Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi melakukan pertemuan bilateral di sela-sela agenda KTT G7 untuk membahas kerja sama pangan kedua negara.
"Mengenai kerja sama terkait perdagangan bahan pangan antara dua negara, saya akan minta Menteri Perdagangan Indonesia untuk segera berkomunikasi dengan Menteri Perdagangan India," kata Presiden Jokowi di Elmau, Jerman, Senin (27/6).
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi juga menyampaikan apresiasi atas dukungan kuat India terhadap Presidensi G20 Indonesia. Indonesia juga akan mendukung penuh Presidensi G20 India tahun depan.
Presiden Jokowi hadir di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-7 ke-48 yang digelar di Elmau, Jerman. KTT tersebut merupakan pertemuan tahunan negara G7 beranggotakan Amerika Serikat, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, dan Perancis.
Selain menghadiri sesi pertemuan dan jamuan makan malam, Presiden Jokowi juga dijadwalkan akan mengadakan pertemuan bilateral dengan sejumlah pemimpin negara yaitu Kanselir Jerman, Presiden Perancis, Perdana Menteri India, Presiden Senegal, dan Perdana Menteri Kanada.
Presiden Jokowi hadir dalam KTT G7 sebagai negara mitra G7 bersama 4 pemimpin lainnya yaitu Presiden Argentina, Perdana Menteri India, Presiden Senegal, dan Presiden Afrika Selatan, sekaligus sebagai Presidensi G20.
Dalam KTT G7 kali ini, Presiden Jokowi akan mendorong negara-negara G7 untuk bersama-sama mengupayakan perdamaian di Ukraina dan juga secepat-cepatnya mencari solusi dalam menghadapi krisis pangan dan krisis energi yang sedang melanda dunia.
KTT G7 terbentuk untuk melakukan kolaborasi dalam rangka memecahkan masalah ekonomi dunia. Untuk itu, G7 setiap tahunnya mengadakan rapat kerja untuk membahas masalah yang sedang terjadi melalui Konferensi Tingkat Tinggi.
Setiap tahun, para menteri dan pejabat dari tujuh negara anggota G7 mengadakan KTT dan mereka membahas serta membentuk kesepakatan serta mempublikasikan pernyataan bersama terkait peristiwa-peristiwa global.
Rusia sempat bergabung dan menciptakan G8 (Group of Eight) di 1998. Namun, pada tahun 2014 Rusia dikecualikan karena pencaplokan wilayah Krimea (Ukraina).
Semantara Cina tidak pernah menjadi anggota G7 meskipun ekonominya besar dan memiliki populasi terbesar di dunia. Itu karena Cina termasuk negara dengan tingkat kekayaan yang relatif rendah per individu sehingga tidak dikategorikan sebagai ekonomi maju seperti halnya anggota G7.
Baca juga: KJRI Kota Kinabalu: Pemulangan WNI di Malaysia diupayakan pada kesempatan pertama
Baca juga: Leo/Daniel absen dari Malaysia Open karena cedera
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Presiden Jokowi dan PM India bahas kerja sama pangan
"Mengenai kerja sama terkait perdagangan bahan pangan antara dua negara, saya akan minta Menteri Perdagangan Indonesia untuk segera berkomunikasi dengan Menteri Perdagangan India," kata Presiden Jokowi di Elmau, Jerman, Senin (27/6).
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi juga menyampaikan apresiasi atas dukungan kuat India terhadap Presidensi G20 Indonesia. Indonesia juga akan mendukung penuh Presidensi G20 India tahun depan.
Presiden Jokowi hadir di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-7 ke-48 yang digelar di Elmau, Jerman. KTT tersebut merupakan pertemuan tahunan negara G7 beranggotakan Amerika Serikat, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, dan Perancis.
Selain menghadiri sesi pertemuan dan jamuan makan malam, Presiden Jokowi juga dijadwalkan akan mengadakan pertemuan bilateral dengan sejumlah pemimpin negara yaitu Kanselir Jerman, Presiden Perancis, Perdana Menteri India, Presiden Senegal, dan Perdana Menteri Kanada.
Presiden Jokowi hadir dalam KTT G7 sebagai negara mitra G7 bersama 4 pemimpin lainnya yaitu Presiden Argentina, Perdana Menteri India, Presiden Senegal, dan Presiden Afrika Selatan, sekaligus sebagai Presidensi G20.
Dalam KTT G7 kali ini, Presiden Jokowi akan mendorong negara-negara G7 untuk bersama-sama mengupayakan perdamaian di Ukraina dan juga secepat-cepatnya mencari solusi dalam menghadapi krisis pangan dan krisis energi yang sedang melanda dunia.
KTT G7 terbentuk untuk melakukan kolaborasi dalam rangka memecahkan masalah ekonomi dunia. Untuk itu, G7 setiap tahunnya mengadakan rapat kerja untuk membahas masalah yang sedang terjadi melalui Konferensi Tingkat Tinggi.
Setiap tahun, para menteri dan pejabat dari tujuh negara anggota G7 mengadakan KTT dan mereka membahas serta membentuk kesepakatan serta mempublikasikan pernyataan bersama terkait peristiwa-peristiwa global.
Rusia sempat bergabung dan menciptakan G8 (Group of Eight) di 1998. Namun, pada tahun 2014 Rusia dikecualikan karena pencaplokan wilayah Krimea (Ukraina).
Semantara Cina tidak pernah menjadi anggota G7 meskipun ekonominya besar dan memiliki populasi terbesar di dunia. Itu karena Cina termasuk negara dengan tingkat kekayaan yang relatif rendah per individu sehingga tidak dikategorikan sebagai ekonomi maju seperti halnya anggota G7.
Baca juga: KJRI Kota Kinabalu: Pemulangan WNI di Malaysia diupayakan pada kesempatan pertama
Baca juga: Leo/Daniel absen dari Malaysia Open karena cedera
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Presiden Jokowi dan PM India bahas kerja sama pangan