Banyuwangi (AntaraKL) - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas bersama dengan Direktur Keuangan PT Kerepa Api Indonesia Didiek Hartantyo di Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu meresmikan dimulainya wisata lori menyusuri indagnya alam perkebunan kopi dan cokelat.
"Lori wisata ini adalah bentuk kolaborasi. PT KAI mendukung upaya pengembangan wisata di Banyuwangi. Wajib dijajal bagi wisatawan yang menyukai jenis wisata edukasi dan wisata sejarah, karena atraksi ini kental nuansa edukasi dan sejarah," tutur Anas.
Di lokasi ini wisatawan bisa menikmati indahnya alam dan harum semerbak perkebunan kopi dan cokelat. Wisatawan juga bakal melintasi terowongan sepanjang ratusan meter yang menjanjikan pengalaman tak terlupakan.
Dari sisi wisata edukasi, wisatawan bakal diperkenalkan dengan dunia perkebunan kopi dan cokelat sehingga menurut Anas cocok untuk wisata keluarga. Di areal ini anak-anak diajak mengetehui hal lain di luar "game" di "gadget".
Sementara dari sisi sejarah, katanya, wisatawan diajak melewati terowongan bawah tanah di lorong Gumitir. Di tempat itu anak-anak diedukasi mengenai bagaimana terowongan tersebut dibangun di masa penjajahan Belanda.
Anas menambahkan, lori wisata bakal melengkapi pengembangan destinasi di wilayah barat Banyuwangi. Selain lori wisata, sebelumnya sudah ada Waduk Sidodadi yang memanfaatkan alam kebun sebagai objeknya. Waduk itu dalam waktu dekat bakal disulap lebih bagus lagi oleh BUMN perkebunan.
"Pada Mei mendatang, konsep wisata perkebunan berbasis cokelat juga dimulai di Glenmore. Pada Kamis (17/3) lalu, saya sudah menghadap ke Deputi Menteri BUMN Bidang Agro Pak Wahyu Kuncoro. Beliau mendukung BUMN perkebunan meningkatkan peran pengembangan wisatanya di Banyuwangi. Ini bakal semakin ramai karena wilayah Glenmore dan Kalibaru sudah lama dikenal oleh wisatawan luar negeri, khususnya dari Belanda," ujar Anas.
Sementara Direktur Keuangan PT KAI Didiek Hartantyo menambahkan lori wisata ini merupakan inovasi PT KAI yang berkolaborasi dengan daerah maupun BUMN lain untuk menghidupkan destinasi-destinasi wisata di daerah yang bukan hanya kebun, tetapi juga kuliner dan jasa transportasi.
"Selain itu, juga untuk membuka akses wisatawan asing dengan menggunakan jalur kereta api. Ke depan kami akan terus mencari daerah-daerah aktif untuk kolaborasi ini. Dan saya melihat Banyuwangi salah satu daerah yang selalu siap untuk berkolaborasi dalam pengembangan destinasi wisata baru," ujarnya.
Lori wisata ini mengambil rute Stasiun Kalibaru - Stasiun Mrawan melewati terowongan Gumitir. Di terowongan sepanjang hampir 700 meter ini wisatawan bisa berhenti dan menikmati suasananya.
Lama perjalanannya pergi-pulang hanya 50 menit. Biaya yang dipatok adalah Rp 1,2 juta per perjalanan. Tiap trip diisi 12 penumpang atau setiap wisatawan hanya dikenakan Rp100.000. Untuk bisa menggunakan lori wisata ini wisatawan bisa lewat di Stasiun Kalibaru Banyuwangi atau agen wisata daerah.
Sepanjang perjalanan, kawasan perkebunan yang subur menghampar dengan ketinggian lebih dari 400 meter di atas permukaan laut. Dikelilingi sejumlah gunung seperti Gunung Raung dan Gunung Gumitir menjadikan udara sepanjang rute sangat sejuk dengan suhu 20-25 derajat celcius. (*)
Bupati Banyuwangi Resmikan WIsata Lori Susuri Perkebunan
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dan istri Ipuk Fiestiandani saat peluncuran kereta wisata. (Istimewa)