Kuala Lumpur (ANTARA) - Departemen Meteorologi Malaysia (MET Malaysia) pada Jumat, pukul 16.30 waktu setempat mencatat delapan kawasan di Semenanjung Malaysia mengalami gelombang panas dengan suhu maksimum harian mencapai 37 hingga 40 derajat Celsius sekurang-kurangnya tiga hari berturut-turut.
MET Malaysia menyebutkan kawasan yang berada dalam Tahap 2 atau mengalami gelombang panas tersebut antara lain Padang Terap di Kedah, Hulu Perak di Perak, Jeli dan Gua Musang di Kelantan, lalu Jerantut, Raub, Temerloh dan Bera di Pahang.
Selain itu, MET Malaysia juga mencatat 27 kawasan di Semenanjung Malaysia berada pada Tahap 1 yakni berjaga-jaga. Kawasan itu memiliki suhu maksimum harian 35 hingga 37 derajat Celsius sekurang-kurangnya selama tiga hari berturut-turut.
Adapun 27 kawasan itu tersebar di sejumlah negara bagian di Malaysia, mulai dari Perlis, Kedah, Pulau Pinang, Perak, Negeri Sembilan, Pahang, Kelantan dan Terengganu. Sedangkan di Pulau Kalimantan, sejumlah kawasan di Sabah dan Sarawak juga berada pada tahap berjaga-jaga.
Sementara itu, dalam laporan Badan Penanggulangan Bencana Nasional Malaysia (NADMA) yang mengutip Kementerian Kesehatan Malaysia (KKM) menyebutkan terdapat satu kasus kematian baru pada Minggu ini, membuat kasus kematian akibat serangan panas menjadi dua.
Kasus kematian kedua karena serangan panas terjadi pada 1 April 2024 melibatkan seorang anak-anak berumur tiga tahun di Kelantan. Sedangkan kasus kematian pertama karena serangan panas terjadi di Pahang pada 2 Februari lalu, yang terjadi pada laki-laki usia 22 tahun.
Pada 19 Maret lalu Kementerian Pendidikan Malaysia (KPM) telah meminta Departemen Pendidikan Negeri, Kantor Pendidikan Daerah (PPD) dan semua institusi pendidikan di bawah kementerian untuk menangguhkan semua aktivitas luar ruang jika suhu terlalu tinggi dan cuaca terlalu panas.
NADMA juga melaporkan operasi penyemaian awan juga dilakukan di daerah yang menghadapi kemarau di Sabah pada 28 hingga 30 Maret lalu, guna menanggulangi beberapa kawasan yang kekurangan air di Papar, Lahad Datu dan Tawau yang berada di Sabah.
Departemen Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Malaysia (JBPM), menurut NADMA, saat ini mengawasi lebih dari 652 kawasan titik panas kebakaran di seluruh negara tersebut.
MET Malaysia menyebutkan kawasan yang berada dalam Tahap 2 atau mengalami gelombang panas tersebut antara lain Padang Terap di Kedah, Hulu Perak di Perak, Jeli dan Gua Musang di Kelantan, lalu Jerantut, Raub, Temerloh dan Bera di Pahang.
Selain itu, MET Malaysia juga mencatat 27 kawasan di Semenanjung Malaysia berada pada Tahap 1 yakni berjaga-jaga. Kawasan itu memiliki suhu maksimum harian 35 hingga 37 derajat Celsius sekurang-kurangnya selama tiga hari berturut-turut.
Adapun 27 kawasan itu tersebar di sejumlah negara bagian di Malaysia, mulai dari Perlis, Kedah, Pulau Pinang, Perak, Negeri Sembilan, Pahang, Kelantan dan Terengganu. Sedangkan di Pulau Kalimantan, sejumlah kawasan di Sabah dan Sarawak juga berada pada tahap berjaga-jaga.
Sementara itu, dalam laporan Badan Penanggulangan Bencana Nasional Malaysia (NADMA) yang mengutip Kementerian Kesehatan Malaysia (KKM) menyebutkan terdapat satu kasus kematian baru pada Minggu ini, membuat kasus kematian akibat serangan panas menjadi dua.
Kasus kematian kedua karena serangan panas terjadi pada 1 April 2024 melibatkan seorang anak-anak berumur tiga tahun di Kelantan. Sedangkan kasus kematian pertama karena serangan panas terjadi di Pahang pada 2 Februari lalu, yang terjadi pada laki-laki usia 22 tahun.
Pada 19 Maret lalu Kementerian Pendidikan Malaysia (KPM) telah meminta Departemen Pendidikan Negeri, Kantor Pendidikan Daerah (PPD) dan semua institusi pendidikan di bawah kementerian untuk menangguhkan semua aktivitas luar ruang jika suhu terlalu tinggi dan cuaca terlalu panas.
NADMA juga melaporkan operasi penyemaian awan juga dilakukan di daerah yang menghadapi kemarau di Sabah pada 28 hingga 30 Maret lalu, guna menanggulangi beberapa kawasan yang kekurangan air di Papar, Lahad Datu dan Tawau yang berada di Sabah.
Departemen Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Malaysia (JBPM), menurut NADMA, saat ini mengawasi lebih dari 652 kawasan titik panas kebakaran di seluruh negara tersebut.