Indonesia bertujuan memperkuat kapasitas dan efektivitas kelembagaan ASEAN agar mampu menjawab tantangan 20 tahun ke depan.
Indonesia menyatakan akan mengawal kawasan menuju ASEAN 2045 yang perlu lebih adaptif, responsif, dan kompetitif dengan cara-cara yang sejalan dengan prinsip Piagam ASEAN.
Sebagai ketua, Indonesia juga bertujuan memperkuat pemulihan ekonomi dan menjadikan Asia Tenggara sebagai mesin pertumbuhan yang berkelanjutan.
ASEAN didirikan di Bangkok, Thailand, pada 8 Agustus 1967 dan saat ini beranggotakan Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Brunei Darussalam, Laos, Kamboja, Myanmar, serta Vietnam.
Peran Parlemen
Presiden RI Joko Widodo menekankan di hadapan Majelis Antarparlemen ASEAN (AIPA) bahwa peran parlemen sangat dibutuhkan dalam menyusun agenda ASEAN 2045.
Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut saat membuka Pertemuan Tatap Muka Pemimpin ASEAN-AIPA dalam rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-42 ASEAN di Meruorah Convention Center, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Rabu.
"Dalam jangka panjang peran parlemen juga sangat dibutuhkan untuk menyusun agenda ASEAN tahun 2045," kata Jokowi dalam sambutan pembuka.
Para pemimpin ASEAN-AIPA, lanjut Jokowi, harus bisa memastikan ASEAN mampu lebih tanggap dan tangguh menghadapi tantangan yang ada sehingga menjadi pusat pertumbuhan dan menjadi kawasan yang aman, stabil, dan demokratis.
Presiden Jokowi juga menekankan pentingnya memperkuat kolaborasi antara pemerintah dan parlemen demi menjaga serta memperkokoh stabilitas politik dan demokrasi guna menjamin ASEAN sebagai pusat pertumbuhan dunia.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Jokowi juga mengapresiasi dukungan parlemen-parlemen anggota AIPA dalam upaya penanganan masa-masa kritis pandemi COVID-19.