Padang (ANTARA) - Sebanyak dua merek fesyen muslim dari Padang, Sumatera Barat, menembus pasar Malaysia usai pagelaran Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) di Indonesia Convention and Exhibition (ICE), Kompleks Bumi Serpong Damai (BSD), Banten, pada 20-22 Oktober 2022.
"Alhamdulillah, produk Maharrani dan Hamka Indonesia akan dijual Stranmall Malaysia yang merupakan salah satu mal terbesar di Malaysia," kata Pendiri Maharrani, Elsa Maharrani di Padang, Sumbar, Selasa.
Menurut dia, hal ini merupakan tindak lanjut dari penandatangan nota kesepahaman 14 pelaku usaha Indonesia dengan pembeli Malaysia senilai total 4,3 juta dolar AS atau Rp67,3 miliar.
"Alhamdulillah, kami bersyukur pada Allah, ini merupakan pencapaian yang luar biasa, dan doa para penjahit Maharrani," kata dia.
Ia menyampaikan hal ini juga tidak lepas dari dukungan Ikra Indonesia dan BI Perwakilan Sumbar yang telah mendorong dan membimbing Maharrani dan Hamka Indonesia untuk bisa ekspor.
Maharrani merupakan salah satu merek fesyen muslim asal Sumatera Barat yang berdiri sejak 2018.
Memulai usaha dengan menjahit 12 helai gamis, kini Maharrani mampu memproduksi hingga 3.000 potong pakaian muslimah dalam sebulan.
Karena permintaan meningkat, Elsa menggagas ide membuat kampung jahit dengan menawarkan kemitraan pada ibu rumah tangga setempat.
Baca juga: TEI ke-37 catat hasil transaksi sementara sebesar 2,94 miliar dolar AS
Konsepnya setiap mitra diberi upah langsung per helai pakaian yang dijahit, pagi dijemput, sore kalau sudah selesai diantar dan cukup dikerjakan di rumah masing-masing.
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan mendorong lebih banyak kerja sama dan transaksi yang dilakukan pelaku usaha fesyen muslim Indonesia dengan para buyer.
"Ke depannya saya optimis akan lebih banyak kontrak kerja sama dengan buyer internasional lainnya," kata Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.
Mendag menyampaikan penyelenggaraan JMFW pada 20-22 Oktober 2022 yang diadakan bersamaan dengan gelaran Trade Expo Indonesia ke-37 pada 19-23 Oktober 2022, terbukti mampu membantu pelaku usaha mendapatkan pembeli dari dalam dan luar negeri.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi menambahkan sebagai salah satu negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki peluang untuk menjadi pelaku utama pada industri fesyen muslim dan produk halal lainnya.
"Saya optimistis Indonesia dapat menguasai pasar produk halal dunia dan mewujudkan target sebagai pusat produsen produk halal dunia tahun 2024," kata Didi.
JMFW, lanjut Didi, hadir sebagai salah satu platform pengembangan fesyen muslim Indonesia yang diinisiasi Kementerian Perdagangan bekerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia guna mewujudkan Indonesia sebagai pusat fesyen muslim dunia.
"JMFW diharapkan dapat menjadi wadah yang merangkul pihak-pihak terkait, tidak hanya unsur kementerian dan lembaga, tetapi juga akademisi, desainer, asosiasi, industri fesyen dan industri penunjangnya (kosmetik, aksesori, dan alas kaki), serta media untuk mewujudkan misi dimaksud," kata dia.
Baca juga: Enam negara catatkan transaksi 261 juta dolar AS di TEI ke-37