Kuala Lumpur, (AntaraKL) - Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kuala Lumpur Prof Dr Ari Purbayanto melantik Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Malaysia Periode 2017 - 2018 di Aula Hasanuddin KBRI setempat, Jumat.
Sebanyak 120 orang pengurus yang berasal dari berbagai universitas di Malaysia dikukuhkan secara resmi dengan ketua Doni Ropawandi.
Acara pelantikan ini diawali dengan pengucapan lafaz janji yang dipandu oleh atase pendidikan serta dilanjutkan dengan penandatanganan pakta integritas dari masing masing pengurus PPI Malaysia sebagai bentuk komitmen pengurusan untuk menjalani roda organisasi selama satu tahun ke depan.
Dalam sambutannya atase pendidikan KBRI Malaysia berpesan agar PPI Malaysia dapat secara maksimal membantu berbagai permasalahan yang dihadapi oleh para mahasiswa Indonesia yang sedang kuliah di Malaysia dan dapat bersinergi dengan KBRI menjadi mitra dalam berbagai kegiatan yang melibatkan masyarakat dan mahasiswa Indonesia.
Ketua PPI Malaysia periode 2017-2018 Doni Ropawandi dalam sambutannya menyampaikan bahwa bahwa mahasiswa menjadi motor utama sebagai penggerak bangsa dan juga alat kontrol bagi dinamika dan kebijakan yang terjadi di Indonesia. Menurut dia, mahasiswa juga harus menjadi makhluk uang progressif yang tidak hanya berpikir untuk dirinya sendiri namun untuk orang lain.
Acara pelantikan selain dihadiri oleh perwakilan PPI cabang di seluruh Malaysia juga turut hadir Koordinator Fungsi (Counselor) Penerangan Sosial dan Budaya, Agus Badrul Jamal, Atase Imigrasi, Mulkan Lekat dan perwakilan dari perkumpulan masyarakat di Malaysia.
Setelah pelantikan, seluruh pengurus PPI Malaysia langsung melakukan Rapat Kerja dan Latihan Pengembangan Diri Pengurus (LPDP) yang diselenggarakan di Resort Nur Lembah Pangsung.
Dalam rapat kerja tersebut pengurus PPI Malaysia akan menggodok berbagai program kerja yang akan dilaksanakan selama satu tahun ke depan.
Wakil Koordinator Hukum dan Advokasi PPI Malaysia Hani Adhani mengatakan pihaknya akan melakukan kajian terhadap permasalahan-permasalahan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia yang terjadi beberapa hari ini.
"Dalam satu bulan ini ada dua peristiwa TKI yang meninggal," ujar mahasiswa program S3 International Islamic University Malaysia (IIUM) tersebut.
Sebanyak 120 orang pengurus yang berasal dari berbagai universitas di Malaysia dikukuhkan secara resmi dengan ketua Doni Ropawandi.
Acara pelantikan ini diawali dengan pengucapan lafaz janji yang dipandu oleh atase pendidikan serta dilanjutkan dengan penandatanganan pakta integritas dari masing masing pengurus PPI Malaysia sebagai bentuk komitmen pengurusan untuk menjalani roda organisasi selama satu tahun ke depan.
Dalam sambutannya atase pendidikan KBRI Malaysia berpesan agar PPI Malaysia dapat secara maksimal membantu berbagai permasalahan yang dihadapi oleh para mahasiswa Indonesia yang sedang kuliah di Malaysia dan dapat bersinergi dengan KBRI menjadi mitra dalam berbagai kegiatan yang melibatkan masyarakat dan mahasiswa Indonesia.
Ketua PPI Malaysia periode 2017-2018 Doni Ropawandi dalam sambutannya menyampaikan bahwa bahwa mahasiswa menjadi motor utama sebagai penggerak bangsa dan juga alat kontrol bagi dinamika dan kebijakan yang terjadi di Indonesia. Menurut dia, mahasiswa juga harus menjadi makhluk uang progressif yang tidak hanya berpikir untuk dirinya sendiri namun untuk orang lain.
Acara pelantikan selain dihadiri oleh perwakilan PPI cabang di seluruh Malaysia juga turut hadir Koordinator Fungsi (Counselor) Penerangan Sosial dan Budaya, Agus Badrul Jamal, Atase Imigrasi, Mulkan Lekat dan perwakilan dari perkumpulan masyarakat di Malaysia.
Setelah pelantikan, seluruh pengurus PPI Malaysia langsung melakukan Rapat Kerja dan Latihan Pengembangan Diri Pengurus (LPDP) yang diselenggarakan di Resort Nur Lembah Pangsung.
Dalam rapat kerja tersebut pengurus PPI Malaysia akan menggodok berbagai program kerja yang akan dilaksanakan selama satu tahun ke depan.
Wakil Koordinator Hukum dan Advokasi PPI Malaysia Hani Adhani mengatakan pihaknya akan melakukan kajian terhadap permasalahan-permasalahan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia yang terjadi beberapa hari ini.
"Dalam satu bulan ini ada dua peristiwa TKI yang meninggal," ujar mahasiswa program S3 International Islamic University Malaysia (IIUM) tersebut.