Jakarta (ANTARA) - Setelah Kementerian Agama mengumumkan 1 Zulhijah 1443 Hijriah jatuh pada 1 Juli 2022 maka umat Muslim di Indonesia mulai bersiap untuk merayakan Hari Raya Idul Adha yang jatuh pada hari Minggu, 10 Juli.
Informasi tentang bagaimana berkurban bebas penyakit mulut dan kuku (PMK) di tengah merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK) hingga niat puasa Idul Adha menjadi hal yang dicari masyarkat.
Dokter Hewan dan Ahli Kesehatan Masyarakat Institut Pertanian Bogor (IPB) drh. Denny Widaya Lukman memberikan tips pemilihan, penyembelihan hingga pengolahan daging hewan kurban bebas PMK.
"Pertama ketahui ciri hewan dengan PMK. PMK yang cenderung menjangkiti hewan ternak, seperti sapi, kambing, kerbau hingga domba, menimbulkan beberapa gejala seperti sariawan pada mulut, bibir, lidah dan dinding bagian dalam pipi, air liur yang berlebihan serta luka atau lepuh di atas dan celah di antara dua kuku," kata drh. Denny dalam keterangan pers yang dibagikan Tokopedia pada Jumat (1/7).
Selain itu, kuku hewan yang terluka juga dapat terlepas apabila tidak diobati segera.
Kedua, pisahkan sapi dan domba karena domba cenderung tidak menunjukkan gejala jika tertular PMK. "Panitia kurban hendaknya memotong semua hewan sehat terlebih dulu," kata Denny.
Hewan kurban dengan PMK yang bergejala ringan boleh dipotong dengan tetap memperhatikan kebersihan. Limbah kotoran hewan yang sakit dibuang dengan ditanam di tanah atau dipisahkan pada tempat tertentu, lalu laporkan pada dinas penyelenggara peternakan dan kesehatan hewan agar segera memindahkannya.
Setelah itu distribusikan segera daging kurban. Usahakan daging kurban diterima masyarakat yang membutuhkan maksimal lima jam setelah pemotongan, katanya. Hal itu untuk menghindari perubahan kimiawi pada daging dan berkembangnya bakteri.
"Daging juga dapat diolah menjadi kornet karena dari aspek keamanan pangan, pemanasan dalam proses produksi kornet dapat menginaktivasi virus," kata Denny, yang juga meminta masyarakat tidak khawatir karena PMK tidak menulari manusia.
Terkait pengolahan daging kurban, sebaiknya dimasak hingga matang agar mematikan bakteri/virus atau disimpan dalam freezer untuk mempertahankan kesegaran daging, kata Denny. Meski daging dibekukan, nutrisi daging akan tetap terjaga dan daging tidak mengalami perubahan kimiawi secara alami.
Niat puasa Idul Adha
Idul Adha merupakan salah satu hari raya spesial bagi umat Muslim di seluruh dunia. Sebelum perayaan, Rasulullah SAW juga melaksanakan puasa sunnah untuk memberikan keberkahan.
Puasa menjelang Hari Raya Idul Adha juga menjadi pelengkap ibadah kurban dan haji yang dilaksanakan Umat Islam. Puasa sunnah Idul Adha yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW di antaranya puasa Zulhijah, puasa Tarwiyah dan puasa Arafah.
Sebelum mulai berpuasa, penting pula untuk menyimak tiga niat puasa Idul Adha, dari mulai puasa Zulhijah, Tarwiyah dan Arafah.
Puasa Zulhijah yang banyak sekali keistimewaannya dilaksanakan selama tujuh hari mulai tanggal 1 hingga 7 Zulhijah. Adapun niat Puasa Zulhijah yaitu “Nawaitu shauma syahri dzil hijjati sunnatan lillahi ta’ala” (Saya niat puasa sunah bulan Dzulhijjah karena Allah Ta’ala).
Lalu ada Puasa Tarwiyah yang juga dilaksanakan sebelum Hari Raya Idul Adha, pada tanggal 8 Zulhijah. Puasa sunnah tersebut juga dianjurkan karena masuk dalam 10 hari istimewa di bulan Zulhijah.
Adapun niat Puasa Tarwiyah yaitu “Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillahi ta’ala” (Saya niat berpuasa sunnah Tarwiyah karena Allah ta’ala).
Selanjutnya ada Puasa Arafah yang pelaksanaanya pada tanggal 9 Zulhijah. Puasa sunnah itu dianjutkan untuk mereka yang tidak melakukan ibadah haji, selain sebagai bentuk doa kepada mereka yang sedang berhaji dan berada di Padang Arafah agar diberi keselamatan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Tips berkurban bebas PMK
Informasi tentang bagaimana berkurban bebas penyakit mulut dan kuku (PMK) di tengah merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK) hingga niat puasa Idul Adha menjadi hal yang dicari masyarkat.
