Palembang, (AntaraKL) - Pemilik merek dagang "Zainal Songket" menyiapkan 8.000 lembar kain khas Sumatera Selatan untuk menyambut para tamu negara, wisatawan mancanegara, atlet dan ofisial yang bertanding pada perhelatan Asian Games XVIII di Palembang, 18 Agustus-2 September 2018.
Desainer pemilik Zainal Songket, Zainal Arifin di Palembang, Sabtu, mengatakan stok lebih itu tak lain guna memanfaatkan momen Asian Games yang belum tentu terulang dalam 100 tahun mendatang di Indonesia.
"Sebagai pebisnis yang bergerak di bidang pembuatan kain, tentunya saya tidak mau menyia-yiakan kesempatan ini. Sedangkan sebagai seniman, saya juga ingin menangkap momen ini untuk menduniakan kain songket, jadi Insya Allah dapat dua-duanya," kata Zainal.
Palembang sebagai kota kedua setelah Jakarta bakal kedatangan 3.100 atlet dan ofisial dari 45 negara peserta Asian Games.
Sejak setahun terakhir, Zainal mempersiapkan usahanya agar benar-benar siap menyambut para tamu negara dan para wisatawan mancanegara itu.
Sejauh ini, Zainal Songket yang brand-nya sudah menasional dan memiliki jaringan di sejumlah negara Asia Tenggara seperti Malaysia, Singapura, Brunai Darusalam, dan Thailand ini telah menjalin kerja sama dengan 40 penenun songket di Palembang.
Puluhan penenun ini memiliki kontrak jangka panjang dengan Zainal Songket untuk menyetor beberapa lembar kain pada setiap bulannya.
Khusus untuk Asian Games, Zainal memperbanyak kain dengan warna-warna pastel untuk menyambar wisatawan Eropa yang lebih menyukai warna tersebut, dan kain berwarna terang seperti warna merah, kuning, orange, untuk menangkap peminat dari Negara Tionghua.
Untuk harga juga cukup terjangkau yakni dari Rp250.000 per lembar hingga Rp7.5 juta per lembar.
Bukan hanya kain songket, kain jumputan, kain tajung, dan blongket, bisnis ini juga menghasilkan sejumlah suvenir seperti kipas songket, gantungan kunci, tepak, dan lainnya dengan harga Rp5.000 hingga Rp150.000 per buah.
Sementara itu, khusus di gerainya yang berada di Jalan Ki Gede Ing Suro Palembang telah disulap menjadi destinasi wisata.
Para wisatawan dapat melihat langsung cara pembuatan kain songket yang 'mewah' karena merupakan buatan tangan (bukan mesin).
"Ada dua sampai tiga penenun yang ada di gerai saya, jadi para wisatawan bisa melihat dan mengetahui bahwa kain songket ini benar-benar wah, dibuat tidak sembarangan. Dengan begitu, mereka akan sangat menghargai oleh-oleh dari Palembang ini," ujar dia.
Momen Asian Games menjadi momen berharga. Menurut Kementerian Pariwisata bakal ada 51 wisatawan mancanegara yang akan mengunjungi Palembang selama Asian Games berlangsung dengan jumlah pemasukan devisa lebih dari Rp1 triliun.
Pada (19/7) lalu Zainal Songket ikut menghadiri Festival Songket ASEAN yang berlangsung di Universitasi Sains dan Managemen (Management and Science University/MSU) di Kuala Lumpur yang dihadiri Tungku Permaisuri Norashikin, istri Sultan Selangor.
Festival tersebut turut dihadiri Atase Perdagangan KBRI Kuala Lumpur, Rifa Arini dan Atase Dikbud KBRI Kuala Lumpur, Prof Dr Ari Purbayanto.
Desainer pemilik Zainal Songket, Zainal Arifin di Palembang, Sabtu, mengatakan stok lebih itu tak lain guna memanfaatkan momen Asian Games yang belum tentu terulang dalam 100 tahun mendatang di Indonesia.
"Sebagai pebisnis yang bergerak di bidang pembuatan kain, tentunya saya tidak mau menyia-yiakan kesempatan ini. Sedangkan sebagai seniman, saya juga ingin menangkap momen ini untuk menduniakan kain songket, jadi Insya Allah dapat dua-duanya," kata Zainal.
Palembang sebagai kota kedua setelah Jakarta bakal kedatangan 3.100 atlet dan ofisial dari 45 negara peserta Asian Games.
Sejak setahun terakhir, Zainal mempersiapkan usahanya agar benar-benar siap menyambut para tamu negara dan para wisatawan mancanegara itu.
Sejauh ini, Zainal Songket yang brand-nya sudah menasional dan memiliki jaringan di sejumlah negara Asia Tenggara seperti Malaysia, Singapura, Brunai Darusalam, dan Thailand ini telah menjalin kerja sama dengan 40 penenun songket di Palembang.
Puluhan penenun ini memiliki kontrak jangka panjang dengan Zainal Songket untuk menyetor beberapa lembar kain pada setiap bulannya.
Khusus untuk Asian Games, Zainal memperbanyak kain dengan warna-warna pastel untuk menyambar wisatawan Eropa yang lebih menyukai warna tersebut, dan kain berwarna terang seperti warna merah, kuning, orange, untuk menangkap peminat dari Negara Tionghua.
Untuk harga juga cukup terjangkau yakni dari Rp250.000 per lembar hingga Rp7.5 juta per lembar.
Bukan hanya kain songket, kain jumputan, kain tajung, dan blongket, bisnis ini juga menghasilkan sejumlah suvenir seperti kipas songket, gantungan kunci, tepak, dan lainnya dengan harga Rp5.000 hingga Rp150.000 per buah.
Sementara itu, khusus di gerainya yang berada di Jalan Ki Gede Ing Suro Palembang telah disulap menjadi destinasi wisata.
Para wisatawan dapat melihat langsung cara pembuatan kain songket yang 'mewah' karena merupakan buatan tangan (bukan mesin).
"Ada dua sampai tiga penenun yang ada di gerai saya, jadi para wisatawan bisa melihat dan mengetahui bahwa kain songket ini benar-benar wah, dibuat tidak sembarangan. Dengan begitu, mereka akan sangat menghargai oleh-oleh dari Palembang ini," ujar dia.
Momen Asian Games menjadi momen berharga. Menurut Kementerian Pariwisata bakal ada 51 wisatawan mancanegara yang akan mengunjungi Palembang selama Asian Games berlangsung dengan jumlah pemasukan devisa lebih dari Rp1 triliun.
Pada (19/7) lalu Zainal Songket ikut menghadiri Festival Songket ASEAN yang berlangsung di Universitasi Sains dan Managemen (Management and Science University/MSU) di Kuala Lumpur yang dihadiri Tungku Permaisuri Norashikin, istri Sultan Selangor.
Festival tersebut turut dihadiri Atase Perdagangan KBRI Kuala Lumpur, Rifa Arini dan Atase Dikbud KBRI Kuala Lumpur, Prof Dr Ari Purbayanto.