Magelang (ANTARA) - Pameran seni rupa bertajuk "Titik Balik" di Galeri Limanjawi Art House Desa Wanurejo, Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mengawali kegiatan seniman memamerkan hasil karyanya setelah vakum selama dua tahun karena pandemi COVID-19.
"Ketika pandemi COVID-19 mulai mereda, melalui Titik Balik ini menjadi awal ruang budaya Limanjawi Art untuk menormalkan kondisi," kata pemilik Galeri Limanjawi Art House Umar Chusaeni di Magelang, Minggu.
Pameran seni rupa yang digelar pada 3 Juli-3 Agustus 2022 ini, diikuti 18 seniman dengan memamerkan 28 hasil karya, terdiri atas 25 buah lukisan dan tiga buah patung.
Umar menyebutkan, pameran ini tidak hanya diikuti seniman dari Magelang saja, tetapi juga melibatkan seniman dari Yogyakarta, Padang, Bali, Jakarta, dan Jawa Timur.
Seni rupa yang digelar di Titik Balik ini bermacam-macam aliran, ada yang dekoratif, realis, ekspresionis, tetapi semua yang ditampilkan di sini lebih ke modern art.
Ia menuturkan, selama pandemi kehidupan masyarakat seni juga mengalami sebuah kehidupan yang tidak jelas, melalui kegiatan pameran ini berusaha bangkit, apalagi Borobudur juga sudah mulai banyak dikunjungi wisatawan, baik wisatawan domestik maupun asing.
Baca juga: Media Malaysia hingga warganet bahas pertemuan Jokowi, Putin dan Zelenskyy
"Limanjawi Art di bulan Juli ini mengingatkan semua pihak kembali ke titik awal bahwa kehidupan harus dimulai dengan semangat. Bukan hanya semangat tetapi lebih utama adalah sebuah daya atau gerakan keinginan merealisasikan apa yang selama ini terpendam selama dua tahun," katanya.
Melalui kegiatan ini para seniman mengekspresikan pikiran-pikirannya yang tertahan selama pandemi.
"Jadi ini titik awal untuk bergerak, semoga ke depan pandemi betul-betul berakhir dan kehidupan masyarakat, terutama seni rupa kembali normal dan menjadi bagian dari kebanggaan bangsa Indonesia," kata Umar.
Menurut dia, Titik Balik ini juga bagian dari doa. Doa untuk semua dengan kebahagiaan seperti ini bisa bersama-sama tatap muka langsung, karena manusia butuh kebersamaan, butuh hubungan sosial, satu sama lainnya butuh untuk saling berbagi.
"Kegiatan ini juga sebagai rasa syukur, karena selam dua tahun juga banyak yang menjadi korban COVID-19, tetapi hari ini kami masih bisa berjumpa, masih bisa saling berbagi bercerita bersama di Titik Balik ini," katanya.
Baca juga: Apri/Fadia ukir kemenangan di Malaysia Open 2022
"Ketika pandemi COVID-19 mulai mereda, melalui Titik Balik ini menjadi awal ruang budaya Limanjawi Art untuk menormalkan kondisi," kata pemilik Galeri Limanjawi Art House Umar Chusaeni di Magelang, Minggu.
Pameran seni rupa yang digelar pada 3 Juli-3 Agustus 2022 ini, diikuti 18 seniman dengan memamerkan 28 hasil karya, terdiri atas 25 buah lukisan dan tiga buah patung.
Umar menyebutkan, pameran ini tidak hanya diikuti seniman dari Magelang saja, tetapi juga melibatkan seniman dari Yogyakarta, Padang, Bali, Jakarta, dan Jawa Timur.
Seni rupa yang digelar di Titik Balik ini bermacam-macam aliran, ada yang dekoratif, realis, ekspresionis, tetapi semua yang ditampilkan di sini lebih ke modern art.
Ia menuturkan, selama pandemi kehidupan masyarakat seni juga mengalami sebuah kehidupan yang tidak jelas, melalui kegiatan pameran ini berusaha bangkit, apalagi Borobudur juga sudah mulai banyak dikunjungi wisatawan, baik wisatawan domestik maupun asing.
Baca juga: Media Malaysia hingga warganet bahas pertemuan Jokowi, Putin dan Zelenskyy
"Limanjawi Art di bulan Juli ini mengingatkan semua pihak kembali ke titik awal bahwa kehidupan harus dimulai dengan semangat. Bukan hanya semangat tetapi lebih utama adalah sebuah daya atau gerakan keinginan merealisasikan apa yang selama ini terpendam selama dua tahun," katanya.
Melalui kegiatan ini para seniman mengekspresikan pikiran-pikirannya yang tertahan selama pandemi.
"Jadi ini titik awal untuk bergerak, semoga ke depan pandemi betul-betul berakhir dan kehidupan masyarakat, terutama seni rupa kembali normal dan menjadi bagian dari kebanggaan bangsa Indonesia," kata Umar.
Menurut dia, Titik Balik ini juga bagian dari doa. Doa untuk semua dengan kebahagiaan seperti ini bisa bersama-sama tatap muka langsung, karena manusia butuh kebersamaan, butuh hubungan sosial, satu sama lainnya butuh untuk saling berbagi.
"Kegiatan ini juga sebagai rasa syukur, karena selam dua tahun juga banyak yang menjadi korban COVID-19, tetapi hari ini kami masih bisa berjumpa, masih bisa saling berbagi bercerita bersama di Titik Balik ini," katanya.
Baca juga: Apri/Fadia ukir kemenangan di Malaysia Open 2022