Jakarta (ANTARA) - "Ms. Marvel" yang merupakan serial original terbaru Marvel Studios bisa dibilang merupakan suguhan segar setelah pengenalan karakter dan cerita "Moon Knight" yang begitu kompleks. Bagaikan putaran 360 derajat, "Ms. Marvel" menawarkan pengalaman menonton yang lebih ringan dan menyenangkan.

Bicara soal karakter, penampilan Iman Vellani sebagai Kamala Khan, seorang remaja Muslim di Amerika yang lahir dan besar di Jersey City, menjadi sorotan utama yang patut diacungi jempol. Tak ada yang menyangka bahwa ini adalah kali pertama Vellani muncul di layar kaca dan berakting.

Kamala, seorang gadis muda yang penuh rasa ingin tahu dan mengidolakan Avengers, membuatnya begitu mudah dicintai oleh siapa pun yang menontonnya. Kehadirannya sebagai remaja biasa dan seorang penggemar (fangirl) budaya pop, menjadikannya karakter yang cukup relatable bagi masyarakat umum.

Selain Vellani, terdapat pula Matt Lintz sebagai Bruno dan Yasmeen Fletcher sebagai Nakia. Keduanya adalah teman dekat Kamala yang senantiasa memberi dukungan kepada sang lakon utama dengan caranya masing-masing. Selain itu, ada juga Rish Shah sebagai Kamran, teman baru Kamala yang penuh misteri.

Ditambah dengan celoteh, humor, dan tingkah menggemaskan mereka, semakin membentuk dinamika hubungan persahabatan mereka kian menarik dan menggelitik.
 

Latar belakang Kamala yang terlahir di keluarga dan komunitas Muslim, rasanya mampu membuat karakter ini terasa lekat oleh penonton Indonesia. Terdapat referensi dan kata-kata familier dengan penganut agama Islam, membuat serial ini langsung mendapat tempat di hati.

  "Ms. Marvel" (2022) (ANTARA/Marvel Studios/Daniel McFadden)


Alih-alih hanya sekadar menjadi "bumbu" yang membedakan Kamala dengan pahlawan super Marvel Cinematic Universe lainnya, rasanya tak berlebihan jika mengatakan bahwa aspek ini ikut berperan sebagai elemen mendasar dari identitas diri yang rumit dan berkembang.

Hal tersebut pun tercermin dalam momen-momen kecil di serial. Seperti ketika Kamala dan Kamran terikat karena cinta mereka yang sama terhadap bintang Bollywood Shah Rukh Khan; atau ketika dia dan Nakia mengeluh tentang lusuhnya bagian wanita masjid mereka.

Ada pula pengetahuan yang dibagi soal insiden Pemisahan India tahun 1947, yang pada akhirnya membentuk cara pandang mereka dan orang lain; stereotip Barat akan Muslim; hingga feminisme yang coba digemakan oleh Muslimah.
 
"Ms. Marvel" dinahkodai oleh tim penyutradaraan yang terdiri dari Adil & Bilall, Meera Menon dan Sharmeen Obaid-Chinoy. Keempatnya memiliki visi visual dan cerita yang bisa dibilang saling melengkapi.
 

Kreativitas karakter yang tak terbatas juga tercermin dalam gaya serial ini yang dilengkapi dengan sentuhan animasi khas comic book yang dijumpai di film-film seperti "The Mitchells vs. The Machines" (2021), "Spider-Man: Into the Spider-Verse" (2018), hingga film klasik "Scott Pilgrim vs. the World" (2010).
 
Co-director dan produser eksekutif serial “Ms. Marvel”, Bilall Fallah dan Adil El Arbi, mengatakan karakter superhero dalam serial terbaru akan menawarkan kisah yang menginspirasi bagi para penggemar Marvel Cinematic Universe (MCU) di dunia.

“Karakter Kamala ini adalah sedikit penghormatan kepada fandom, kepada orang-orang yang menjadi penggemar semua Avengers dan pahlawan di MCU,” kata Arbi saat konferensi pers daring dengan media Korea Selatan, dikutip dari The Korea Times.

Serial yang terdiri dari enam episode itu mengikuti kisah seorang gadis Pakistan-Amerika berusia 16 tahun, Kamala Khan, yang merupakan penggemar berat Captain Marvel. Dia berjuang untuk menyesuaikan diri di sekolah dan di rumahnya, menghadapi kebingungan identitas budaya.

 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: "Ms. Marvel" hadirkan cerita spesial nan personal

Pewarta : Arnidhya Nur Zhafira
Editor : Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2024