Banda Aceh (ANTARA) - Seorang pekerja migran Indonesia (PMI) asal Kabupaten Aceh Tamiang, Mauri membutuhkan uluran tangan untuk dapat pulang dari Malaysia setelah mengalami luka di bagian kepala saat bekerja di negeri jiran.
Miran yang saat ini masih menjalani pengobatan luka di kepalanya karena kecelakaan kerja di salah satu rumah sakit di Kelantan, Malaysia. Namun warga Aceh yang masih dalam perawatan rumah sakit tersebut mengeluh ingin segera dipulangkan ke Tanah Air.
Ia ingin segera dapat berkumpul lagi bersama keluarganya, kata anggota DPR Aceh Asrizal Asnawi yang dihubungi dari Banda Aceh, Minggu.
Saat ini, menurut Asrizal, PMI asal Aceh itu tidak lagi memiliki identitas apapun, termasuk paspor. Karenanya, dirinya berharap pemerintah bisa memfasilitasinya agar mendapatkan dokumen resmi sekaligus biaya kepulangan ke kampung halamannya.
"Mauri meminta bantuan agar dirinya bisa pulang ke kampung halaman. Paspor untuk Pak Mauri sudah saya komunikasi dengan KBRI Malaysia. Insyaallah segera difasilitasi," katanya.
Namun, menurut Asrizal, kalaupun dokumennya bisa dilengkapi, PMI tersebut tidak memiliki biaya transportasi untuk pulang ke kampung halamannya.
"Untuk biaya kepulangan Mauri ke Tanah Air dirinya butuh uluran tangan para dermawan, khususnya pemerintah daerah," kata Asrizal.
Sebelumnya seorang PMI asal Aceh Tamiang Lili Herawati yang bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) di Malaysia dan hilang kontak dengan keluarganya selama delapan tahun juga telah diamankan pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur.
Selain berupaya memulangkan Lili, Asrizal mengatakan dirinya bersama masyarakat Aceh dan KBRI juga akan memperjuangkan hak-hak korban selama delapan tahun bekerja, dan mengadvokasi terkait penyiksaan korban.
Baca juga: AOMI angkat bicara soal 147 PMI NTB yang tertunda berangkat ke Malaysia
Baca juga: Puluhan CPMI dari Lombok Tengah tujuan Malaysia dapat pembekalan
Baca juga: BP2MI Makassar menunggu 250 PMI yang dipulangkan dari Malaysia
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: PMI asal Aceh butuh bantuan pemulangan dari Malaysia
Miran yang saat ini masih menjalani pengobatan luka di kepalanya karena kecelakaan kerja di salah satu rumah sakit di Kelantan, Malaysia. Namun warga Aceh yang masih dalam perawatan rumah sakit tersebut mengeluh ingin segera dipulangkan ke Tanah Air.
Ia ingin segera dapat berkumpul lagi bersama keluarganya, kata anggota DPR Aceh Asrizal Asnawi yang dihubungi dari Banda Aceh, Minggu.
Saat ini, menurut Asrizal, PMI asal Aceh itu tidak lagi memiliki identitas apapun, termasuk paspor. Karenanya, dirinya berharap pemerintah bisa memfasilitasinya agar mendapatkan dokumen resmi sekaligus biaya kepulangan ke kampung halamannya.
"Mauri meminta bantuan agar dirinya bisa pulang ke kampung halaman. Paspor untuk Pak Mauri sudah saya komunikasi dengan KBRI Malaysia. Insyaallah segera difasilitasi," katanya.
Namun, menurut Asrizal, kalaupun dokumennya bisa dilengkapi, PMI tersebut tidak memiliki biaya transportasi untuk pulang ke kampung halamannya.
"Untuk biaya kepulangan Mauri ke Tanah Air dirinya butuh uluran tangan para dermawan, khususnya pemerintah daerah," kata Asrizal.
Sebelumnya seorang PMI asal Aceh Tamiang Lili Herawati yang bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) di Malaysia dan hilang kontak dengan keluarganya selama delapan tahun juga telah diamankan pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur.
Selain berupaya memulangkan Lili, Asrizal mengatakan dirinya bersama masyarakat Aceh dan KBRI juga akan memperjuangkan hak-hak korban selama delapan tahun bekerja, dan mengadvokasi terkait penyiksaan korban.
Baca juga: AOMI angkat bicara soal 147 PMI NTB yang tertunda berangkat ke Malaysia
Baca juga: Puluhan CPMI dari Lombok Tengah tujuan Malaysia dapat pembekalan
Baca juga: BP2MI Makassar menunggu 250 PMI yang dipulangkan dari Malaysia
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: PMI asal Aceh butuh bantuan pemulangan dari Malaysia