Hal tersebut ditegaskan Presiden saat menyampaikan pandangannya pada KTT G7 sesi II dengan topik ketahanan pangan dan kesetaraan gender, yang berlangsung di Elmau, Jerman, Senin.
“Sebanyak 323 juta orang di tahun 2022 ini, menurut World Food Programme, terancam menghadapi kerawanan pangan akut. G7 dan G20 memiliki tanggung jawab besar untuk mengatasi krisis pangan ini. Mari kita tunaikan tanggung jawab kita, sekarang, dan mulai saat ini,” kata Presiden Jokowi.
Presiden menekankan pangan adalah permasalahan Hak Asasi Manusia paling mendasar. Para perempuan dari keluarga miskin dipastikan menjadi yang paling menderita menghadapi kekurangan pangan bagi anak dan keluarganya.
“Kita harus segera bertindak cepat mencari solusi konkret. Produksi pangan harus ditingkatkan. Rantai pasok pangan dan pupuk global, harus kembali normal,” katanya.
Karenanya dukungan negara G7 untuk melakukan reintegrasi ekspor gandum Ukraina dan ekspor komoditas pangan dan pupuk Rusia dalam rantai pasok global sangat penting, tegas Presiden Jokowi.
Baca juga: Jonatan Christie incar poin di Malaysia Open 2022 untuk jaga peringkat
Ia menyampaikan dua cara untuk merealisasikan hal tersebut, yakni fasilitasi ekspor gandum Ukraina segera dan melakukan komunikasi secara proaktif kepada publik dunia bahwa komoditas pangan dan pupuk dari Rusia tidak terkena sanksi.
Komunikasi intensif, menurut dia, perlu sekali dilakukan sehingga tidak terjadi keraguan yang berkepanjangan di publik internasional. Komunikasi intensif itu juga perlu dipertebal dengan komunikasi ke pihak-pihak terkait seperti bank, asuransi, perkapalan dan lainnya.
"Khusus untuk pupuk, jika kita gagal menanganinya, maka krisis beras yang menyangkut 2 miliar manusia terutama di negara berkembang dapat terjadi,” kata Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi menyerukan negara G7 dan G20 untuk bersama-sama mengatasi krisis pangan yang saat ini mengancam rakyat di negara-negara berkembang jatuh ke jurang kelaparan dan kemiskinan ekstrem.
Para pemimpin kelompok G7 menggelar pertemuan puncak di Kastil Elmau di Jerman. Pembahasan didominasi tema perang di Ukraina, masalah pangan global dan perlindungan iklim.
Kastil Elmau bukan pertama kali menjadi lokasi KTT G7. Pertemuan sebelumnya pernah dilaksanakan di tempat yang sama pada 2015.
Namun tahun ini, pertemuan dibayangi dengan sedang berkecamuknya perang antara Rusia dan Ukraina. Konflik tersebut tidak hanya berdampak pada perubahan geopolitik dunia tetapi sudah membuat banyak negara harus menghadapi krisis pangan global.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Jokowi: G7 dan G20 harus segera atasi krisis pangan