Kuala Lumpur, (AntaraKL) - Data pribadi 220.000 calon pendonor organ di Malaysia bocor setelah sebuah situs teknologi lokal memperoleh data dan mengungkapkannya dalam pemberitaan media tersebut.

Informasi yang dihimpun di Kuala Lumpur, Rabu, situs www.lowyat.net Selasa (23/1) menulis sumbangan organ adalah praktik yang mulia karena menurut laporan ini Malaysia memiliki persentase terendah dari donor organ yang dijanjikan di dunia dan sekarang mungkin sedikit mengecil.

Situs tersebut mengonfirmasi bahwa file yang berisi rincian lengkap donor organ telah bocor secara online pada awal September 2016 dan data yang terdapat dalam file tersebut diperbarui sampai 31 Agustus 2016 serta berisi rincian penjamin organ tersebut.

Halamannya mirip dengan formulir pendaftaran online yang terdapat di http://dermaorgan.gov.my, namun pihaknya yakin bahwa data yang bocor tidak berasal dari formulir online namun diambil dari database pusat karena rinciannya tampaknya berasal dari rumah sakit pemerintah dan Pusat Sumber Transplantasi Nasional.

Informasi yang bocor termasuk kode perjanjian, nama lengkap, MyKad dan nomor IC (kartu identitas) lama, tanggal lahir, usia, kebangsaan, ras, jenis kelamin, alamat, e-mail dan nomor telepon.

Data tersebut terbagi dalam file berdasarkan tahun pendaftaran, juga diduga berisi rincian keluarga korban berikutnya, nama, alamat dan nomor telepon mereka. Situs tersebut juga menunjukkan sejumlah file tersebut dalam halamannya.

"Kami telah mengulurkan tangan tentang kebocoran data ini sebelum mempublikasikan temuan kami. Kami juga sekali lagi memanggil semua organisasi yang menangani data pribadi untuk memastikan bahwa mereka melakukan perawatan dan ketekunan dalam memastikan keamanan data yang telah dipercayakan kepada mereka," tulis situs tersebut.

Kepala Polisi Diraja Malaysia (PDRM), Inspektur Jenderal Polisi Tan Sri Mohamad Fuzi Harun kebocoran data pendonor organ ini merupakan pelanggaran data terbaru oleh sumber yang sama dengan pelanggaran data ponsel.

"Kami merasa curiga dan kami akan menghubungi administrator situs terkait kasus ini. Kasus tersebut sedang diselidiki oleh Departemen Investigasi Kriminal Komersial," katanya.

Fuzi mengatakan sedikit kemajuan yang dicapai dalam penyelidikan terhadap pelanggaran data sebelumnya yang melihat data pribadi sekitar 46,2 juta pelanggan nomor telepon seluler di Malaysia bocor tahun lalu.

"Kasusnya berada di bawah yurisdiksi Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia dan kami hanya membantu mereka. Kami melacak IP pelanggaran tersebut ke empat negara di luar negeri dan belum dapat melangkah lebih jauh dengan kasus ini," katanya.

Sementara itu siaran pers dari Kantor Perlindungan Pribadi Kementrian Komunikasi dan Multimedia Malaysia menyebutkan pihaknya memandang serius insiden kebocoran yang disebarkan melalui forum www.lowyat.net tersebut.

Pihaknya tengah melakukan penyelidikan dibawah Akta Perlindungan Data Pribadi 2010 (Akta 709).

Pewarta : Agus Setiawan
Editor : Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2024