Kuala Lumpur, (Antara) - Menteri Luar Negeri Malaysia, Dato` Sri Anifah Aman, memberikan tanggapan terhadap pertemuan koalisi partai oposisi atau Pakatan Harapan yang telah berlangsung 25 Januari 2018.
"Pada 25 Januari Pakatan Harapan telah mengadakan pertemuan dengan Duta-Duta Besar Uni Eropa dan telah membangkitkan isu-isu negatif terhadap negara," ujar Anifah dalam pernyataannya di Kuala Lumpur, Minggu.
Anifah menilai pertemuan tersebut jelas mengundang campur tangan asing dalam urusan negara serta masalah-masalah yang disampaikan telah mempengaruhi martabat dan kedaulatan negara.
Dalam pertemuan tersebut, Pakatan Harapan membangkitkan isu-isu terkait investasi negara serta meminta campur tangan negara asing dalam negara Malaysia.
"Ini jelas mempengaruhi usaha-usaha pemerintah dalam mempertahankan kedaulatan serta citra negara termasuk usaha pemerintah dalam mempertahankan industri kelapa sawit negara yang telah memberikan kontribusi langsung terhadap ratusan ribu petani kecil yang bergantung kepada industri ini untuk kehidupan harian mereka," katanya.
Menurut menteri asal Sabah tersebut politik sempit Pakatan Harapan telah merumitkan strategi dan dasar pemerintah untuk membela rakyat negara Malaysia.
"Saat Malaysia dipuji dan disanjung di persada dunia, dan ketika ekonomi negara sedang bergerak kepada pertumbuhan yang kokoh, politik Pakatan Harapan yang mengundang keterlibatan luar memamerkan niat sebenarnya pihak oposisi tersebut yang menomorduakan kedaulatan negara dan kesejahteraan rakyat," katanya.
Anifah mengatakan pihaknya faham bukan menjadi hasrat para Duta Besar Uni Eropa untuk mendengar tuduhan-tuduhan negatif Pakatan Harapan terhadap pemerintah namun tindakan Pakatan Harapan yang berusaha untuk melibatkan pihak asing adalah satu tindakan yang amat tidak patriotik.
"Malaysia sebagai sebuah negara demokratik dan yang bebas, tidak menghalang Duta-Duta Besar asing mempraktekkan diplomatik antara bangsa, selaras dengan norma-norma dan nilai-nilai yang termaktub di dalam Konvensi Vienna mengenai Hubungan Diplomatik 1961," katanya.
Dia mengatakan pemerintah tidak akan ragu-ragu dalam membela hak rakyat dan kedaulatan serta marwah negara untuk mengambil tindakan tegas yang sewajarnya ke pihak asing yang melanggar norma-norma dan nilai-nilai yang termaktub dalam konvensi tersebut.
"Adalah jelas usaha-usaha pihak Pakatan Harapan merupakan satu politik terdesak yang amat disesali karena mengundang campurtangan dan tekanan asing atas nilai-nilai dan prinsip serta praktek demokrasi yang dipraktekkann oleh rakyat Malaysia," katanya.
Dia mengatakan hal tersebut merupakan satu trik dan hipokrasi yang menjadi teras politik Tun Dr. Mahathir Mohamad yang nyata telah menomorduakan kepentingan negara dan rakyat demi untuk meraih kekuasaan.
"Saat beliau menjadi Perdana Menteri, beliau merupakan seorang yang amat kritis terhadap negara-negara Barat. Tindakan Tun Dr. Mahathir Mohamad dan Pakatan Harapan melibatkan duta-duta asing dalam usaha untuk meremehkan strategi pemerintah menjadi satu kejutan siapa sebenarnya yang sedang mempertahankan hak serta martabat dan kedaulatan negara," katanya.
"Pada 25 Januari Pakatan Harapan telah mengadakan pertemuan dengan Duta-Duta Besar Uni Eropa dan telah membangkitkan isu-isu negatif terhadap negara," ujar Anifah dalam pernyataannya di Kuala Lumpur, Minggu.
Anifah menilai pertemuan tersebut jelas mengundang campur tangan asing dalam urusan negara serta masalah-masalah yang disampaikan telah mempengaruhi martabat dan kedaulatan negara.
Dalam pertemuan tersebut, Pakatan Harapan membangkitkan isu-isu terkait investasi negara serta meminta campur tangan negara asing dalam negara Malaysia.
"Ini jelas mempengaruhi usaha-usaha pemerintah dalam mempertahankan kedaulatan serta citra negara termasuk usaha pemerintah dalam mempertahankan industri kelapa sawit negara yang telah memberikan kontribusi langsung terhadap ratusan ribu petani kecil yang bergantung kepada industri ini untuk kehidupan harian mereka," katanya.
Menurut menteri asal Sabah tersebut politik sempit Pakatan Harapan telah merumitkan strategi dan dasar pemerintah untuk membela rakyat negara Malaysia.
"Saat Malaysia dipuji dan disanjung di persada dunia, dan ketika ekonomi negara sedang bergerak kepada pertumbuhan yang kokoh, politik Pakatan Harapan yang mengundang keterlibatan luar memamerkan niat sebenarnya pihak oposisi tersebut yang menomorduakan kedaulatan negara dan kesejahteraan rakyat," katanya.
Anifah mengatakan pihaknya faham bukan menjadi hasrat para Duta Besar Uni Eropa untuk mendengar tuduhan-tuduhan negatif Pakatan Harapan terhadap pemerintah namun tindakan Pakatan Harapan yang berusaha untuk melibatkan pihak asing adalah satu tindakan yang amat tidak patriotik.
"Malaysia sebagai sebuah negara demokratik dan yang bebas, tidak menghalang Duta-Duta Besar asing mempraktekkan diplomatik antara bangsa, selaras dengan norma-norma dan nilai-nilai yang termaktub di dalam Konvensi Vienna mengenai Hubungan Diplomatik 1961," katanya.
Dia mengatakan pemerintah tidak akan ragu-ragu dalam membela hak rakyat dan kedaulatan serta marwah negara untuk mengambil tindakan tegas yang sewajarnya ke pihak asing yang melanggar norma-norma dan nilai-nilai yang termaktub dalam konvensi tersebut.
"Adalah jelas usaha-usaha pihak Pakatan Harapan merupakan satu politik terdesak yang amat disesali karena mengundang campurtangan dan tekanan asing atas nilai-nilai dan prinsip serta praktek demokrasi yang dipraktekkann oleh rakyat Malaysia," katanya.
Dia mengatakan hal tersebut merupakan satu trik dan hipokrasi yang menjadi teras politik Tun Dr. Mahathir Mohamad yang nyata telah menomorduakan kepentingan negara dan rakyat demi untuk meraih kekuasaan.
"Saat beliau menjadi Perdana Menteri, beliau merupakan seorang yang amat kritis terhadap negara-negara Barat. Tindakan Tun Dr. Mahathir Mohamad dan Pakatan Harapan melibatkan duta-duta asing dalam usaha untuk meremehkan strategi pemerintah menjadi satu kejutan siapa sebenarnya yang sedang mempertahankan hak serta martabat dan kedaulatan negara," katanya.