G20: Mencari jalan budaya menuju pemulihan dan kehidupan yang berkelanjutan

id G20,G20 Indonesia,G20 CMM,G20 bidang kebudayaan,budaya kehidupan berkelanjutan,mendikbudristek,nadiem makarim,kemendikbu

G20: Mencari jalan budaya menuju pemulihan dan kehidupan yang berkelanjutan

Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim memegang prangko dan sampul peringatan G20 Culture Ministers’ Meeting (G20 CMM). (ANTARA/HO-Kemendikbudristek)

Bersama kita pulihkan budaya, pulihkan kemanusiaan

Misalnya, Badan Pangan Dunia (FAO) sudah banyak mewanti-wanti tentang kemungkinan rawan pangan, maka masyarakat dunia perlu memanfaatkan sumber daya dan kearifan lokal untuk membangun ketahanan pangan.

Peran kebudayaan penting untuk mendorong pemulihan dan membangun kehidupan yang berkelanjutan. "Kalau kita berbicara tentang solusi untuk pemulihan dan kehidupan berkelanjutan, upayanya sebenarnya dimulai dari hal yang sangat individual … terkait dengan perilaku individu-individu dalam masyarakat," ucap Hilmar.

Oleh karena itu, sangatlah penting untuk menjangkau masyarakat dan membentuk perilaku dan kebiasaan mereka menuju praktik-praktik kehidupan berkelanjutan. Tantangan terbesarnya adalah mengkonsolidasi praktik-praktik kehidupan berkelanjutan itu menjadi suatu budaya hidup masyarakat.Perlu mempromosikan perilaku dan kearifan lokal yang mendukung upaya pemulihan dan kehidupan berkelanjutan.

Untuk itu, melalui G20 CMM, Indonesia mengajak negara-negara G20 lainnya untuk bergotong-royong untuk memulihkan sektor budaya yang terdampak oleh pandemi. Selain itu, pertemuan tersebut menjadi landasan bagi upaya bersama untuk pemulihan dan pembangunan berkelanjutan.

Dana global

Selanjutnya, Indonesia tidak ingin upaya penggunaan sumber daya kebudayaan untuk pemulihan itu hanya sebagai teori, namun harus ada implementasi dari gagasan itu yang disalurkan melalui dukungan bagi pembetukan dana global untuk pemulihan sektor seni dan budaya.

Untuk itu, dalam G20 CMM, Pemerintah Indonesia melalui Kemendikbudristek kembali mempertegas komitmennya dalam memulihkan sektor seni dan kebudayaan dengan mendorong pembentukan Dana Global untuk Pemulihan Seni dan Budaya Global (Global Arts and Culture Recovery Fund/GACRF) dan praktik budaya hidup berkelanjutan.

Komitmen ini berhasil dituangkan ke dalam ringkasan pimpinan sidang (G20 CMM) dan inisiatif Indonesia dalam Dana Global Pemulihan Seni dan Budaya.

Mendikbudristek Nadiem Makarim saat menyampaikan hasil pertemuan para menteri kebudayaan G20 mengemukakan, melalui pembentukan pendanaan itu, Indonesia mendorong kerja sama global dalam memulihkan sektor ekonomi kebudayaan, sehingga para seniman dan pelaku budaya bisa kembali berkarya, museum dan pusat-pusat budaya bisa kembali beraktivitas.

Kemendikbudristek RI sebelumnya telah mengumpulkan masukan dari negara-negara anggota G20, negara undangan khusus, dan organisasi internasional terhadap dokumen inisiatif GACRF yang diusung Indonesia.

Keikutsertaan negara-negara G20 untuk pembentukan dana global itu masih bervariasi, di mana sejumlah negara telah menyatakan siap mendukung pembentukan dana global tersebut sementara beberapa negara lain menyatakan sudah mempunyai pemikiran ke arah sana.

Baca juga: Indonesia Bertutur dorong kemampuan mengelola budaya dengan cara kreatif

Untuk itu, pemerintah Indonesia dalam G20 CMM mendorong diskusi lanjutan GACRF yang telah diinisiasi Indonesia sebagai platform gotong-royong global dalam memulihkan sektor kebudayaan.

Inisiatif itu juga diharapkan dapat mendukung para seniman dan pelaku budaya, khususnya di masa pemulihan ekonomi pascapandemi COVID-19.

Dana global itu rencananya akan dikelola melalui kerja sama dengan UNESCO -- organisasi PBB yang memiliki modalitas dan mekanisme pengelolaan dana untuk pelestarian budaya.

Dengan berakhirnya Pertemuan Tingkat Menteri bidang Kebudayaan G20 di bawah Presidensi Indonesia, Kemendikbudristek pun berharap setiap diskusi, praktik baik, dan inisiatif bidang Kebudayaan G20 pada tahun ini, termasuk GACRF, akan dilanjutkan pada presidensi tahun depan oleh India sebagai tuan rumah G20.

Selanjutnya, Pemerintah Indonesia akan menindaklanjuti capaian hasil kerja G20 CMM itu ke forum yang lebih tinggi, yakni ke Konferensi Tingkat Tinggi G20 pada November 2022 dan juga ke World Conference on Cultural Policies atau MONDIACULT yang diselenggarakan UNESCO di Meksiko pada akhir September 2022.

Kedua forum tersebut akan menjadi platform penguatan gotong-royong dunia dalam memulihkan kebudayaan global.

Memang, untuk menjalankan upaya dalam mewujudkan kehidupan yang berkelanjutan bukan hanya perlu dilakukan oleh negara-negara yang tergabung dalam G20, namun semua negara di seluruh dunia juga perlu bersama-sama mulai bergerak membangun budaya hidup masyarakatnya untuk pemulihan dan kehidupan manusia yang lebih baik.

"Bersama kita pulihkan budaya, pulihkan kemanusiaan," kata Mendikbudristek Nadiem Makarim.



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: G20: Mencari jalan budaya menuju pemulihan dan kehidupan berkelanjutan