Ankara (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen mengatakan tekanan internasional terhadap Israel akan meningkat dalam dua atau tiga pekan setelah serangan gencar mereka di Jalur Gaza.
Menurut surat kabar Jerusalem Post, Cohen mengatakan bahwa Israel hanya memiliki waktu dua atau tiga pekan sebelum mereka kalah dalam pertempuran diplomatik di panggung internasional untuk menghentikan perang di Gaza.
“Dari sudut pandang diplomatik, kami menyadari bahwa tekanan terhadap Israel mulai terasa. Tekanannya tidak terlalu tinggi (saat ini), tetapi semakin meningkat,” kata Cohen dalam konferensi pers pada Senin (12/11).
Namun, dia menekankan bahwa operasi militer Israel di Gaza tidak akan berhenti sampai kelompok Hamas Palestina dilenyapkan dan para tawanan yang ditahan di Gaza dibebaskan.
Hingga saat ini, delapan negara telah mengambil langkah diplomatik terhadap Israel, termasuk menarik duta besar mereka dari Tel Aviv.
Negara-negara tersebut adalah Bolivia, Chad, Chili, Kolombia, Honduras, Yordania, Turki, dan Afrika Selatan, menurut The Jerusalem Post.
Cohen juga mengatakan bahwa Israel khawatir 13 hingga 14 negara lainnya akan mengambil sikap serupa.
“Kami menjalin kontak dekat dengan negara-negara tersebut untuk mencegah rusaknya hubungan kami dengan mereka,” ujar dia.
Ketika serangan Israel di Jalur Gaza memasuki hari ke-38, sedikitnya 11.180 warga Palestina telah terbunuh, termasuk lebih dari 7.700 anak-anak dan perempuan, sementara lebih dari 28.200 orang lainnya terluka, menurut angka terbaru dari otoritas Palestina.
Ribuan bangunan, termasuk rumah sakit, masjid dan gereja, juga rusak atau hancur akibat serangan udara dan darat yang tiada henti yang dilancarkan Israel terhadap wilayah kantong yang terkepung sejak bulan lalu.
Jumlah korban tewas di Israel hampir 1.200 korban.
Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Israel akui meningkatnya tekanan internasional atas perangnya di Gaza