Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan bahwa bencana banjir dan tanah longsor yang pada Jumat pagi terjadi di Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara, telah menyebabkan satu orang meninggal.
"Satu warga meninggal dunia dan puluhan keluarga terdampak," kata Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengenai dampak banjir dan tanah longsor di Manado.
Sebagaimana dikutip dalam siaran pers BNPB, Abdul mengatakan bahwa hujan lebat menyebabkan air Sungai Tondano meluap dan membanjiri daerah di sekitarnya.
Menurut data BNPB, banjir menyebabkan permukiman warga tergenang setinggi 80 cm hingga tiga meter di bagian wilayah Kecamatan Paal Dua, Tuminting, Sario, Wenang, dan Singkil di Kota Manado.
"Titik-titik longsor teridentifikasi di Kecamatan Paal Dua, Singkil, Tikala, Bunaken, Wanea, dan Tuminting," kata Abdul.
Dia mengatakan bahwa hingga Jumat siang petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan instansi terkait lain melakukan upaya penanganan darurat di daerah yang terdampak banjir, termasuk mengevakuasi warga yang kebanjiran serta mendata dampak bencana dan kebutuhan warga terdampak.
"Sebanyak 33 unit rumah warga terdampak tanah longsor. Namun pihak BPBD belum memerinci tingkat dampak, kerusakan," katanya.
Menurut dia, warga yang terdampak banjir dan tanah longsor saat ini sangat memerlukan bantuan matras, selimut, pakaian, perlengkapan keluarga, dan makanan siap saji.
Berdasarkan analisis potensi gerakan tanah bulan Januari 2023 dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, bagian wilayah Kota Manado memiliki potensi gerakan tanah kategori menengah hingga tinggi.
Kecamatan Paal Dua, Singkul, Wanea, dan Tumiting termasuk wilayah dengan potensi gerakan tanah kategori menengah, sedangkan Bunaken termasuk wilayah dengan potensi gerakan tanah menengah hingga tinggi.
Menurut inaRISK, ada tujuh kecamatan di wilayah Kota Manado yang teridentifikasi memiliki potensi tanah longsor kategori sedang hingga tinggi.
Selain itu, Kota Manado diprakirakan menghadapi hujan pada Jumat hingga Sabtu (28/1). Oleh karena itu, BNPB menyarankan pemerintah dan warga kota siap siaga menghadapi kemungkinan terjadi bencana hidrometeorologi basah.
Warga yang tinggal di dekat tebing atau bukit diimbau bersiap melakukan evakuasi mandiri apabila wilayahnya diguyur hujan lebat dalam waktu lama.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BNPB: Satu orang meninggal akibat banjir dan tanah longsor di Manado
"Satu warga meninggal dunia dan puluhan keluarga terdampak," kata Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengenai dampak banjir dan tanah longsor di Manado.
Sebagaimana dikutip dalam siaran pers BNPB, Abdul mengatakan bahwa hujan lebat menyebabkan air Sungai Tondano meluap dan membanjiri daerah di sekitarnya.
Menurut data BNPB, banjir menyebabkan permukiman warga tergenang setinggi 80 cm hingga tiga meter di bagian wilayah Kecamatan Paal Dua, Tuminting, Sario, Wenang, dan Singkil di Kota Manado.
"Titik-titik longsor teridentifikasi di Kecamatan Paal Dua, Singkil, Tikala, Bunaken, Wanea, dan Tuminting," kata Abdul.
Dia mengatakan bahwa hingga Jumat siang petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan instansi terkait lain melakukan upaya penanganan darurat di daerah yang terdampak banjir, termasuk mengevakuasi warga yang kebanjiran serta mendata dampak bencana dan kebutuhan warga terdampak.
"Sebanyak 33 unit rumah warga terdampak tanah longsor. Namun pihak BPBD belum memerinci tingkat dampak, kerusakan," katanya.
Menurut dia, warga yang terdampak banjir dan tanah longsor saat ini sangat memerlukan bantuan matras, selimut, pakaian, perlengkapan keluarga, dan makanan siap saji.
Berdasarkan analisis potensi gerakan tanah bulan Januari 2023 dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, bagian wilayah Kota Manado memiliki potensi gerakan tanah kategori menengah hingga tinggi.
Kecamatan Paal Dua, Singkul, Wanea, dan Tumiting termasuk wilayah dengan potensi gerakan tanah kategori menengah, sedangkan Bunaken termasuk wilayah dengan potensi gerakan tanah menengah hingga tinggi.
Menurut inaRISK, ada tujuh kecamatan di wilayah Kota Manado yang teridentifikasi memiliki potensi tanah longsor kategori sedang hingga tinggi.
Selain itu, Kota Manado diprakirakan menghadapi hujan pada Jumat hingga Sabtu (28/1). Oleh karena itu, BNPB menyarankan pemerintah dan warga kota siap siaga menghadapi kemungkinan terjadi bencana hidrometeorologi basah.
Warga yang tinggal di dekat tebing atau bukit diimbau bersiap melakukan evakuasi mandiri apabila wilayahnya diguyur hujan lebat dalam waktu lama.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BNPB: Satu orang meninggal akibat banjir dan tanah longsor di Manado