Labuan Bajo (ANTARA) - Langit senja memerah kala sinar surya tampak perlahan tenggelam di balik bukit pulau kecil di sisi Labuan Bajo, ibu kota Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.

Puluhan orang delegasi peserta pertemuan kedua Sherpa G20 tengah berada di ruangan lobi Hotel Meruorah usai menjalani pertemuan di hotel yang berada tepat di tepi laut.

Mereka duduk, berbincang-bincang sambil mencicipi makanan dan minuman hotel. Sesekali pandangan beralih ke laut melihat gugusan pulau-pulau kecil, kapal-kapal pinisi yang lego jangkar, maupun speed boat dan perahu nelayan yang melintas.

Pemandangan khas sore itu tampak memikat delegasi yang terlihat santai menikmatinya hingga hari mulai gelap.

Labuan Bajo, kota di ujung barat Pulau Flores menjadi lokasi kegiatan pertemuan kedua Sherpa G20 yang berlangsung pada 9-13 Juli 2022.

Puluhan delegasi dari 19 negara anggota G20, 9 negara undangan, dan 10 organisasi internasional hadir secara secara langsung untuk mengikuti kegiatan itu. Satu negara anggota G20 yang hadir virtual yakni Amerika Serikat.

Baca juga: G20 suarakan kekhawatiran tentang melonjaknya harga pangan dan energi

Pertemuan itu membahas berbagai isu global seperti kesehatan, pendidikan, ketahanan pangan, transformasi digital, transisi energi dan sebagainya.

Pemerintah Indonesia menunjuk Labuan Bajo sebagai lokasi pertemuan super penting yang membahas isu-isu penting tentang nasib peradaban dunia itu. Bukan tanpa sebab. Labuan Bajo merupakan salah satu lokasi wisata super premium di Tanah Air.
 

Labuan Bajo memiliki keistimewaan yang tidak ditemukan di belahan bumi mana pun yakni Taman Nasional Komodo, habitat satwa purba Komodo (Varanus Komodoensis) yang telah mendapat predikat sebagai bagian dari 7 keajaiban dunia (New 7 Wonder) pada 2012.

Taman Nasional Komodo juga ditetapkan sebagai salah satu warisan dunia oleh UNESCO pada 1991. Dengan menyandang beberapa status internasional itu, maka Taman Nasional Komodo bukan saja menjadi milik Pemerintah Indonesia namun juga sudah menjadi milik dunia internasional.

Keistimewaan Labuan Bajo yang tiada duanya itu telah menjadi suguhan terindah bagi delegasi Sherpa G20.

Berwisata

Selasa (12/7), hari ketiga pertemuan kedua Sherpa G20,  delegasi berwisata untuk mengenal lebih dalam keindahan Labuan bajo dengan berkunjung ke Pulau Messah, Pulau Komodo, dan Pulau Padar dalam program site visit.

Sebelum diberangkatkan dengan speed boat ke pulau-pulau itu, delegasi diikutsertakan dalam kegiatan menanam coral untuk melestarikan lingkungan laut di sekitar Labuan Bajo.

Saat mengawali kunjungan di Pulau Messah, delegasi diperlihatkan sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang menghasilkan listrik berkapasitas 530 kWp untuk menerangi sekitar 2.000 warga pulau. PLTS itu adalah contoh langkah nyata Pemerintah Indonesia dalam melakukan transisi energi fosil ke energi hijau.
 

Sejumlah perwakilan delegasi seperti India, Italia, dan Fiji juga berkesempatan menginjakkan kaki di Pulau Messah serta memberikan bantuan kepada masyarakat setempat.

Selanjutnya di Pulau Komodo, delegasi pun dipandu para ranger Taman Nasional Komodo untuk menyaksikan secara langsung kehidupan satwa Komodo. Dalam kunjungan itu, mereka menyambangi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk berbelanja produk ekonomi kreatif yang disuguhkan seperti pakaian, piring kaca, patung komodo.

Baca juga: Sherpa G20 bahas soal pengakuan sertifikat vaksinasi antar-negara

Pengalaman berwisata kian lengkap tatkala delegasi mengakhiri kunjungan di Long Pink Beach di Pulau Padar dan melakukan pendakian (tracking) menuju puncak Bukit Padar. Saat istimewa itu pun tak luput diabadikan bersama dengan gambar foto maupun video.

Menariknya, para delegasi sengaja diajak untuk mendaki Bukit Padar oleh Sherpa Indonesia untuk mencairkan suasana dari berbagai dinamika dalam pertemuan yang dijalani.

Ada makna tersirat dari pendakian itu bahwa G20 itu bersistem simetris dari bawah ke atas, kata Co Sherpa Presidensi G20 Indonesia Edi Prio Pambudi.

"Kita exercise semua, bisa atau tidak kita sampai ke puncak. Kenyataannya, walaupun jalannya terjal, medannya berat, kita pun harus bersama-sama naik. Itu yang kita lakukan di sini untuk memberikan filosofi bahwa kita harus bersama-sama," katanya.

Mengajak delegasi Sherpa G20 berkeliling di kawasan wisata di Labuan Bajo dan sekitarnya juga dipandang sebagai langkah yang tepat untuk mempromosikan pariwisata Labuan Bajo ke kancah internasional.

Ada tujuan yang ingin dicapai yaitu membuat delegasi takjub dengan harapan mereka bisa datang kembali lagi berkunjung ke Indonesia di kemudian hari.

Terkesan

Perjalanan wisata sehari itu telah menghadirkan kesan yang melekat bagi delegasi tentang keberagaman kekayaan alam, budaya, saat berwisata di Labuan Bajo.

Tidak heran jika pengalaman berwisata itu menjadi referensi yang akan disampaikan kepada komunitas global untuk datang berwisata di Labuan Bajo.
 

"Saya akan merekomendasikan Labuan Bajo sebagai tempat pariwisata kepada komunitas global. Tempat yang indah," demikian diutarakan Jong Hyun Choi, Kepala Delegasi Republik Korea pada Sherpa G20.

Ia merasa keindahan alam Labuan Bajo telah menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Menyaksikan pemandangan seindah itu adalah pengalaman terbaik dirinya selama perjalanan karir menghadiri rangkaian kegiatan pertemuan G20 di berbagai negara.

Baca juga: Indonesia sisipkan isu "food insecurity" pada FMCBG FCBD ke-3

Bagi Spouse Delegate United Nations (UN), Romea Navid Hanif, dirinya telah terhipnotis oleh keindahan alam Labuan Bajo. Ia pun mengutarakan niatnya ketika suaminya pensiun, ia ingin membawa keluargnya untuk berpindah ke Indonesia dan tinggal di Labuan Bajo.

Salah satu produk budaya lokal juga membuat Romea terkesan yaitu kain tenun ikat yang membuatnya ingin mempelajari budaya masyarakat Nusa Tenggara Timur agar bisa memahami secara utuh.

"Saya ingin mempelajari lebih dalam lagi kebudayaan di sini untuk memahami beragam filosofi yang terkandung di dalamnya," katanya.

Labuan Bajo, kota kecil di Tanah Flores yang saat ini terus didandani Pemerintah Indonesia telah berhasil memukau masyarakat dunia di Sherpa G20. Pesonanya adalah kekayaan yang harus terus dirawat agar tidak memudar dan tetap menjadi daya tarik bagi setiap insan untuk datang menyapanya.

Baca juga: Sasando diperkenalkan dalam Sherpa G20 di Labuan Bajo

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Ketika pesona Labuan Bajo jadi suguhan terindah di Sherpa G20

Pewarta : Aloysius Lewokeda
Editor : Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2024