Kuala Lumpur (ANTARA) - Sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) di Malaysia berharap Pemilihan Umum (Pemilu) ke-15 membawa stabilitas politik yang berlanjut pada kemajuan ekonomi hingga berdampak positif pula bagi para pekerja migran Indonesia (PMI).
“Harapannya Malaysia lebih baik lagi dari kemarin. Enggak gonta-ganti pemerintahan, biar ekonomi semakin maju,” kata PMI asal Lamongan, Takhsis Ansori, di Kuala Lumpur, Sabtu.
Kondisi ekonomi Malaysia menjadi kurang baik mana kala harus berganti pemerintahan hingga tiga kali pada periode sebelumnya. Dan, Takhsis yang bekerja di bidang konstruksi ini mengaku ikut terdampak saat itu.
“Nah jadi enggak ada proyek lagi. Dari Kerajaan (Pemerintah Malaysia) enggak ada, dari pribadi enggak ada,” ujar dia.
Ia mengatakan semua orang pasti mengharapkan Malaysia semakin makmur dan maju karena kemajuan dan kemakmuran itu akan berdampak baik bagi mereka yang ada di negara tersebut.
WNI asal Madura, Umar Faruk, mengatakan, sebagai seorang pendatang, dia tidak banyak tahu tentang bagaimana eskalasi perpolitikan di Malaysia.
Namun, pada Pemilu atau Pilihan Raya Umum (PRU) ke-15 ini, dirinya secara pribadi tetap berharap bahwa siapa pun yang nanti menjadi pemimpin yang dimandatkan oleh Rakyat Malaysia, sosok itu merupakan pribadi yang tetap menjunjung nilai-nilai kemanusiaan dan kewajaran terhadap hal-hal yang menyangkut WNI.
“Betapa pun kita sebagai pendatang asing di negara ini, selama kita tidak melanggar regulasi negara, keberadaan kita wajib mendapatkan perlakuan yang semestinya dan wajar,” ujar Umar yang juga merupakan Penasihat Majlis Persatuan dan Persaudaraan Masyarakat Madura (MPPM) di Malaysia.
Baca juga: Malaysia mulai masuk masa kampanye
Baca juga: Raja Malaysia tidak punya pilihan selain menyetujui pembubaran Parlemen
"Semoga PRU15 menjadi momentum untuk memperbaiki segala aspek, termasuk hubungan antarwarga negara supaya tetap saling membantu secara wajar," katanya.
Sementara itu, Presiden Ikatan Setiakawan Wartawan Malaysia dan Indonesia (ISWAMI) Indonesia Asro Kamal Rokan yang sudah dua kali mengikuti suasana Pemilu Malaysia mengatakan pemilu kali ini menarik karena hingga dua hari sebelum pemungutan suara pun banyak pengamat yang belum berani memprediksi siapa yang akan memenangkan Pemilu kali ini.
Kondisi itu, menurut dia, justru membuat masyarakat antusias mendatangi bilik-bilik suara untuk menentukan pemimpin berikutnya yang mereka pilih.
"Jika melihat kondisi ekonomi Malaysia yang dalam setahun terakhir ini mengalami pertumbuhan ekonomi luar biasa hingga 15 persen, faktor utamanya adanya stabilitas," katanya.
Politik yang stabil menjadi modal besar untuk membawa Malaysia jauh lebih baik lagi kelak," kata jurnalis senior yang pernah memimpin Perum LKBN ANTARA ini.
Malaysia melaksanakan PRU15 pada 19 November 2022 untuk menentukan pemerintahan lima tahun ke depan. Sebanyak 220 kursi Parlemen dan 117 kursi Dewan Undangan Negeri diperebutkan calon legislatif pada Pemilu kali ini.
Baca juga: PM Ismail Sabri umumkan pembubaran Parlemen
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: WNI berharap Pemilu Malaysia ke-15 bawa stabilitas politik
“Harapannya Malaysia lebih baik lagi dari kemarin. Enggak gonta-ganti pemerintahan, biar ekonomi semakin maju,” kata PMI asal Lamongan, Takhsis Ansori, di Kuala Lumpur, Sabtu.
Kondisi ekonomi Malaysia menjadi kurang baik mana kala harus berganti pemerintahan hingga tiga kali pada periode sebelumnya. Dan, Takhsis yang bekerja di bidang konstruksi ini mengaku ikut terdampak saat itu.
“Nah jadi enggak ada proyek lagi. Dari Kerajaan (Pemerintah Malaysia) enggak ada, dari pribadi enggak ada,” ujar dia.
Ia mengatakan semua orang pasti mengharapkan Malaysia semakin makmur dan maju karena kemajuan dan kemakmuran itu akan berdampak baik bagi mereka yang ada di negara tersebut.
WNI asal Madura, Umar Faruk, mengatakan, sebagai seorang pendatang, dia tidak banyak tahu tentang bagaimana eskalasi perpolitikan di Malaysia.
Namun, pada Pemilu atau Pilihan Raya Umum (PRU) ke-15 ini, dirinya secara pribadi tetap berharap bahwa siapa pun yang nanti menjadi pemimpin yang dimandatkan oleh Rakyat Malaysia, sosok itu merupakan pribadi yang tetap menjunjung nilai-nilai kemanusiaan dan kewajaran terhadap hal-hal yang menyangkut WNI.
“Betapa pun kita sebagai pendatang asing di negara ini, selama kita tidak melanggar regulasi negara, keberadaan kita wajib mendapatkan perlakuan yang semestinya dan wajar,” ujar Umar yang juga merupakan Penasihat Majlis Persatuan dan Persaudaraan Masyarakat Madura (MPPM) di Malaysia.
Baca juga: Malaysia mulai masuk masa kampanye
Baca juga: Raja Malaysia tidak punya pilihan selain menyetujui pembubaran Parlemen
"Semoga PRU15 menjadi momentum untuk memperbaiki segala aspek, termasuk hubungan antarwarga negara supaya tetap saling membantu secara wajar," katanya.
Sementara itu, Presiden Ikatan Setiakawan Wartawan Malaysia dan Indonesia (ISWAMI) Indonesia Asro Kamal Rokan yang sudah dua kali mengikuti suasana Pemilu Malaysia mengatakan pemilu kali ini menarik karena hingga dua hari sebelum pemungutan suara pun banyak pengamat yang belum berani memprediksi siapa yang akan memenangkan Pemilu kali ini.
Kondisi itu, menurut dia, justru membuat masyarakat antusias mendatangi bilik-bilik suara untuk menentukan pemimpin berikutnya yang mereka pilih.
"Jika melihat kondisi ekonomi Malaysia yang dalam setahun terakhir ini mengalami pertumbuhan ekonomi luar biasa hingga 15 persen, faktor utamanya adanya stabilitas," katanya.
Politik yang stabil menjadi modal besar untuk membawa Malaysia jauh lebih baik lagi kelak," kata jurnalis senior yang pernah memimpin Perum LKBN ANTARA ini.
Malaysia melaksanakan PRU15 pada 19 November 2022 untuk menentukan pemerintahan lima tahun ke depan. Sebanyak 220 kursi Parlemen dan 117 kursi Dewan Undangan Negeri diperebutkan calon legislatif pada Pemilu kali ini.
Baca juga: PM Ismail Sabri umumkan pembubaran Parlemen
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: WNI berharap Pemilu Malaysia ke-15 bawa stabilitas politik