Malaysia ini sudah mulai banyak dijual setelah Idul Adha 1442 H.
Harganya pun ikut mengalami kenaikan dari Rp28.000 per kilogram dan sekarang menjadi Rp30.000 per kilogram. Masuknya bawang merah di Kabupaten Nunukan ikut berkontribusi atas kebutuhan masyarakat di daerah itu.
Ia menyatakan bawang merah asal Malaysia pernah lama tidak ada di pasar-pasar Kabupaten Nunukan. "Masuk lagi (bawang merah Malaysia) setelah lebaran (Idul Adha 1442H)," jelas dia.
Kasma menuturkan bawang merah asal Malaysia berwarna coklat tua dan ukurannya lebih besar dari produksi dalam negeri. Namun, cita rasanya tidak sama dengan bawang merah dalam negeri. "Bawang merah Malaysia ini baunya kurang dibandingkan bawang merah dari Sulawesi (Selatan)," ungkap dia.
Sementara pedagang lain bernama Suardi mengaku tidak menjual bawang merah asal Malaysia karena kurang diminati oleh masyarakat setempat. "Saya tidak pernah jual bawang merah Malaysia karena kurang orang yang mau beli," ucap dia.
Hanya saja, bawang merah asal Sulsel yang dijual selama ini seringkali kehabisan stok sehingga berusaha mendapatkan dari agen-agen yang punya stok simpanan.