Kuala Lumpur (ANTARA) - Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob melakukan inspeksi mendadak (sidak) harga bahan makanan secara acak di satu supermarket di Kuala Lumpur, Minggu.

Ismail Sabri mengatakan kepada wartawan bahwa tidak dipungkiri ada kenaikan harga daging, ayam, dan bahan baku lain sebelum subsidi barang dicabut.

“Ayam, misalnya, kami masih memberikan subsidi hari ini hingga 30 Juni. Saya tidak mengerti mengapa pedagang grosir menjual 8,90 ringgit Malaysia (RM). Sebelum 30 Juni, harga masih disubsidi oleh pemerintah, dan seharusnya tidak mencapai RM8.90 dari penjual grosir ke pengecer,” ujar dia di Quill City Mall usai melakukan pengecekan, dikutip Bernama.

"Harusnya lebih rendah karena pengecer juga perlu untung," tegas PM terkait harga ayam dari penjual grosir.

Perdana Menteri menekankan bahwa serangkaian pemeriksaan serupa akan dilakukan olehnya untuk memastikan tidak ada pencatutan barang yang dilakukan oleh pedagang sebelum penghapusan subsidi untuk ayam dan beberapa barang lainnya pada 1 Juli.

Ismail Sabri juga menginformasikan akan menggelar rapat khusus pada Senin (27/6) dengan Kementerian Pertanian dan Industri Makanan (MAFI) serta Kementerian Perdagangan Dalam Negeri dan Konsumen (KPDNHEP) untuk membahas isu terkait pasokan ayam dan harga pagu baru ayam di pasaran, selain tentang kenaikan harga beberapa bahan mentah lain seperti ikan.

“Saya berharap MAFI bisa menindak dan KPDNHEP juga bisa menindak tegas jika ada pencatutan yang berlebihan,” ujar dia.

Saat inspeksi itu, Ismail Sabri juga sempat mendengarkan keluhan masyarakat yang sedang berbelanja di supermarket tersebut.

Menurut dia, sebagian besar yang ditemuinya mengeluhkan kenaikan harga barang.

Baca juga: Malaysia mulai berlakukan larangan ekspor ayam mulai 1 Juni
Baca juga: Pemerintah Malaysia akan beri izin khusus ekspor beberapa komoditas ayam


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: PM Malaysia sidak harga bahan makanan ke supermarket

Pewarta : Virna P Setyorini
Editor : Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2024