Penggunaan ICU COVID-19 di Semenanjung Malaysia 70 persen lebih

id Malaysia,Covid-19

Penggunaan ICU COVID-19 di Semenanjung Malaysia 70 persen lebih

ilustrasi - pemasangan ventilator. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/wsj/aa.

"Berbagai inisiatif telah dan sedang diambil oleh KKM dengan kerjasama pelbagai lembaga pemerintah dan swasta bagi membendung penularan wabah COVID-19 menjadi lebih parah di Malaysia," katanya.

Kuala Lumpur (ANTARA) - Menurut statistik yang dilaporkan Crisis Preparedness and Response Centre (CPRC) Kebangsaan Kementrian Kesehatan Malaysia kadar penggunaan tempat tidur pasien kritis / ICU COVID-19 melebihi 70 persen di Hospital Sungai Buloh, Hospital Kuala Lumpur, Hospital Ampang, Hospital Serdang, dan Hospital Tengku Ampuan Rahimah Klang.

Dirjen Kesehatan Kementrian Kesehatan Malaysia (KKM), Tan Sri Dr Noor Hisham Abdullah mengemukakan hal itu di Putrajaya, Senin.

"Berbagai inisiatif telah dan sedang diambil oleh KKM dengan kerjasama pelbagai lembaga pemerintah dan swasta bagi membendung penularan wabah COVID-19 menjadi lebih parah di Malaysia," katanya.

Berbagai inisiatif tersebut adalah pengamatan genomik oleh Institut Penyelidikan Pengobatan (IMR) terhadap lebih banyak sampel kasus COVID-19. Aktivitas ini meliputi tiga Variant of Concern (VOC) iaitu varian B.1.351, B.1.1.7, B.1.1.28 dan satu Variant of Interest (VOI) yaitu B.1.617.1 telah dikenali.

Pengawalan perbatasan negara telah diperketat dengan melarang masuk pelancong bukan warganegara dari India dan memanjangkan tempo karantina menjadi 14 hari kepada pelancong dari negara-negara yang melaporkan penularan tempatan VOC.

Kemudian pengawalan sempadan daerah dan negeri (provinsi) diperketat melalui Sekatan / Pembatasan Jalan Raya (SJR) di seluruh negeri.

Melewati perbatasan untuk tujuan tertentu saja dan perlu mendapat izin pihak Polisi Diraja Malaysia (PDRM) sebelum membuat perjalanan.

Kemudian meningkatkan kapasitas rumah sakit dan ICU, melaksanakan Program Imunisasi COVID-19 Kebangsaan Fasa 2, menggiatkan aktivitas penegakan terhadap pematuhan SOP dengan bantuan pelbagai lembaga seperti PDRM, Departemen Imigrasi Malaysia (JIM), Kementerian Perdagangan Internasional dan Industri (MITI), Kementerian Perdagangan Dalam Negeri dan Konsumen (KPDNHEP), Kementerian Perumahan dan Pemerintah Setempatan (KPKT), Dewan Bandaraya (Pemerintah Kota) dan Pihak Berkuasa Tempatan (PBT) atau kelurahan dan kecamatan.

Selain itu adalah memperkuat komunitas dalam menghadapi ancaman wabah COVID-19 di seluruh negari dengan melancarkan Agen Basmi COVID-19 (ABC-19) dan melancarkan Hotspots Identification for Dynamic Engagement (HIDE) kerjasama dengan Bank Negara Malaysia dengan menerapkan strategi intervensi bersasar dengan berdasarkan ramalan "hotspot".

Malaysia saat ini mencatat pertambahan sebanyak 61.984 kasus baru dan 235 kasus kematian COVID-19 dalam masa empat pekan.