Bertempat di Seoul Korea Selatan dilangsungkan konferensi internasional tentang World Peace yang dihadiri oleh kurang lebih 2000 peserta dari 150 negara pada 17-19 September 2017.
"Saya bersyukur karena menjadi bagian dari konferensi ini. Bersama Rektor UIN Alauddin Prof. Dr. H. Musafir Pababbari, MA, Warek IV Prof. DR. Hamdan Juhanis, Sekretaris Umum MUI Sulsel, Prof. Dr. M. Ghalib, M.A., Prof. Dr. Rahim Yunus, M.A. serta sejumlah delegasi lainnya dari Makassar, kami merumuskan konsep dan roadmap untuk perdamaian dunia," ujar Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar, Dr. H. Barsihan Noor, M.Ag.
International Conference on World Alliance For Religious Peace ini diadakan sebagai respons atas kondisi terkini dunia, dimana jika keadaan dunia tidak dikondisikan dengan konsep perdamaian, maka peperangan dan konflik akan meluas.
"Sudah terlalu banyak korban jiwa, raga dan Harta benda efek hadirnya konflik di tangan masyarakat. Manusia pada dasarnya dilahirkan atas balutan cinta kasih, bukan atas dasar konflik dan kebencian. Karena itu, pada dasarnya mereka harus menikmati lingkungan yang penuh kedamaian itu. Tapi pada kenyataannya, kita bisa, menyaksikan betapa kemudian konflik mencabik dan merobek harapan dan masa depan mereka," katanya.
Oleh karena itu, katanya, setiap kita diharapkan menjadi Peace Messanger yang berkomitmen untuk menyemai nilai- nilai perdamaian.
"Untuk menjaga kondisi itulah, maka konferensi ini diadakan sebagai bentuk konsolidasi untuk menata dunia yang lebih baik dan harmoni," katanya.
Konferensi yang berlangsung selama tiga hari ini diinisiasi oleh organisasi Perdamaian Dunia HWPL (Heavenly Cuture, World Peace, Restoration of Light ) yang didirikan oleh Mr. Man Hee Lee, berpusat di Korea Selatan.
Beliau adalah veteran Korea Selatan yang memiliki komitmen kuat untuk mempromosikan perdamaian dunia. konferensi dihadiri tidak kurang dari 150 Negara dan deklarasi damai dihadiri kurang lebih 50 ribu orang.