"Apa yang disampaikan Pak Gubernur (Zulkieflimansyah) saat kedatangan Ibu Menaker (Menteri Ketenagakerjaan) agar PMI membawa anak istri, kami tidak sependapat. Karena banyak hal yang harus dipikirin sebelum mengambil keputusan seperti itu. Pastinya tidak mudah dan berisiko," kata Komisaris Utama PT Cipta Rezeki Utama Edy Sofyan di Mataram, Sabtu.
Komisaris dari salah satu PPPMI di NTB tersebut mengatakan ada banyak faktor yang harus diperhatikan untuk bisa mengirimkan pekerja migran Indonesia (PMI) bersama keluarganya ke Malaysia, utamanya terkait aturan main penempatan tenaga kerja yang harus ditaati kedua negara.
"Bahkan dalam perjanjian antar PPPMI dengan majikan pun tidak dibolehkan PMI membawa keluarga," kata Edy Sofyan.
Ia mengaku sudah lebih dari 25 tahun mengurus PMI, khususnya ke negara penempatan Malaysia. Bahkan mereka tidak hanya mengirim tetapi juga melihat dan mengamati secara langsung kehidupan para pekerja migran tersebut di Malaysia.
"Yang mengirim PMI ke Malaysia itu kan bukan dari Indonesia saja. Ada dari negara lain juga seperti India, Nepal, Bangladesh. Terus di kantong PMI ini mereka juga tidak tinggal sendiri-sendiri tetapi dalam satu rumah besar, sehingga tidak memungkinkan kalau membawa keluarga, karena akan beresiko," ujar dia, menerangkan.
Menurut dia, para PMI yang berangkat ke Malaysia tujuannya sangat mulia, karena ingin bisa mengubah dan meningkatkan taraf keluarganya di Indonesia. Karenanya jangan ada anggapan mereka menelantarkan keluarga.
"Mereka rela pergi jauh-jauh itu semua demi keluarga, buat apa supaya anak bisa sekolah, istri bisa buka usaha, bisa perbaiki rumah dan sebagainya," kata Edy Sofyan.
Gubernur NTB Zulkieflimansyah mengeluarkan usulan itu saat mendampingi Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin dan Menaker Ida Fauziyah meresmikan BLK Komunitas di Pesantren Manhalul Ma'arif Nahdlatul Ulama Darek, Lombok Tengah, Jumat (10/2).
Sebelumnya ia telah beberapa kali menyampaikan hal sama, meminta agar pengiriman PMI ke Malaysia harus bersama keluarga agar kehidupan sosialnya lebih baik di negara penempatan. Selain itu biaya hidup yang dikeluarkan per keluarga menjadi tidak terlalu mahal.
Zulkieflimansyah bahkan sudah memerintahkan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi NTB I Gede Putu Aryadi untuk tidak mengizinkan pengiriman PMI ke Malaysia, baik dari Pulau Lombok maupun Pulau Sumbawa tanpa didampingi keluarganya.
I Gede Putu Aryadi pun mengatakan tentu perintah Gubernur tersebut harus dikoordinasikan dengan kementerian atau lembaga terkait, tentang teknis pelaksanaannya. Dan itu menjadi ranah Kementerian Luar Negeri untuk penyesuaian aturan.
“Tapi orang Malaysia memang mengakui bahwa pekerja yang bawa keluarga bisa lebih tenang bekerja. Itu sudah ada contoh di salah satu perkebunan sawit ada PMI bawa isteri dan anaknya sekolah di sana,” ujar dia.
Baca juga: Polisi Bengkalis gagalkan penyelundupan pekerja migran Indonesia ke Malaysia
Baca juga: Polda Kepri tangkap calo pekerja migran ilegal asal Malaysia
Baca juga: PMI di Malaysia sambut baik perpanjangan program rekalibrasi tenaga kerja
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: PPPMI tak setuju usul Pekerja Migran bawa keluarga ke Malaysia