Kuala Lumpur (ANTARA) - Sejumlah warga negara Indonesia di Malaysia memberikan apresiasi terhadap penangkapan buronan kasus pengalihan hak tagih atau cessie Bank Bali Djoko Tjandra di Kuala Lumpur, Kamis (30/7).
Apresiasi ini disampaikan oleh Ketua Persatuan Pelajar Indonesia Malaysia (PPI) Universiti Teknologi MARA (UiTM) Inna Djunaenah dan Sekretaris Majelis Perwakilan KAHMI Malaysia Yuri Buchari.
"Terlepas dari beberapa tudingan dan pandangan terhadap serangkaian 'drama' mengenai siapa saja yang turut serta dalam skenario yang sedang masyarakat saksikan terkait dengan pelarian dan tertangkapnya Djoko Tjandra, secara normatif proses hukum yang dikehendaki memang sedang terjawab kebutuhannya," kata Inna Djunaenah.
Menurut dosen Fakultas Hukum Universitas Padjajaran ini, tentunya sudah dan akan banyak pandangan dari pakar hukum yang lain, terutama hukum pidana, yang mengerucut pada proses yang harus berjalan kemudian.
"Ini menunjukkan sikap kooperatif pemerintah Federasi Malaysia untuk mengembangkan posisinya sebagai negara tetangga yang siap membangun kemitraan yang berarti," katanya.
Bagi pemerintah Malaysia, kata dia, hal ini memberikan jawaban bahwa rezim yang sekarang tidak seperti yang disangkakan publik karena pernah memiliki hubungan politik yang baik dengan mantan Perdana Menteri Najib Razak.
"Kebutuhan menanamkan posisi kooperatif seperti ini penting bagi Malaysia, di antaranya karena akan dapat menargetkan mahasiswa internasional yang makin banyak asal Indonesia," katanya.
Sejauh ini, menurut dia, posisi mahasiswa Indonesia secara sosiologis mendapat tempat yang baik bagi civitas academica di kampus-kampus di Malaysia.
"Begitu juga bagi pengembangan hubungan antarpemerintah (G-to-G), Malaysia tampaknya memiliki pandangan yang cukup jauh mengenai kebutuhan hubungan persahabatan dengan Indonesia untuk menjalankan urusan dan isu-isu yang lebih luas secara global," katanya.
Sekretaris Majelis Perwakilan KAHMI Malaysia Yuri Buchari mengaprasesiasi langkah dan keberhasilan Polri menangkap Djoko Tjandra.
"Sungguh ini sebuah sinyalemen bahwa institusi ini bisa menjadi tulang punggung penegakan hukum yang adil sesuai dengan cita-cita Pancasila, sekaligus menjadi jawaban terhadap keraguan sebagian orang bahwa penegakan hukum itu tumpul ke atas," katanya.
Alumnus Universitas Islam Antarbangsa Malaysia (IIUM) ini mengharapkan pengusutan tuntas terhadap kasus tersebut dengan seadil-adilnya.
"Kami berharap agar institusi Polri mampu mengurai permasalahan ini dan mengadili seadil-adilnya mereka yang terlibat sesuai dengan porsi dan intensitas masing-masing," katanya.
Yuri mengatakan bahwa penangkapan tersebut sekaligus menjawab tuduhan yang berseleweran bahwa Djoko Tjandra dilindungi elite Malaysia, padahal pemenrintah Malaysia malah begitu rapi memberikan kerja sama.
"Hal ini perlu diapresiasi sekaligus bisa dijadikan iktibar bahwa penegakan hukum itu di atas segalanya, termasuk di atas elite-elite negera sekalipun," kata pria asal Madura tersebut.
Apresiasi ini disampaikan oleh Ketua Persatuan Pelajar Indonesia Malaysia (PPI) Universiti Teknologi MARA (UiTM) Inna Djunaenah dan Sekretaris Majelis Perwakilan KAHMI Malaysia Yuri Buchari.
"Terlepas dari beberapa tudingan dan pandangan terhadap serangkaian 'drama' mengenai siapa saja yang turut serta dalam skenario yang sedang masyarakat saksikan terkait dengan pelarian dan tertangkapnya Djoko Tjandra, secara normatif proses hukum yang dikehendaki memang sedang terjawab kebutuhannya," kata Inna Djunaenah.
Menurut dosen Fakultas Hukum Universitas Padjajaran ini, tentunya sudah dan akan banyak pandangan dari pakar hukum yang lain, terutama hukum pidana, yang mengerucut pada proses yang harus berjalan kemudian.
"Ini menunjukkan sikap kooperatif pemerintah Federasi Malaysia untuk mengembangkan posisinya sebagai negara tetangga yang siap membangun kemitraan yang berarti," katanya.
Bagi pemerintah Malaysia, kata dia, hal ini memberikan jawaban bahwa rezim yang sekarang tidak seperti yang disangkakan publik karena pernah memiliki hubungan politik yang baik dengan mantan Perdana Menteri Najib Razak.
"Kebutuhan menanamkan posisi kooperatif seperti ini penting bagi Malaysia, di antaranya karena akan dapat menargetkan mahasiswa internasional yang makin banyak asal Indonesia," katanya.
Sejauh ini, menurut dia, posisi mahasiswa Indonesia secara sosiologis mendapat tempat yang baik bagi civitas academica di kampus-kampus di Malaysia.
"Begitu juga bagi pengembangan hubungan antarpemerintah (G-to-G), Malaysia tampaknya memiliki pandangan yang cukup jauh mengenai kebutuhan hubungan persahabatan dengan Indonesia untuk menjalankan urusan dan isu-isu yang lebih luas secara global," katanya.
Sekretaris Majelis Perwakilan KAHMI Malaysia Yuri Buchari mengaprasesiasi langkah dan keberhasilan Polri menangkap Djoko Tjandra.
"Sungguh ini sebuah sinyalemen bahwa institusi ini bisa menjadi tulang punggung penegakan hukum yang adil sesuai dengan cita-cita Pancasila, sekaligus menjadi jawaban terhadap keraguan sebagian orang bahwa penegakan hukum itu tumpul ke atas," katanya.
Alumnus Universitas Islam Antarbangsa Malaysia (IIUM) ini mengharapkan pengusutan tuntas terhadap kasus tersebut dengan seadil-adilnya.
"Kami berharap agar institusi Polri mampu mengurai permasalahan ini dan mengadili seadil-adilnya mereka yang terlibat sesuai dengan porsi dan intensitas masing-masing," katanya.
Yuri mengatakan bahwa penangkapan tersebut sekaligus menjawab tuduhan yang berseleweran bahwa Djoko Tjandra dilindungi elite Malaysia, padahal pemenrintah Malaysia malah begitu rapi memberikan kerja sama.
"Hal ini perlu diapresiasi sekaligus bisa dijadikan iktibar bahwa penegakan hukum itu di atas segalanya, termasuk di atas elite-elite negera sekalipun," kata pria asal Madura tersebut.