Dokter Hewan dan Ahli Kesehatan Masyarakat Institut Pertanian Bogor (IPB) drh. Denny Widaya Lukman memberikan tips pemilihan, penyembelihan hingga pengolahan daging hewan kurban bebas PMK.
"Pertama ketahui ciri hewan dengan PMK. PMK yang cenderung menjangkiti hewan ternak, seperti sapi, kambing, kerbau hingga domba, menimbulkan beberapa gejala seperti sariawan pada mulut, bibir, lidah dan dinding bagian dalam pipi, air liur yang berlebihan serta luka atau lepuh di atas dan celah di antara dua kuku," kata drh. Denny dalam keterangan pers yang dibagikan Tokopedia pada Jumat (1/7).
Selain itu, kuku hewan yang terluka juga dapat terlepas apabila tidak diobati segera.
Kedua, pisahkan sapi dan domba karena domba cenderung tidak menunjukkan gejala jika tertular PMK. "Panitia kurban hendaknya memotong semua hewan sehat terlebih dulu," kata Denny.
Hewan kurban dengan PMK yang bergejala ringan boleh dipotong dengan tetap memperhatikan kebersihan. Limbah kotoran hewan yang sakit dibuang dengan ditanam di tanah atau dipisahkan pada tempat tertentu, lalu laporkan pada dinas penyelenggara peternakan dan kesehatan hewan agar segera memindahkannya.
Setelah itu distribusikan segera daging kurban. Usahakan daging kurban diterima masyarakat yang membutuhkan maksimal lima jam setelah pemotongan, katanya. Hal itu untuk menghindari perubahan kimiawi pada daging dan berkembangnya bakteri.
"Daging juga dapat diolah menjadi kornet karena dari aspek keamanan pangan, pemanasan dalam proses produksi kornet dapat menginaktivasi virus," kata Denny, yang juga meminta masyarakat tidak khawatir karena PMK tidak menulari manusia.
Terkait pengolahan daging kurban, sebaiknya dimasak hingga matang agar mematikan bakteri/virus atau disimpan dalam freezer untuk mempertahankan kesegaran daging, kata Denny. Meski daging dibekukan, nutrisi daging akan tetap terjaga dan daging tidak mengalami perubahan kimiawi secara alami.
Niat puasa Idul Adha
Idul Adha merupakan salah satu hari raya spesial bagi umat Muslim di seluruh dunia. Sebelum perayaan, Rasulullah SAW juga melaksanakan puasa sunnah untuk memberikan keberkahan.
Puasa menjelang Hari Raya Idul Adha juga menjadi pelengkap ibadah kurban dan haji yang dilaksanakan Umat Islam. Puasa sunnah Idul Adha yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW di antaranya puasa Zulhijah, puasa Tarwiyah dan puasa Arafah.
Sebelum mulai berpuasa, penting pula untuk menyimak tiga niat puasa Idul Adha, dari mulai puasa Zulhijah, Tarwiyah dan Arafah.
Puasa Zulhijah yang banyak sekali keistimewaannya dilaksanakan selama tujuh hari mulai tanggal 1 hingga 7 Zulhijah. Adapun niat Puasa Zulhijah yaitu “Nawaitu shauma syahri dzil hijjati sunnatan lillahi ta’ala” (Saya niat puasa sunah bulan Dzulhijjah karena Allah Ta’ala).
Lalu ada Puasa Tarwiyah yang juga dilaksanakan sebelum Hari Raya Idul Adha, pada tanggal 8 Zulhijah. Puasa sunnah tersebut juga dianjurkan karena masuk dalam 10 hari istimewa di bulan Zulhijah.
Adapun niat Puasa Tarwiyah yaitu “Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillahi ta’ala” (Saya niat berpuasa sunnah Tarwiyah karena Allah ta’ala).
Selanjutnya ada Puasa Arafah yang pelaksanaanya pada tanggal 9 Zulhijah. Puasa sunnah itu dianjutkan untuk mereka yang tidak melakukan ibadah haji, selain sebagai bentuk doa kepada mereka yang sedang berhaji dan berada di Padang Arafah agar diberi keselamatan.
Adapun niat Puasa Arafah yaitu “Nawaitu shauma arafata sunnatan lillahi ta’ala” (Saya niat puasa Arafah, karena Allah ta’ala).
Rasulullah SAW, dalam riwayat Abu Qatadah di Kita Sahih Muslim disebutkan pernah melaksanakan puasa di hari Arafah dan akan menghapus dosa dua tahun yang sudah dilalui.
Baca juga: Malaysia datangkan sapi dari Thailand untuk mencukupi kebutuhan Idul Adha
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Tips berkurban bebas PMK