Bukittinggi (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat, menyebutkan sebanyak 40 pendaki saat ini sedang berkemah di Gunung Marapi, Sumatera Barat, ketika gunung itu mengalami erupsi pada pukul 06.11 WIB.
Kepala Balai KSDA Sumbar, Ardi Andono di Padang, Sabtu, menyebut saat ini ada sekitar 40-an pendaki yang sedang berkemah di Marapi yang sebelum erupsi terjadi telah ditegaskan untuk tidak menuju puncak.
"Ada 40-an, 20 orang masuk di Kamis (05/1) dan 20 lainnya pada Jumat (06/01), letusan ini hanya di puncak, mereka sudah diimbau jangan ke kawah sejak pembukaan, pendaki rata-rata berkemah di tebing batu bawah," kata dia.
Namun belum dipastikan apakah seluruhnya benar-benar tidak melanggar imbauan untuk tidak naik menuju puncak gunung.
"Semoga tidak ada yang nekat menuju puncak, kami segera melakukan pengecekan," katanya.
Sebelumnya, BKSDA telah menutup jalur pendakian di akhir tahun untuk mewaspadai peningkatan aktivitas Marapi.
"Salah satu alasan mengapa ditutup pada Desember sampai awal Januari itu kan karena aktivitas gempa meningkat," kata Ardi.
Gunung Marapi merupakan salah satu dari gunung api aktif di Sumatera Barat yang dipantau secara menerus oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi dengan ketinggian 2.891 mdpl.
Selama dua dekade terakhir, Gunung Marapi mengalami erupsi pada tahun 2004- 2005, 2006-2007, 2011, 2012, 2014, dan 2017.
Letusan terakhir pada 4 Juni 2017 dengan letusan sebanyak 6 kali pada kawah berwarna asap kelabu tebal dan tinggi asap mencapai 700 meter serta hujan abu jatuh di Kabupaten Tanah Datar.
Saat ini Gunung Marapi berada pada Status Level II atau Waspada, BKSDA mengeluarkan rekomendasi agar masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pengunjung atau wisatawan tidak diperbolehkan mendaki dan mendekat pada radius tiga kilometer dari puncak.
Baca juga: Gunung Marapi erupsi, jalur pendakian ditutup sementara
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: 40 pendaki berada di Gunung Marapi Sumbar saat erupsi
Kepala Balai KSDA Sumbar, Ardi Andono di Padang, Sabtu, menyebut saat ini ada sekitar 40-an pendaki yang sedang berkemah di Marapi yang sebelum erupsi terjadi telah ditegaskan untuk tidak menuju puncak.
"Ada 40-an, 20 orang masuk di Kamis (05/1) dan 20 lainnya pada Jumat (06/01), letusan ini hanya di puncak, mereka sudah diimbau jangan ke kawah sejak pembukaan, pendaki rata-rata berkemah di tebing batu bawah," kata dia.
Namun belum dipastikan apakah seluruhnya benar-benar tidak melanggar imbauan untuk tidak naik menuju puncak gunung.
"Semoga tidak ada yang nekat menuju puncak, kami segera melakukan pengecekan," katanya.
Sebelumnya, BKSDA telah menutup jalur pendakian di akhir tahun untuk mewaspadai peningkatan aktivitas Marapi.
"Salah satu alasan mengapa ditutup pada Desember sampai awal Januari itu kan karena aktivitas gempa meningkat," kata Ardi.
Gunung Marapi merupakan salah satu dari gunung api aktif di Sumatera Barat yang dipantau secara menerus oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi dengan ketinggian 2.891 mdpl.
Selama dua dekade terakhir, Gunung Marapi mengalami erupsi pada tahun 2004- 2005, 2006-2007, 2011, 2012, 2014, dan 2017.
Letusan terakhir pada 4 Juni 2017 dengan letusan sebanyak 6 kali pada kawah berwarna asap kelabu tebal dan tinggi asap mencapai 700 meter serta hujan abu jatuh di Kabupaten Tanah Datar.
Saat ini Gunung Marapi berada pada Status Level II atau Waspada, BKSDA mengeluarkan rekomendasi agar masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pengunjung atau wisatawan tidak diperbolehkan mendaki dan mendekat pada radius tiga kilometer dari puncak.
Baca juga: Gunung Marapi erupsi, jalur pendakian ditutup sementara
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: 40 pendaki berada di Gunung Marapi Sumbar saat erupsi