Kuala Lumpur (ANTARA) - Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Penang mengharapkan wisatawan Malaysia, khususnya yang berasal dari Penang, tertarik mengunjungi dan menikmati liburan kembali ke Bali serta tempat lainnya di Indonesia.

Harapan itu disampaikan Konjen KJRI Penang Bambang Suharto  saat memberikan sambutan pada acara "Indonesian Tourism and Culinary Promotion" di konsulat setempat di Penang, Kamis.

Acara dihadiri sejumlah undangan, di antaranya Yoon Pauline (Manager Penang Global Tourism, Carolyn (Vice Chairman, MATTA Penang), Foo Yu Keong Hon (Treasurer MATTA Penang), Andy Chuah (Chairman MCTA Penang), Wooi Leng Ong (Project Manager Penang Institute), dan Dato’ Syed Mohamad Aidid (CEO MITTAS, Malaysia, Indonesia & Thailand Tourist Association).

Bambang mengatakan pandemi COVID-19 telah membawa dampak yang signifikan pada semua sektor perekonomian di seluruh dunia.

"Kami melihat Indonesia dan Malaysia yang sama-sama mengandalkan pariwisata sebagai salah satu tulang punggung ekonomi harus menghadapi situasi yang sangat krusial," katanya.

Berdasarkan statistik Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mengalami penurunan sebesar 74,84 persen pada 2020,  yaitu dari 16,11 juta pada 2019 menjadi hanya 4,09 juta pada 2020.

Jumlah kunjungan wisatawan Malaysia ke Indonesia turun 67 persen, dari 2,9 juta pada 2019 menjadi 980 ribu pada 2020.

"Pandemi memaksa kita untuk lebih memanfaatkan dan mengandalkan teknologi informasi, suka atau tidak suka, kita harus mengikuti perkembangan digitalisasi saat ini untuk meraih peluang dan manfaat yang maksimal," katanya.

Situasi harian pandemi di Malaysia dan Indonesia saat ini menunjukkan penurunan. Jumlah harian COVID di Indonesia per 23 November adalah 394 kasus.

"Pada saat yang sama, jumlah orang yang telah menerima vaksin juga meningkat 65 persen penduduk Indonesia atau 226 juta orang telah menerima vaksin dosis pertama, sedangkan 43 persen telah menerima dosis kedua," katanya.

Di Malaysia, ujar Bambang, pihaknya senang bahwa 95,6 persen orang dewasa sudah menerima dua dosis lengkap vaksinasi.

Pemerintah Malaysia juga telah mengumumkan bahwa mereka akan mengubah situasi COVID-19 dari pandemi menjadi endemik.

"Tren penurunan ini juga mendorong Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Malaysia merumuskan kebijakan untuk memudahkan pergerakan orang antara kedua negara," ujar Bambang.

Kebijakan tersebut disambut baik oleh mereka yang berkecimpung di industri pariwisata.

"Pengenalan perjalanan lintas negara di Malaysia dan pembukaan Langkawi kepada wisatawan asing menunjukkan dampak positif pada tujuan wisata, termasuk Penang," katanya.

Demikian juga di Indonesia, ujar dia, Bali diharapkan menjadi titik awal untuk menghidupkan kembali industri terkait pariwisata.

Pada 14 Oktober 2021, pemerintah Indonesia telah membuka kembali pulau Bali bagi wisatawan asing dari 19 negara melalui Bandara Ngurah Rai Bali.

Ke-19 negara yang diizinkan masuk ke Indonesia telah melalui berbagai pertimbangan.

"19 negara dipilih dengan mempertimbangkan jumlah kasus dan tingkat positif yang rendah berdasarkan standar WHO (World Health Organization)," katanya.

Kesehatan wisatawan asing, kata Bambang, menjadi syarat utama untuk berkunjung ke Indonesia.

"Kesehatan dan keselamatan baik wisatawan asing maupun masyarakat Indonesia merupakan kewajiban mutlak, mengingat pandemi COVID-19 belum berakhir," katanya.
  Kegiatan "Indonesian Tourism and Culinary Promotion". ANTARA Foto/KJRI Penang  

"Perkembangan menggembirakan terkait kunjungan warga Malaysia ke Indonesia dan sebaliknya, tercermin dari hasil pertemuan antara Perdana Menteri Malaysia Dato Seri Ismail Sabri Yakoob dengan Presiden Joko Widodo pada 10 November lalu," katanya.

Salah satu isu yang telah disepakati adalah Travel Corridor Arrangement (TCA)/Vaccinated Travel Lane (VTL).

Dua titik tujuan telah dipilih, yaitu Jakarta–Kuala Lumpur dan Denpasar–Kuala Lumpur.

"Kedua skema diprioritaskan bagi mereka yang telah menerima vaksinasi lengkap untuk tujuan resmi, kesehatan, bisnis dan kemanusiaan," katanya.

Untuk mendukung kesepakatan ini, ujar dia, disepakati pula pengakuan bersama atas sertifikasi vaksinasi COVID-19 dan hasil uji skrining PCR Standar.

Dijadwalkan kesepakatan tersebut akan dilaksanakan pada awal 2022.

"Seperti yang kita ketahui, sebelum pandemi ada penerbangan langsung dari Penang ke beberapa kota di Indonesia (Jakarta, Medan, Surabaya dan Bandung)," katanya.

Menurut data dari Bandara Internasional Penang, pada 2018 ada 245.000 orang yang datang dari Indonesia, sedangkan pada 2019 jumlah itu meningkat menjadi 275 ribu.

Di sisi lain, ada 255.000 orang yang datang dari Penang ke Indonesia pada 2018 dan jumlahnya meningkat menjadi 272.000 orang pada 2019. 
 

Pewarta : Agus Setiawan
Editor : Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2024