Kuala Lumpur (ANTARA) - Dua orang warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Kuala Lumpur Malaysia masing-masing berinisial B dan AH meninggal dunia karena terpapar COVID-19.
"Mohon doanya jamaah majelis taklim kami baru meninggal karena terpapar COVID-19," ujar Rois Syuriah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Malaysia, Dr Mohammad Mahbubi Ali di Kuala Lumpur, Jumat.
AH meninggal dunia pada Senin (7/6) sedangkan B meninggal dunia pada Rabu (9/6).
"Pak B terpapar dari Pak AH hanya karena mengantarkan obat. Dua hari kemudian beliau juga wafat. Innalillahi," kata Pimpinan Komite Shariah Affin Islamic Bank ini.
Anggota Majelis Ta'lim Ikatan Keluarga Besar Alumni dan Simpatisan Pondok Pesantren Miftahul Ulum (IKBAS PPMU) Panyeppen Wilayah Istimewa Malaysia tersebut meninggal dunia karena terpapar COVID-19.
Mahbubi mengatakan AH meninggal dunia di-flat-nya dan belum sempat tes COVID-19.
"Akhirnya semua isi rumah dan yang menjengguknya semua terpapar. Pak B meninggal di Hospital Kajang," katanya.
Mereka yang terpapar sekarang di rumah sakit dan sebagian besar isolasi di rumah.
IKBAS PPMU Panyeppen Pamekasan di Malaysia mengucapkan duka cita terkait meninggalnya dua orang tersebut.
"Semoga Allah menerima amalnya, menghapus dosa dan kesalahannya. Membangkitkan bersama para Nabi, orang-orang yang sholeh serta memperoleh syafaat Rasulullah dan ahlulbait-nya," ujar Ketua Majlis Taujih IKBAS PPMU Panyeppen di Malaysia, Ustad Nawawi.
Pada Kamis (10/6) jumlah kasus harian COVID-19 di Malaysia mencapai 5.671 orang sedangkan Kuala Lumpur mencapai 769 atau tertinggi kedua setelah Selangor sebesar 1.510 dari sembilan negara bagian atau provinsi.
Koordinator Fungsi Pensosbud KBRI Kuala Lumpur Yoshi Iskandar ketika dikonfirmasi mengatakan pihaknya telah memastikan jenazah almarhum WNI yang terpapar COVID-19 telah dimakamkan sesuai protokol kesehatan.
"KBRI juga telah memastikan dari anggota keluarga masih dirawat di rumah sakit Serdang kondisinya semakin membaik untuk bisa kembali ke rumahnya," katanya.
Yoshi mengatakan pemberian dan pendataan bantuan juga akan dilakukan untuk membantu keluarga yang membutuhkan.
"KBRI terus menghimbau agar WNI selalu mematuhi protokol kesehatan dan selalu membuka saluran komunikasi bagi masyarakat Indonesia yang memerlukan bantuan," katanya.
"Mohon doanya jamaah majelis taklim kami baru meninggal karena terpapar COVID-19," ujar Rois Syuriah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Malaysia, Dr Mohammad Mahbubi Ali di Kuala Lumpur, Jumat.
AH meninggal dunia pada Senin (7/6) sedangkan B meninggal dunia pada Rabu (9/6).
"Pak B terpapar dari Pak AH hanya karena mengantarkan obat. Dua hari kemudian beliau juga wafat. Innalillahi," kata Pimpinan Komite Shariah Affin Islamic Bank ini.
Anggota Majelis Ta'lim Ikatan Keluarga Besar Alumni dan Simpatisan Pondok Pesantren Miftahul Ulum (IKBAS PPMU) Panyeppen Wilayah Istimewa Malaysia tersebut meninggal dunia karena terpapar COVID-19.
Mahbubi mengatakan AH meninggal dunia di-flat-nya dan belum sempat tes COVID-19.
"Akhirnya semua isi rumah dan yang menjengguknya semua terpapar. Pak B meninggal di Hospital Kajang," katanya.
Mereka yang terpapar sekarang di rumah sakit dan sebagian besar isolasi di rumah.
IKBAS PPMU Panyeppen Pamekasan di Malaysia mengucapkan duka cita terkait meninggalnya dua orang tersebut.
"Semoga Allah menerima amalnya, menghapus dosa dan kesalahannya. Membangkitkan bersama para Nabi, orang-orang yang sholeh serta memperoleh syafaat Rasulullah dan ahlulbait-nya," ujar Ketua Majlis Taujih IKBAS PPMU Panyeppen di Malaysia, Ustad Nawawi.
Pada Kamis (10/6) jumlah kasus harian COVID-19 di Malaysia mencapai 5.671 orang sedangkan Kuala Lumpur mencapai 769 atau tertinggi kedua setelah Selangor sebesar 1.510 dari sembilan negara bagian atau provinsi.
Koordinator Fungsi Pensosbud KBRI Kuala Lumpur Yoshi Iskandar ketika dikonfirmasi mengatakan pihaknya telah memastikan jenazah almarhum WNI yang terpapar COVID-19 telah dimakamkan sesuai protokol kesehatan.
"KBRI juga telah memastikan dari anggota keluarga masih dirawat di rumah sakit Serdang kondisinya semakin membaik untuk bisa kembali ke rumahnya," katanya.
Yoshi mengatakan pemberian dan pendataan bantuan juga akan dilakukan untuk membantu keluarga yang membutuhkan.
"KBRI terus menghimbau agar WNI selalu mematuhi protokol kesehatan dan selalu membuka saluran komunikasi bagi masyarakat Indonesia yang memerlukan bantuan," katanya.