Padang (ANTARA) - Sebanyak 327 desa wisata di Sumatera Barat (Sumbar) siap untuk menjadi destinasi alternatif untuk menghabiskan waktu liburan bagi perantau dan wisatawan pada libur Lebaran 1444 Hijriah/2023.
"Kita punya 327 desa wisata yang bisa menjadi destinasi alternatif bagi perantau dan wisatawan yang ingin mencari suasana berbeda di Sumbar," kata Kepala Bidang Destinasi dan Industri Pariwisata Dinas Pariwisata Sumbar, Doni Hendra di Padang, Senin.
Ia mengatakan sejumlah destinasi di Sumbar sudah sangat dikenal oleh wisatawan seperti Harau di Kabupaten Limapuluh Kota, Istano Pagaruyung di Tanah Datar, Jam Gadang di Bukittinggi, Danau Maninjau di Agam, Danau Singkarak di Solok, Pantai Padang hingga Kawasan Mandeh di Pesisir Selatan.
Destinasi tersebut selalu dipadati oleh wisatawan setiap kali libur lebaran. Penumpukan itu seringkali menyebabkan kemacetan dan ketidaknyamanan. Karena itu destinasi wisata alternatif patut menjadi pertimbangan.
Doni menyebut tahun ini, banyak desa wisata sebagai alternatif tempat wisata yang bisa dikunjungi oleh wisatawan. Masing-masing desa wisata memiliki pesona sendiri. Sebagian mengandalkan keindahan alam, sebagian mengandalkan atraksi, sebagian lagi mengandalkan seni budaya dan kuliner.
"Wisatawan bisa memilih sesuai selera. Pengelola sudah siap untuk menyambut wisatawan sehingga dipastikan tidak akan kecewa," ujarnya.
Untuk memberikan kenyamanan kepada pemudik dan wisatawan yang datang, Dinas Pariwisata Sumbar melakukan koordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota untuk melakukan monitoring dan pemantauan di destinasi wisata.
Beberapa persoalan yang terjadi di tempat wisata seperti harga makanan dan minuman, aksi premanisme, pemalakan di tempat parkir harus menjadi perhatian serius karena bisa merusak nama daerah.
Selain itu persoalan sampah di destinasi wisata yang banyak dikeluhkan juga dicarikan solusi diantaranya dengan memperbanyak tempat sampah.
"Kita telah minta kabupaten dan kota untuk menyediakan posko satgas dan layanan pengaduan di destinasi wisata," katanya.
Selain itu untuk libur lebaran 1444 hijriah, Pemprov Sumbar melalui Dinas Komunikasi dan Informatika juga menyediakan layanan informasi bagi wisatawan, termasuk untuk pariwisata.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Sumbar, Siti Aisyah menyebut informasi digital dengan penggunaan QR Code atau scan barcode akan disebar di berbagai titik strategis sehingga bisa didapatkan dengan mudah oleh wisatawan.
"Cukup dengan men-scan barcode yang telah disediakan, maka pemudik dan wisatawan mendapatkan informasi yang utuh tentang pariwisata Sumbar," katanya.*
"Kita punya 327 desa wisata yang bisa menjadi destinasi alternatif bagi perantau dan wisatawan yang ingin mencari suasana berbeda di Sumbar," kata Kepala Bidang Destinasi dan Industri Pariwisata Dinas Pariwisata Sumbar, Doni Hendra di Padang, Senin.
Ia mengatakan sejumlah destinasi di Sumbar sudah sangat dikenal oleh wisatawan seperti Harau di Kabupaten Limapuluh Kota, Istano Pagaruyung di Tanah Datar, Jam Gadang di Bukittinggi, Danau Maninjau di Agam, Danau Singkarak di Solok, Pantai Padang hingga Kawasan Mandeh di Pesisir Selatan.
Destinasi tersebut selalu dipadati oleh wisatawan setiap kali libur lebaran. Penumpukan itu seringkali menyebabkan kemacetan dan ketidaknyamanan. Karena itu destinasi wisata alternatif patut menjadi pertimbangan.
Doni menyebut tahun ini, banyak desa wisata sebagai alternatif tempat wisata yang bisa dikunjungi oleh wisatawan. Masing-masing desa wisata memiliki pesona sendiri. Sebagian mengandalkan keindahan alam, sebagian mengandalkan atraksi, sebagian lagi mengandalkan seni budaya dan kuliner.
"Wisatawan bisa memilih sesuai selera. Pengelola sudah siap untuk menyambut wisatawan sehingga dipastikan tidak akan kecewa," ujarnya.
Untuk memberikan kenyamanan kepada pemudik dan wisatawan yang datang, Dinas Pariwisata Sumbar melakukan koordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota untuk melakukan monitoring dan pemantauan di destinasi wisata.
Beberapa persoalan yang terjadi di tempat wisata seperti harga makanan dan minuman, aksi premanisme, pemalakan di tempat parkir harus menjadi perhatian serius karena bisa merusak nama daerah.
Selain itu persoalan sampah di destinasi wisata yang banyak dikeluhkan juga dicarikan solusi diantaranya dengan memperbanyak tempat sampah.
"Kita telah minta kabupaten dan kota untuk menyediakan posko satgas dan layanan pengaduan di destinasi wisata," katanya.
Selain itu untuk libur lebaran 1444 hijriah, Pemprov Sumbar melalui Dinas Komunikasi dan Informatika juga menyediakan layanan informasi bagi wisatawan, termasuk untuk pariwisata.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Sumbar, Siti Aisyah menyebut informasi digital dengan penggunaan QR Code atau scan barcode akan disebar di berbagai titik strategis sehingga bisa didapatkan dengan mudah oleh wisatawan.
"Cukup dengan men-scan barcode yang telah disediakan, maka pemudik dan wisatawan mendapatkan informasi yang utuh tentang pariwisata Sumbar," katanya.*