Kuala Lumpur (ANTARA) - Menteri Pendidikan Malaysia Dr Maszlee Malik mengundurkan diri dari Kabinet Pakatan Harapan setelah 20 bulan mengemban jabatan di kementrian tersebut.
Pengunduran diri dosen di Islamic International University Malaysia (IIUM) tersebut disampaikan dalam jumpa pers di teras Kantor Kementrian Pendidikan Malaysia (KPM) di Putrajaya, Kamis.
Saat jumpa pers anggota parlemen dari Partai Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM) pimpinan Perdana Menteri Malaysia Tun Dr Mahathir Mohamad tersebut menyampaikan program-program yang telah berhasil dilaksanakan selama menjadi menteri.
Namun program-program yang dia jalankan jarang muncul di media massa namun lebih banyak muncul isu-isu yang kontroversi.
“Namun sebagaimana saya jelaskan pada awal, saya dilihat menimbulkan banyak krisis kepada kepimpinan terutama melibatkan isu Jawi, internet sekolah dan isu sarapan gratis,” katanya.
isu Jawi adalah kebijakan Maszlee Malik yang mewajibkan sekolah-sekolah khusus China dan India (sekolah vernakuler) memasukkan pelajaran Jawi atau pelajaran Bahasa Arab Melayu dalam kurikulum mereka.
Kebijakan tersebut ditentang oleh guru-guru sekolah vernakuler namun didukung kalangan Islam dan Melayu.
“Walau bagaimanapun saya percaya saya telah meletakkan asas dan tujuan yang jelas untuk dituruti warga KPM. Ia terhimpun dalam kalimat ‘Pendidikan Untuk Semua’. Saya percaya keputusan ini bukanlah pengakhiran, sebaliknya sebuah permulaan yang baru,” katanya.
Maszlee menyampaikan penghargaan terima kasih kepada Tun Mahathir karena telah memberi kesempatan selama 20 bulan untuk mengemudikan KPM.
“Ia adalah hadiah terbaik kepada saya sebagai pendidik dan aktivis akademi. Saya juga ingin menyatakan pendirian, dukungan dan ketaatan kepada beliau dan parti saya, PPBM,” katanya.
Atas nasehat Perdana Menteri dan atas dasar ketaatan dan disiplin kepada partai dan pemerintah, ujar dia, maka dengan hati yang ridho walaupun berat dirinya meletakkan jabatan sebagai Menteri Pendidikan Malaysia terhitung 3 Januari 2020.
Usai jumpa pers Maszlee langsung meninggalkan kantor KPM dengan menyopiri sendiri mobil pribadinya.
Pengunduran diri dosen di Islamic International University Malaysia (IIUM) tersebut disampaikan dalam jumpa pers di teras Kantor Kementrian Pendidikan Malaysia (KPM) di Putrajaya, Kamis.
Saat jumpa pers anggota parlemen dari Partai Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM) pimpinan Perdana Menteri Malaysia Tun Dr Mahathir Mohamad tersebut menyampaikan program-program yang telah berhasil dilaksanakan selama menjadi menteri.
Namun program-program yang dia jalankan jarang muncul di media massa namun lebih banyak muncul isu-isu yang kontroversi.
“Namun sebagaimana saya jelaskan pada awal, saya dilihat menimbulkan banyak krisis kepada kepimpinan terutama melibatkan isu Jawi, internet sekolah dan isu sarapan gratis,” katanya.
isu Jawi adalah kebijakan Maszlee Malik yang mewajibkan sekolah-sekolah khusus China dan India (sekolah vernakuler) memasukkan pelajaran Jawi atau pelajaran Bahasa Arab Melayu dalam kurikulum mereka.
Kebijakan tersebut ditentang oleh guru-guru sekolah vernakuler namun didukung kalangan Islam dan Melayu.
“Walau bagaimanapun saya percaya saya telah meletakkan asas dan tujuan yang jelas untuk dituruti warga KPM. Ia terhimpun dalam kalimat ‘Pendidikan Untuk Semua’. Saya percaya keputusan ini bukanlah pengakhiran, sebaliknya sebuah permulaan yang baru,” katanya.
Maszlee menyampaikan penghargaan terima kasih kepada Tun Mahathir karena telah memberi kesempatan selama 20 bulan untuk mengemudikan KPM.
“Ia adalah hadiah terbaik kepada saya sebagai pendidik dan aktivis akademi. Saya juga ingin menyatakan pendirian, dukungan dan ketaatan kepada beliau dan parti saya, PPBM,” katanya.
Atas nasehat Perdana Menteri dan atas dasar ketaatan dan disiplin kepada partai dan pemerintah, ujar dia, maka dengan hati yang ridho walaupun berat dirinya meletakkan jabatan sebagai Menteri Pendidikan Malaysia terhitung 3 Januari 2020.
Usai jumpa pers Maszlee langsung meninggalkan kantor KPM dengan menyopiri sendiri mobil pribadinya.