Kuala Lumpur (ANTARA) - Duta Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur Rusdi Kirana memastikan Presiden RI Joko Widodo akan mengunjungi Kuala Lumpur Malaysia pada Kamis 8 Agustus 2019.
"Tentang rencana kunjungan bapak Presiden ke Kuala Lumpur. Saya hingga hari ini mendapat kabar 'confirm' (terkonfirmasi)," ujar Rusdi saat menerima kunjungan 15 awak media cetak dan elektronik Malaysia di Jakarta, Sabtu.
Menurut rencana Presden Joko Widodo akan bertemu Perdana Menteri Malaysia Tun Dr Mahathir Mohamad pada 9 Agustus 2019 untuk membahas sejumlah topik guna meningkatkan hubungan kedua negara terutama di bidang perdagangan dan perlindungan WNI di Malaysia.
"Setelah itu Presiden Jokowi akan ke Singapura. Saya kira Tun Mahathir juga akan pergi memenuhi undangan dari Perdana Menteri Singapura," katanya.
Ditanya tentang investasi Malatysia di Indonesia dubes mengatakan cukup memuaskan sebab investasi Malaysia berada pada peringkat keenam dan diyakini bisa ditingkatkan lebih besar lagi.
"Salah satu contoh topik pembicaraan dan menjadi harapan sangat besar dari Malaysia adalah Asean Car. Ini juga baik sekali. Kemudian juga akan membahas cara kerja sama yang lebih baik antara Pertamina dan Petronas, pariwisata dan komoditas yang lain, serta dalam bidang CPO sehingga terbentuk CPOPC (Crude Palm Oil Producing Countries) dan kerjasama dalam bidang perikanan," katanya.
"Tentang rencana kunjungan bapak Presiden ke Kuala Lumpur. Saya hingga hari ini mendapat kabar 'confirm' (terkonfirmasi)," ujar Rusdi saat menerima kunjungan 15 awak media cetak dan elektronik Malaysia di Jakarta, Sabtu.
Menurut rencana Presden Joko Widodo akan bertemu Perdana Menteri Malaysia Tun Dr Mahathir Mohamad pada 9 Agustus 2019 untuk membahas sejumlah topik guna meningkatkan hubungan kedua negara terutama di bidang perdagangan dan perlindungan WNI di Malaysia.
"Setelah itu Presiden Jokowi akan ke Singapura. Saya kira Tun Mahathir juga akan pergi memenuhi undangan dari Perdana Menteri Singapura," katanya.
Ditanya tentang investasi Malatysia di Indonesia dubes mengatakan cukup memuaskan sebab investasi Malaysia berada pada peringkat keenam dan diyakini bisa ditingkatkan lebih besar lagi.
"Salah satu contoh topik pembicaraan dan menjadi harapan sangat besar dari Malaysia adalah Asean Car. Ini juga baik sekali. Kemudian juga akan membahas cara kerja sama yang lebih baik antara Pertamina dan Petronas, pariwisata dan komoditas yang lain, serta dalam bidang CPO sehingga terbentuk CPOPC (Crude Palm Oil Producing Countries) dan kerjasama dalam bidang perikanan," katanya.