Jokowi mengawali sambutan pembukaannya dengan mengingatkan bahwa ekonomi global saat ini belum sepenuhnya pulih, persaingan makin tajam, dan dinamika dunia makin tidak terprediksi.
"Dan, yang menjadi pertanyaan apakah ASEAN hanya akan menjadi penonton? Apakah ASEAN hanya akan diam? Apakah ASEAN mampu menjadi motor perdamaian dan pertumbuhan?" katanya.
Presiden Jokowi menekankan keyakinannya bahwa ASEAN bisa menjadi motor perdamaian dan pertumbuhan.
"Saya yakin kita semuanya percaya ASEAN bisa, asalkan satu kuncinya, persatuan. Dengan persatuan ASEAN akan mampu menjadi pemain sentral dalam membawa perdamaian dan pertumbuhan," ujar Jokowi.
Menurut Jokowi, ASEAN punya modal sebagai episentrum pertumbuhan yang terlihat dengan pertumbuhan ekonomi jauh di atas rata-rata dunia.
Hal itu diikuti pula dengan bonus demografi serta kestabilan kawasan yang relatif terjaga.
Sembari menyuarakan keyakinan, Presiden Jokowi mengingatkan bahwa ASEAN masih harus melakukan sejumlah hal guna tetap menjadi episentrum pertumbuhan.
Presiden mengajak ASEAN makin memperkuat integrasi ekonominya, mempererat kerja sama inklusi, termasuk implementasi Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP), serta memperkokoh arsitektur kesehatan, pangan, energi, dan stabilitas keuangan.
"Mari bekerja keras menjadikan ASEAN Matters: Epicentrum of Growth," ujar Jokowi.
Pada keketuaan kali ini, Indonesia mengangkat tema ASEAN Matters: Epicentrum of Growth yang bermakna ASEAN relevan dan penting sebagai pusat pertumbuhan dunia.