Jakarta (ANTARA) - Sutradara Joko Anwar mengatakan dirinya ingin memberikan pengalaman sinematik dengan membuat standar atau tolok ukur (benchmark) pada “Pengabdi Setan 2: Communion” menjadi satu tingkat lebih tinggi jika dibandingkan dengan film pertama.
“Karena kami (kru dan pemain) sudah sepakat ‘Pengabdi Setan 1’ adalah standar (benchmark) yang terendah, kami mau nggak mau harus membuat ‘Pengabdi Setan 2’ setingkat lebih tinggi lagi pencapaiannya dari segi storytelling, estetika, teknis, dan sebagainya,” kata Joko di XXI Epicentrum, Jakarta, Selasa.
Mengingat standar yang ditetapkan lebih tinggi, sebab itu Joko beserta tim produksi membutuhkan sekitar tiga tahun untuk belajar dan menyiapkan sekuel “Pengabdi Setan” agar lebih matang.
“Semua sepakat persiapannya panjang supaya nanti ketika keluar ‘Pengabdi Setan 2’ bukan saja bisa menjadi film horor sekaligus hiburan, tapi juga bisa menjadi sesuatu yang bisa dibanggakan dari Indonesia untuk persembahan kita ke dunia karena ini adalah aset kita,” sambung Joko.
Lebih lanjut, ia memandang bahwa kepustakaan cerita horor yang berangkat dari folklor hingga mitologi merupakan kekuatan yang dimiliki Indonesia untuk dapat ditawarkan kepada dunia. Oleh sebab itu, kata Joko, harus diperlakukan secara terhormat.
“Salah satu aset terbesar kita, yaitu kepustakaan horor. Ini berulang-ulang saya katakan bahwa kalau kita ingin membuat asesmen terhadap apa yang kita miliki, yang terbesar adalah kepustakaan horor,” ujarnya.