Joey Alexander, musisi jazz cilik Indonesia

id Joey Alexander, musisi jazz cilik Indonesia

Joey Alexander, musisi jazz cilik Indonesia

Musisi jazz cilik nan ajaib dari Indonesia, Joey Alexander (joeyalexandermusic.com)

Jakarta (AntaraKL) - Musisi jazz cilik Indonesia, Joey Alexander, menghentak dunia lewat pemberitaan media massa setelah mendapatkan dua nomine anugerah musik bergengsi di dunia, Grammy Award.

"Hari ini album Joey Alexander, 'My Favorite Things' dinominasikan untuk (mendapatkan) Grammy untuk dua kategori: Album Jazz Instrumental dan Best Improvised Jazz Solo (solo improvisasi jazz terbaik)," demikian keterangan dalam laman resmi Joey Alexander bertanggal 7 Desember 2015.

Laman pribadi resmi Joey Alexander itu meneruskan, "Joey adalah orang paling muda yang menjadi nomine Grammy pada kategori jazz!"

Berdasarkan lamannya itu, joeyalexandermusic.com, Joey lahir di Denpasar Bali, pada 2003, tanpa menyebutkan tanggal dan bulannya.

Perkenalan pertama Joey dengan musik (piano) belrangsung saat dia berusia enam tahun.

Dalam usia sebelia itu, dengan pianonya, dia sudah bisa memainkan lagu musisi-musisi terkenal yang dia dengarkan dari koleksi jazz sang ayah.

Pada usia semuda itu dia piawai memainkan melodi-melodi gubahan Thelonius Sphere Monk yang adalah musisi jazz, pianis, dan komponis asal Amerika Serikat.

Ayahnya yang disebut dalam laman ini sebagai musisi amatir, mengenalkan Joey kepada jazz klasik dan beberapa kali mengajak sang anak manggung dengan sejumlah musisi di Bali dan Jakarta.

"Dari sana, intuisi musik dia berkembang karena dia memang mencinta musik jazz," tulis laman itu.

Hanya belajar dari mendengarkan musik, awal warna jazz Joey dipengaruhi oleh musisi-musisi jazz seperti Duke Ellington, Thelonious Monk, Bill Evans danh John Coltrane. Dia memiliki ketertarikan khusus kepada pemain-pemain terompet seperti Clifford Brown, Lee Morgan, Miles Davis dan Wynton Marsalis.

Kendati tak menerima pelatihan resmi jazz, Joey malah bisa mengembangkan tekniknya sendiri dan kedalaman musikalitasnya telah dengan cepat melesatkan dia ke panggung jazz Indonesia dan mancanagara.

Pada usia 8 tahun, badan PBB urusan anak-anak UNESCO mengundang Joey untuk memainkan piano solo di depan ikon musik jazz Herbie Hancock selagi sang maestro berkunjung ke Indonesia.

Joey menarik inspirasi besar dari respon yang antusiastis Herbie terhadap sajian musiknya.

Pada udia 10 tahun, Joey tampil pada festival-festival jazz di Jakarta dan Copenhagen. Dia malah mendapat anugerah improvisasi jazz di Odessa, Ukraina, mengalahkan sekitar 200 profesional jazz dari 17 negara.

Pada 2014, Joey tampil pada ajang jazz bergengsi tingkat dunia di Kota New York di Lincoln Center di Rose Hall, Jazz Foundation of America di Apollo, dan Arthur Ashe Learning Center di Gotham Hall.

Pada 12 Mei 2015, Joey merilis album ‘My Favorite Things’ yang dikeluarkan label musik langganan peraih Oscar, Motema Music.

Pada debut rekamannya ini, Joey memainkan nada-nada klasik dari Coltrane sampai Rodgers & Hammerstein dengan sentuhan mendalam, semangat bertualang dan improvisasi tinggi.

‘My Favorite Things’ diproduksi oleh peraih Grammy, Jason Olaine.

Dalam albumnya ini, Joey diiringi bassis Larry Grenadier dan drumer peraih dua Grammy, Ulysses Owens, serta tiga musisi muda berbakat dari New York, yakni Russell Hall (bass), Sammy Miller (drum) dan Alphonso Horne (terompet).

Pada albumnya ini ada tiga lagu andalan Joey, yakni “Giant Steps” yang impresionistis, “It Might As Well Be Spring,” dan “Over the Rainbow” yang berisi penafiran musiknya yang luar biasa.

Joey membuktikan diri sebagai profesional jazz sejati nan istimewa, tulis lamannya. Dia tak pelak lagi seorang jenius musik.

Harian terkemuka Amerika Serikat New York Times membandingkan keajaibannya dengan dua pianis muda yang mengawali kejeniusan musiknya pada usia anak, yakni Gadi Lehavi dari Israel dan Beka Gochiashvili dari Georgia.

New York Times juga menyandingkan Joey dengan Julian Lage, gitaris yang sejak usia 8 tahun sudah menguncang AS, yang diasuh oleh musisi Gary Burton yang juga pernah menjadi anak ajaib di musik.

Seperti musisi-musisi ajaib itu, Joey juga senang menarik pelajaran dari generasi sebelum dia.

"Tahukah Anda, hal yang selalu orang katakan kepada saya adalah, 'teruslah bermain'," kata Joey kepada New York Times 12 Mei 2015.

Mengutip laman resminya joeyalexander.com, dalam album "My Favorite Things" yang mendapat nomine album terbaik pada Oscar 2016 nanti, teradapat sembilan lagu.

Kesembilannya adalah "Giant Steps", "Lush Life", "My Favorite Things", "It Might as Well Be Spring", "Ma Blues", "Round Midnight", "I Mean You", "Tour De Force", dan "Over the Rainbow".

Sampai 11 Februari 2016, mulai dari 12 December nanti, Joey memiliki delapan jadwal tour yang semuanya di Amerika Serikat, mulai dari Carver Theatre di Birmingham, Alabama, sampai Germantown Performing Arts Center di Tennessee.