Jakarta (ANTARA) - Induk holding BUMN Farmasi yakni Biofarma Group melalui anak usahanya Kimia Farma telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Sinophram untuk mengembangkan dan meningkatkan potensi bisnis terkait Kerjasama pengembangan Bahan Baku Obat (BBO).
Selain BBO, pengembangan Traditional Chinese Medicei (TCM) dan Project Platform TB juga termaktub dalam lembar MoU itu.
Nota Kesepahaman tersebut ditandantangani oleh Direktur Utama KAEF, David Utama dan President Sinopharm International, Zhou Song dan disaksikan oleh Direktur Utama Holding BUMN Farmasi, Honesti Basyir dan Chairman of Sinopharm, Liu Jingzhen di Beijing, China Maret lalu.
"Dengan ditandatanganinya MOU antara KAEF dengan Sinopharm ini tentunya menjadi kesempatan yang baik bagi Biofarma Group untuk terus menjaga ketahanan kesehatan bangsa," kata Direktur Utama Holding BUMN Farmasi, Honesti Basyir dalam siaran pers pada Sabtu.
Hal itu sejalan dengan salah satu program utama Kementerian Kesehatan yaitu meningkatkan ketahanan kefarmasian dan alat Kesehatan, kata Honesti menambahkan.
"Salah satu agenda peningkatan ketahanan sektor farmasi adalah meningkatkan pemenuhan kebutuhan Bahan Baku Obat (BBO)/Active Pharmaceutical Ingredients (API) kimia, produk biologi, vaksin, produksi dalam negeri. Vaksin IndoVac produksi Bio Farma merupakan salah satu hasil nyata kemandirian industri farmasi nasional dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sembilan puluh persen," katanya.
Direktur Utama KAEF, David Utama menyampaikan bawa Kesepakatan ini merupakan kelanjutan dari kolaborasi antara Kimia Farma dengan Sinopharm yang telah terjalin baik sewaktu penanganan COVID-19.
"Kimia Farma mendukung ketahanan Kesehatan nasional, salah satunya dengan penguatan dan percepatan Bahan Baku Obat (BBO). Saat ini Kimia Farma telah memproduksi 14 BBO dan kita akan terus tingkatkan," kata David.
Lebih lanjut, David menyampaikan bahwa kesepakatan ini juga merupakan bentuk hubungan bilateral kedua negara untuk meningkatkan dan mendorong transformasi industri Kesehatan.
Biofarma Group telah menjalin berbagai kolaborasi global sebagai upaya meningkatkan ketahanan kesehatan farmasi nasional.
"Saat ini produk dan layanan Biofarma Group telah digunakan di lebih dari 150 negara. Selain itu, kami telah menjalin kerja sama dengan berbagai perusahaan global," kata Honesti.
Perusahaan global itu di antaranya Perusahaan Farmasi Inggris, Profactor Pharma untuk pengembangan blood product Recombinant Factor VIII, kerja sama Bio Farma dengan Google Cloud, Fitbit dan Connectedlife pada inisiatif kesehatan digital baru, dan kerja sama dengan MSD untuk memproduksi secara lokal vaksin 4-valent human papillomavirus (HPV), sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat melalui sinergi, inovasi, dan kolaborasi,” ujar Honesti.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bio Farma-Sinopharm kembangkan bahan baku obat
Selain BBO, pengembangan Traditional Chinese Medicei (TCM) dan Project Platform TB juga termaktub dalam lembar MoU itu.
Nota Kesepahaman tersebut ditandantangani oleh Direktur Utama KAEF, David Utama dan President Sinopharm International, Zhou Song dan disaksikan oleh Direktur Utama Holding BUMN Farmasi, Honesti Basyir dan Chairman of Sinopharm, Liu Jingzhen di Beijing, China Maret lalu.
"Dengan ditandatanganinya MOU antara KAEF dengan Sinopharm ini tentunya menjadi kesempatan yang baik bagi Biofarma Group untuk terus menjaga ketahanan kesehatan bangsa," kata Direktur Utama Holding BUMN Farmasi, Honesti Basyir dalam siaran pers pada Sabtu.
Hal itu sejalan dengan salah satu program utama Kementerian Kesehatan yaitu meningkatkan ketahanan kefarmasian dan alat Kesehatan, kata Honesti menambahkan.
"Salah satu agenda peningkatan ketahanan sektor farmasi adalah meningkatkan pemenuhan kebutuhan Bahan Baku Obat (BBO)/Active Pharmaceutical Ingredients (API) kimia, produk biologi, vaksin, produksi dalam negeri. Vaksin IndoVac produksi Bio Farma merupakan salah satu hasil nyata kemandirian industri farmasi nasional dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sembilan puluh persen," katanya.
Direktur Utama KAEF, David Utama menyampaikan bawa Kesepakatan ini merupakan kelanjutan dari kolaborasi antara Kimia Farma dengan Sinopharm yang telah terjalin baik sewaktu penanganan COVID-19.
"Kimia Farma mendukung ketahanan Kesehatan nasional, salah satunya dengan penguatan dan percepatan Bahan Baku Obat (BBO). Saat ini Kimia Farma telah memproduksi 14 BBO dan kita akan terus tingkatkan," kata David.
Lebih lanjut, David menyampaikan bahwa kesepakatan ini juga merupakan bentuk hubungan bilateral kedua negara untuk meningkatkan dan mendorong transformasi industri Kesehatan.
Biofarma Group telah menjalin berbagai kolaborasi global sebagai upaya meningkatkan ketahanan kesehatan farmasi nasional.
"Saat ini produk dan layanan Biofarma Group telah digunakan di lebih dari 150 negara. Selain itu, kami telah menjalin kerja sama dengan berbagai perusahaan global," kata Honesti.
Perusahaan global itu di antaranya Perusahaan Farmasi Inggris, Profactor Pharma untuk pengembangan blood product Recombinant Factor VIII, kerja sama Bio Farma dengan Google Cloud, Fitbit dan Connectedlife pada inisiatif kesehatan digital baru, dan kerja sama dengan MSD untuk memproduksi secara lokal vaksin 4-valent human papillomavirus (HPV), sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat melalui sinergi, inovasi, dan kolaborasi,” ujar Honesti.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bio Farma-Sinopharm kembangkan bahan baku obat