Guru SILN Se-Malaysia Ikuti Lokakarya Peningkatan Kompetensi

id Guru SILN Se-Malaysia Ikuti Lokakarya Peningkatan Kompetensi

Guru SILN Se-Malaysia Ikuti Lokakarya Peningkatan Kompetensi

Kuala Lumpur, (AntaraKL) - Sebanyak 73 guru Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN) di Malaysia mengikuti lokakarya Peningkatan Kompetensi Guru SILN se-Malaysia yang digelar di Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia.

Atase Pendidikan dan Kebudayaan, KBRI Kuala Lumpur Ari Purbayanto dalam keterangan pers yang dterima Antara di Kuala Lumpur, Minggu, menjelaskan bahwa lokakarya ini merupakan yang pertama kali diadakan di Malaysia dengan mempertemukan seluruh guru SILN yang ada di negara ini.

Lokakarya ini merupakan upaya memberikan wawasan, pengetahuan, dan penyegaran kepada para guru dengan harapan mereka dapat meningkatkan layanan pendidikan lebih optimal, katanya.

Kegiatan yang digelar mulai 31 Juli hingga 2 Agustus tersebut diikuti oleh 29 guru dari Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL), 3 guru dari Rintisan Sekolah Indonesia Johor Bahru (RSIJB), dan 41 guru dari Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK).

Kegiatan inipun, lanjut Ari, sejalan dengan harapan Mendikbud Anies Baswedan akan perlunya jaminan akses dan mutu pendidikan anak-anak Indonesia di luar negeri, yang disampaikannya setelah penandatanganan Peraturan Bersama antara Menlu dan Mendikbud tentang penyelenggaraan SILN, 14 Juli 2015 lalu.

“Terobosan ini menjadi sangat penting agar kualitas pendidikan anak-anak Indonesia di Malaysia lebih baik lagi. Saat ini ada anggapan bahwa kualitas pendidikan di sekolah Indonesia luar negeri dan di Community Learning Centre (CLC) masih rendah. Melalui pelatihan seperti ini diharapkan terjadi peningkatan kompetensi guru dalam penyelenggaraan secara signifikan,” tegasnya.

Kegiatan ini menjadi pioneer peningkatan kompetensi guru Indonesia yang bertugas di Malaysia dan akan diagendakan setiap tahun, katanya.

Sementara itu, Wakil Dubes RI untuk Malaysia Hermono berharap agar para guru dapat meningkatkan kinerjanya dan terus menambah pengetahuannya terhadap metode pembelajaran yang inovatif dan menarik agar kualitas pendidikan anak-anak Indonesia di Malaysia semakin meningkat.

“Minimal para guru SILN bisa bertemu dengan para kolega guru lainnya dan bertukar informasi. Semoga pertemuan seperti ini menjadi wahana bertukar pengalaman dari tempat yang berbeda,” katanya.

Konsul Jenderal RI Kota Kinabalu, Akhmad DH. Irfan menyampaikan bahwa keberadaan guru Indonesia di Sabah sangat diperlukan. Namun diharapkan mereka dapat mematuhi peraturan yang berlaku sehingga proses belajar-mengajar bagi anak-anak WNI di Wilayah Sabah bisa terus berlangsung.

Salah satu peraturan yang agak membelenggu guru adalah adanya aturan penghasilan minimum RM5000 untuk dapat diizinkan oleh Jabatan Imigresen Malaysia membawa keluarga. Padahal gaji guru Sekolah Indonesia Kota Kinabalu rata-rata RM4000. Diharapkan Pemerintah dapat meningkatkan gaji guru SILN Malaysia sehingga memenuhi aturan tersebut, katanya. (Tz/sh)

Pewarta :
Editor:
COPYRIGHT © ANTARA 2025


Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.