Jakarta (ANTARA) - Pertemuan para menteri luar negeri Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di Jakarta, Sabtu, menghasilkan tiga kesepakatan utama, termasuk upaya organisasi regional itu untuk membantu Myanmar keluar dari krisis politik.
Pertemuan ASEAN Foreign Ministers's Retreat (AMM) itu dipimpin oleh Menlu Retno Marsudi dan dihadiri para menteri luar negeri dari anggota ASEAN, kecuali Myanmar.
Itu merupakan perjumpaan kedua setelah pertemuan Dewan Koordinasi ASEAN (ACC), yang digelar sehari sebelumnya, Jumat (3/2).
"Saya senang dapat memberi tahu Anda bahwa pertemuan-pertemuan ASEAN selama dua hari ini berlangsung secara konstruktif, substantif, dan produktif," ujar Menlu Retno dalam konferensi pers usai pertemuan.
Pertama, Retno menyampaikan, para menlu ASEAN menyatakan dukungan bersama dalam meningkatkan kapasitas dan efektivitas kelembagaan ASEAN serta kesiapan dalam menghadapi tantangan masa kini dan masa depan, termasuk menyongsong ASEAN 2045.
Kedua, para menlu ASEAN juga sepakat untuk menjadikan kawasan Asia Tenggara sebagai pusat pertumbuhan, aspek yang juga menjadi tema keketuaan Indonesia tahun ini.
Salah satu upaya untuk mencapai hal itu adalah dengan memperluas penggalangan dana ASEAN COVID-19 Response Fund menjadi ASEAN Response Fund, serta mengembangkan Kerangka Ekonomi Biru ASEAN (ASEAN Blue Economy Framework).