Jakarta (ANTARA) - Seni memiliki interpretasi yang beragam, baik dari penikmat maupun seniman yang membuatnya. Tak terkecuali bagi Mulaika Nordin, seniman muda asal Malaysia yang memiliki darah Cirebon, Jawa Barat.

Bagi Mulaika, seni merupakan salah satu hal terpenting dalam hidupnya. Menurut pelukis berusia 16 tahun itu, seni adalah bentuk ekspresi diri yang memiliki kedekatan dan pemikiran yang kuat untuknya.

"Seni penting bagiku untuk menunjukkan apa yang aku rasakan. Menurutku, tidak sehat jika aku memilih untuk memendam (perasaan) yang sebenarnya ingin aku sampaikan," kata dia kepada ANTARA di Jakarta, Selasa.

Bicara mengenai pesan, gadis berrambut sebahu itu mengatakan bahwa lukisannya berfokus pada pengalaman hidup, standar kehidupan, hingga kesehatan mental dan beberapa pesan politis.

Mulaika memulai perjalanannya untuk melukis dan mendalami seni rupa murni sejak dirinya duduk di bangku sekolah dasar di usia 12 tahun.

Sejak itu, ia terus melukis. Hal itu kemudian menjadikannya sebagai seniman termuda yang berhasil menyelenggarakan pameran tunggal untuk 56 karyanya di Galeri Seni Nasional Malaysia.

Meski sudah mendapatkan capaian yang cukup bergengsi, Mulaika mengaku telah mencoba banyak aliran melukis, dan sangat tertarik dengan gaya melukis abstrak.

"Jujur, aku belum menemukan style-ku dalam melukis. Tapi, aku sangat menyukai aliran abstrak. Itu sangat personal, emosional, spontan, dan memiliki pendekatan one-on-one antara seniman dan penikmatnya," kata Mulaika.

Lebih lanjut, aliran yang melukiskan berbagai bentuk yang tidak ada wujud fisik di alam dunia melalui gagasan unsur-unsur seni rupa itu ia nilai dapat menggugah pemikiran yang berbeda-beda bagi tiap orang.

"Lukisan abstrak itu tidak sama bagi semua orang. Kita melihat lukisan yang sama, namun di saat yang sama pula, kita memiliki sudut pandang yang berbeda untuk lukisan itu," ujar Mulaika.

Ia mengaku bisa membuat sebuah lukisan akrilik secara cepat, sekira 5 hingga 7 jam saja. Namun saat ini, Mulaika melukis menggunakan cat minyak dan menuntutnya untuk lebih sabar dalam berkarya karena cat minyak membutuhkan waktu yang lebih lama untuk kering.

Menjadi seorang pelukis di usia yang sangat muda terkadang membuat gadis keturunan Melayu-Australia itu membutuhkan waktu tertentu untuk membuat sebuah karya. Tak jarang dirinya memilih untuk tidak melukis karena belum juga mendapatkan inspirasi.

"Challenge terbesar sebenarnya adalah diriku sendiri. Aku harus menunggu sesuatu yang benar-benar bisa menginspirasiku untuk melukis, dan itu bukan sesuatu yang bisa aku lakukan setiap waktu," ujarnya.

"Kadang aku mencoba untuk melukis ketika aku tak ingin melakukannya, dan itu forceful. Tapi, keluarga dan teman-temanku selalu mendukungku, dan itu merupakan hal penting yang bisa membuatku untuk terus melukis," kata gadis berkacamata itu.

Pewarta : Arnidhya Nur Zhafira
Editor : Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2024