Jakarta (ANTARA) - Sutradara Joko Anwar mengatakan dirinya ingin memberikan pengalaman sinematik dengan membuat standar atau tolok ukur (benchmark) pada “Pengabdi Setan 2: Communion” menjadi satu tingkat lebih tinggi jika dibandingkan dengan film pertama.
“Karena kami (kru dan pemain) sudah sepakat ‘Pengabdi Setan 1’ adalah standar (benchmark) yang terendah, kami mau nggak mau harus membuat ‘Pengabdi Setan 2’ setingkat lebih tinggi lagi pencapaiannya dari segi storytelling, estetika, teknis, dan sebagainya,” kata Joko di XXI Epicentrum, Jakarta, Selasa.
Mengingat standar yang ditetapkan lebih tinggi, sebab itu Joko beserta tim produksi membutuhkan sekitar tiga tahun untuk belajar dan menyiapkan sekuel “Pengabdi Setan” agar lebih matang.
“Semua sepakat persiapannya panjang supaya nanti ketika keluar ‘Pengabdi Setan 2’ bukan saja bisa menjadi film horor sekaligus hiburan, tapi juga bisa menjadi sesuatu yang bisa dibanggakan dari Indonesia untuk persembahan kita ke dunia karena ini adalah aset kita,” sambung Joko.
Lebih lanjut, ia memandang bahwa kepustakaan cerita horor yang berangkat dari folklor hingga mitologi merupakan kekuatan yang dimiliki Indonesia untuk dapat ditawarkan kepada dunia. Oleh sebab itu, kata Joko, harus diperlakukan secara terhormat.
“Salah satu aset terbesar kita, yaitu kepustakaan horor. Ini berulang-ulang saya katakan bahwa kalau kita ingin membuat asesmen terhadap apa yang kita miliki, yang terbesar adalah kepustakaan horor,” ujarnya.
Melanjutkan kisah di film pertama, “Pengabdi Setan 2” menggabungkan para pemain lama seperti Tara Basro, Endy Arfian, Bront Palarae, Nasar Anuz, dan Ayu Laksmi, bersama bintang muda dan senior yang baru bergabung di film tersebut seperti Ratu Felisha, Jourdy Pranata, Kiki Narendra, dan seterusnya.
Diceritakan beberapa tahun setelah berhasil menyelamatkan diri dari kejadian mengerikan yang membuat mereka kehilangan ibu dan si bungsu Ian, Rini beserta adik-adiknya dan Bapak tinggal di rumah susun.
Keluarga itu percaya tinggal di rumah susun aman karena ada banyak orang jika terjadi sesuatu, namun mereka segera menyadari kekhawatiran lain di baliknya. Pada sebuah malam penuh teror, Rini dan keluarga harus kembali menyelamatkan diri.
Sebelumnya, film pertama yang dirilis pada 2017 menjadi film terlaris pada tahun tersebut dengan jumlah penonton bioskop menembus angka 4.206.103. Pada ajang Festival Film Indonesia 2017, “Pengabdi Setan” juga mendapatkan 13 nominasi dan berhasil memenangkan tujuh di antaranya.
Setelah film pertama mendapatkan kesuksesan komersial dan kritikal, “Pengabdi Setan 2” menjadi film pertama dari Indonesia sekaligus Asia Tenggara yang telah menjalani proses Digital Remastering (DMR) menggunakan teknologi IMAX dan ditayangkan di wilayah ASEAN.
Menurut tim produksi, tiket untuk penayangan extra show IMAX di seluruh Indonesia segera habis setelah dibuka pada 25 Juli. Tiket prajual untuk penayangan reguler yang dibuka pada 29 Juli juga segera diserbu penonton tanah air. “Pengabdi Setan 2” kini siap tayang reguler di bioskop pada 4 Agustus.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Joko Anwar tawarkan "benchmark" lebih tinggi di "Pengabdi Setan 2"
“Karena kami (kru dan pemain) sudah sepakat ‘Pengabdi Setan 1’ adalah standar (benchmark) yang terendah, kami mau nggak mau harus membuat ‘Pengabdi Setan 2’ setingkat lebih tinggi lagi pencapaiannya dari segi storytelling, estetika, teknis, dan sebagainya,” kata Joko di XXI Epicentrum, Jakarta, Selasa.
Mengingat standar yang ditetapkan lebih tinggi, sebab itu Joko beserta tim produksi membutuhkan sekitar tiga tahun untuk belajar dan menyiapkan sekuel “Pengabdi Setan” agar lebih matang.
“Semua sepakat persiapannya panjang supaya nanti ketika keluar ‘Pengabdi Setan 2’ bukan saja bisa menjadi film horor sekaligus hiburan, tapi juga bisa menjadi sesuatu yang bisa dibanggakan dari Indonesia untuk persembahan kita ke dunia karena ini adalah aset kita,” sambung Joko.
Lebih lanjut, ia memandang bahwa kepustakaan cerita horor yang berangkat dari folklor hingga mitologi merupakan kekuatan yang dimiliki Indonesia untuk dapat ditawarkan kepada dunia. Oleh sebab itu, kata Joko, harus diperlakukan secara terhormat.
“Salah satu aset terbesar kita, yaitu kepustakaan horor. Ini berulang-ulang saya katakan bahwa kalau kita ingin membuat asesmen terhadap apa yang kita miliki, yang terbesar adalah kepustakaan horor,” ujarnya.
Melanjutkan kisah di film pertama, “Pengabdi Setan 2” menggabungkan para pemain lama seperti Tara Basro, Endy Arfian, Bront Palarae, Nasar Anuz, dan Ayu Laksmi, bersama bintang muda dan senior yang baru bergabung di film tersebut seperti Ratu Felisha, Jourdy Pranata, Kiki Narendra, dan seterusnya.
Diceritakan beberapa tahun setelah berhasil menyelamatkan diri dari kejadian mengerikan yang membuat mereka kehilangan ibu dan si bungsu Ian, Rini beserta adik-adiknya dan Bapak tinggal di rumah susun.
Keluarga itu percaya tinggal di rumah susun aman karena ada banyak orang jika terjadi sesuatu, namun mereka segera menyadari kekhawatiran lain di baliknya. Pada sebuah malam penuh teror, Rini dan keluarga harus kembali menyelamatkan diri.
Sebelumnya, film pertama yang dirilis pada 2017 menjadi film terlaris pada tahun tersebut dengan jumlah penonton bioskop menembus angka 4.206.103. Pada ajang Festival Film Indonesia 2017, “Pengabdi Setan” juga mendapatkan 13 nominasi dan berhasil memenangkan tujuh di antaranya.
Setelah film pertama mendapatkan kesuksesan komersial dan kritikal, “Pengabdi Setan 2” menjadi film pertama dari Indonesia sekaligus Asia Tenggara yang telah menjalani proses Digital Remastering (DMR) menggunakan teknologi IMAX dan ditayangkan di wilayah ASEAN.
Menurut tim produksi, tiket untuk penayangan extra show IMAX di seluruh Indonesia segera habis setelah dibuka pada 25 Juli. Tiket prajual untuk penayangan reguler yang dibuka pada 29 Juli juga segera diserbu penonton tanah air. “Pengabdi Setan 2” kini siap tayang reguler di bioskop pada 4 Agustus.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Joko Anwar tawarkan "benchmark" lebih tinggi di "Pengabdi Setan 2"