Setiba di Aceh Tamiang, MN dihubungi imigran Rohingya berinisial D dari Tanjung Balai, Sumatera Utara. D diduga seorang agen meminta MN menjemput sejumlah imigran Rohingya yang melarikan diri dari tempat penampungan di Kota Lhokseumawe, Aceh.
"MN diberi imbalan Rp1 juta per orang dan diberikan biaya kendaraan Rp7 juta. Selanjutnya pada 4 Januari 2023, MN menjemput tiga imigran Rohingya dan membawa ke rumahnya di Manyak Payed," kata Aulia Fahmi.
Selanjutnya, MN menghubungi orang berinisial E untuk mencarikan kendaraan guna mengantarkan tiga imigran tersebut ke Tanjung Balai. Imigran itu ditempatkan di rumah yang disewa orang berinisial D di Tanjung Balai. Di rumah yang disewa D tersebut banyak imigran Rohingya.
Beberapa hari kemudian, MN kembali dihubungi orang berinisial S alias N untuk menjemput tujuh laki-laki imigran Rohingya yang juga kabur dari tempat penampungan di Kota Lhokseumawe. Ketujuh imigran tersebut dibawa ke Dumai, setelah sebelumnya sempat diinapkan beberapa hari di rumah MN di Aceh Tamiang.
"Tujuh imigran Rohingya tersebut diserahkan ke sebuah tempat berdasarkan arahan orang berinisial H. Saat penyerahan imigran tersebut juga diserahkan uang Rp20 juta untuk memberangkatkan mereka ke Malaysia," kata Aulia Fahmi.
Adapun barang bukti yang diamankan dari pelaku MN di antaranya enam telepon genggam, satu buku tabungan, dua lembar bukti transfer, empat kartu ATM, paspor Malaysia, dan lainnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kodam IM ungkap penyelundupan imigran Rohingya dari Aceh ke Malaysia